Prolog

853 Words
Seorang gadis berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni tangga turun menuju ruang makan rumahnya, ia sudah berpakaian rapi dengan celana bahan warna hitam, kemeja wanita warna toscha dan tas tangan hitam. Dia adalah Cassandra, gadis cantik berusia 25 tahun putri seorang pengusaha garmen, Arya Adyatama. Walau ia putri dari pengusaha garmen tapi ia tidak mau seenaknya memegang jabatan di perusahaan papanya, ia bekerja di sebuah perusahaan garmen lain. Bukan sebagai mata mata tapi untuk mengasah ilmu dan keahliannya, tak ingin hanya ongkang-ongkang kaki dengan jabatan tinggi di perusahaan papanya. "Selamat pagi pa, ma, bang Carlo," sapa Cassandra cinta pada seluruh anggota keluarganya, ia hanya dua bersaudara dengan kakaknya, Carlo Adyatama yang berusia 27 tahun. "Selamat pagi sayang," jawab bu Sandra, mama Cassandra. Bu Sandra meminta art yang berdiri tak jauh darinya mengambilkan makanan untuk putrinya itu. "Apa kamu tidak ingin resign dan bantu papa dan abang kamu si perusahaan Casey sayang?" tanya pak Arya pada Cassandra, Casey adalah panggilan sayang keluarga pada Cassandra. "Come on pa, aku baru dua tahun bekerja di perusahaan itu, aku rasa belum cukup keahlian aku. Lagi pula kan sudah ada bang Carlo yang bantu papa di perusahaan, biar aku meniti karierku siapa tahu aku bisa mendirikan perusahaan garmenku sendiri," jawab Cassandra. "Hemm... kamu berniat mendirikan perusahaan sendiri? mau jadi pesaing papa?" "Ck... bukan begitu pa, aku hanya mau mencoba sampai mana kemampuan aku, kalau gagal ya sudah," jawab Cassandra sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya. "Kamu belum mencoba sudah pesimis Case." Carlo ikut bicara. "Aku kan belum ada pengalaman makanya mau belajar di perusahaan itu." "Sebenarnya belajar di perusahaan keluarga kita juga sama saja kan sayang?" tanya bu Sandra. "Iya sih ma, cuma aku mau melihat dan belajar dari bawah, bukan langsung menduduki jabatan penting." "Iya abang percaya adik abang ini akan bisa mencapai cita-citanya." "Apa jabatan kamu sekarang Case?" Tanya pak Arya. "Wakil kepala divisi produksi pa, kenapa?" "Cukup bagus untuk lulusan S1, kamu tidak ingin lanjutkan S2 atau S3?" "Cassie belum memikirkan ke arah sana pa." "Apa kamu tidak takut jika ada yang tahu jika kamu anak papa?" takutnya kamu dikira penyusup untuk menyabotase perusahaan mereka." Cassandra menghentikan makannya dan menatap papanya itu. Ia tak pernah memikirkan tentang hal itu, ia hanya ingin menyerap ilmu dan teknik di perusahaan dimana ia bekerja sekarang yabg akan ia gunakan nanti akan saat mendirikan perusahaan sendiri karena ia sudah meneguhkan hati tak ingin bekerja di perusahaan keluarga tapi mendirikan sendiri perusahaan dengan hasil keringat dan usahanya sendiri.  Setelah selesai makan pagi, Cassandra dan Carlo pamit pada mama mereka untuk berangkat bekerja. Cassandra ke perusahaan tempatnya bekerja PT. Semesta Alterio Textile yang memiliki banyak cabang di beberapa kota, sedangkan Carlo memasuki mobil sportnya untuk menuju perusahaan keluarga PT. Adyatama Sentosa Industry yang sudah turun temurun dari diwariskan dari kakeknya. Pak Arya juga menuju mobilnya yang dikemudikan oleh sopir keluarganya, mereka memiliki 7 mobil yang berjajar rapi di garasi rumah mereka yang luas. Dua mobil yang dipakai pak Arya bergantian, dua mobil sport milik Carlo dengan warna berbeda yaitu merah dan hitam. Dua lagi mobil untuk bu Sandra yang ia pakai bergantian dan 1 city car milik Cassandra, Cassandra memilih city car biasa yang harganya dibawah 500 juta dari pada mobil sport seperti milik Carlo yang memiliki harga diatas 5 milyar. Ia tak ingin teman teman pegawai di PT. Semesta Alterio Textile mencurigainya, ia tidak mau teman temannya tahu identitas dirinya yang sebenarnya sehingga ia tidak menulis nama lengkapnya, hanya Cassandra A. bukan Cassandra Adyatama. Bukan karena ia berniat buruk di perusahaan hanya tak ingin orang bertanya macam macam tentang dirinya yang malah bekerja di perusahaan lain bukan di perusahaan keluarganya. Cassandra juga masuk dalam mobilnya yang berwarna soft yellow, warna favoritnya dan melajukannya keluar dari dalam rumah menyusuri jalanan menuju perusahaan dimana ia bekerja. Semesta Alterio Textile cukup jauh dari rumahnya tapi untungnya jam kerja Cassa dimulai pukul 9 pagi, beda dengan bagian produksi yang di mulai pukul 8 pagi. Pukul 08.30 mobil Cassandra memasuki gerbang perusahaan garmen tempatnya bekerja dan ia parkirkan mobilnya di area parkir jajaran staf dan kepala divisi, ia kemudian turun dari mobil bertepatan dengan mobil merah menyala yang berhenti tepat di samping kiri mobilnya. Seorang gadis seusianya dengan rok mini diatas lutut berwarna hitam dan blazer berwarna merah keluar dari mobil dan tersenyum padanya. "Hai Cas...," Sapa gadis itu. "Hai Nat..." Gadis itu adalah Rika Natalie, sahabat Cassandra. Mereka bertemu pertama kali di hari pertama interview dan langsung berteman, apalagi keduanya sama sama diterima sebagai pegawai dan sama sama naik menjadi wakil di waktu yang tidak terlalu jauh. Cassandra wakil kepala divisi produksi sedangkan Natalie sebagai wakil kepala divisi HRD, dua tahun bekerja di Semesta Alterio Textile dua tahun pula mereka bersahabat. "Tidak biasanya kamu datang lebih awal Nat?" tanya Cassandra. "Pak Nando memintaku datang lebih awal karena hari ini ada meeting dengan CEO kita, kita belum pernah bertemu beliau kan Cas?" "Pak Kavindra? memang tidak pernah kan pekerjaan kita dibawah kepala divisi, yang biasa meeting kan kepala divisi dengan beliau. Memangnya kenapa? bu Alia tidak mengatakan apa apa padaku soal meeting hari ini," ucap Cassandra berpikir sejenak. "Kita bicara sambil jalan yuk Cas." Lynagabrielangga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD