Nikodemus Yudho Sulistyo merasa bukanlah sekadar seorang kutu buku alias bookworm, ia mengaku sebagai seorang bibliophile yang mendapatkan bahwa bau buku ketika dibuka dan bunyi buku ketika diketuk sangatlah memesona.
Para Pendawa, keluarga dari dinasti bisnis dan industri Astina Enterprise terpaksa terusir dari hak mereka di perusahaan raksasa itu ke Wanamarta, sebuah kota kecil yang sebenarnya hanya merupakan seperempat wilayah dari kekuasaan Astina Enterprise. Mereka harus membangun kembali perusahaan mereka dari nol. Meski tujuh puluh persen bisnis di Wanamarta adalah milik mereka, gangguan klan dan kelompok yang disebut buta - raksasa - serta jin dan gandarwa yang menguasai banyak bisnis di area Wanamarta termasuk penjualan narkoba dan bisnis kotor lainnya, memaksa Pendawa 'membersihkan' Wanamarta dari kelompok-kelompok ini. Beragam cara dilakukan, namun bentrokan fisik jelas tak terhindarkan. Pihak aparat kepolisian yang diberi gelar batara juga ikut andil dalam intrik politik kekuasaan bisnis hiburan, nightclub dan casino, bisnis ilegal dan penjualan narkoba di area-area kekuasaan kaum jin dan gandarwa, Mretani, dan kota Pringgandani yang dikuasai kelompok buta. Kerumitan hubungan dan pertentangan antar kelompok di Wanamarta ini harus diselesaikan dengan jalan darah, pertarungan fisik dan mental dengan handgun, pisau dan kepalan.