premanUpdated at Nov 28, 2022, 11:34
Langsung ke konten
Headline
Ini Politik Ini Pemerintah Ini Hukum Ini Ekonomi Ini Sosial Ini Jelajah Ini Nasional Ini Jabar Otomotif
Beranda Ini Jelajah
Ini Jelajah
Pengakuan Pria Asal Sumedang, Pernah Terjebak Pesugihan Siluman Ular
Dadi Supriadi
Mei 26, 2022
Ilustrasi Jin/poto Instagram @idigo.story
INISUMEDANG.COM – Seorang pria asal Sumedang ini memberikan pengakuan yang membuat bulu kuduk merinding. Pasalnya, pria berumur 47 tahun yang berasal dari salah satu Desa di Sumedang mengaku pernah gelap mata hingga terjerumus dan melakukan Pesugihan Siluman Ular karena ingin memiliki kekayaan dengan instan.
Tomingse bukan nama sebenarnya mengaku, kejadian itu terjadi pada tahun 2002, waktu dirinya masih tinggal di Kabupaten Tasik.
Awalnya, kata Tomingse, ia kedatangan salah seorang temannya Yansen bukan nama sebenarnya. Yang memohon untuk diantar ke salah satu tempat di wilayah Kabupaten Garut.
“Waktu itu, si Yansen datang ke rumah dan memohon untuk diantar ke salah satu tempat di wilayah Garut,” ujar Tomingse kepada IniSumedang.Com Rabu malam 25 Mei 2022.
Tempat yang akan dituju itu, kata Tomingse, adalah tempat pemujaan atau pesugihan Siluman ular.
“Saya kaget dia memohon untuk diantar ke tempat tersebut, karena tempat itu adalah tempat yang terkenal sebagai tempat pesugihan. Dan kalau harus jujur kondisi Yansen sama persis dengan saya yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Dan akhirnya kami berdua memutuskan untuk berangkat waktu itu dengan memakai kendaraan roda dua,” ungkap Tomingse.
Singkat cerita, lanjut Tomingse, sampailah ke tempat yang dituju di Kabupaten Garut itu, dan langsung menuju ke rumah juru kuncinya. Sebelum melakukan ritual Sang kuncen pun menanyakan asal dari mana dan apa maksud kedatangan kami berdua.
“Kuncen menanyakan maksud kedatangan kita dan memandang tajam kita berdua. Setelah teman saya mengutarakan maksudnya itu. Sang kuncen bertanya,” Sudah siap dengan segala risikonya?, Dan jika sudah terlaksana, kuncen pun meminta jangan di bawa-bawa. Bahkan menyarankan berfikir kembali sebelum melakukan hal syirik ini,” tutur Tomingse sambil menirukan perkataan ucapan sang kuncen.
Lahir Hari Jumat, Hari Yang Dilarang Melakukan Pesugihan Siluman Ular
Namun waktu itu, sambung Tomingse, karena niat Yansen sudah bulat. Maka Sang kuncen bertanya kembali, hari lahir kepada Yansen dan dirinya, sebagai salah satu syarat.
Namun, sambung Tomingse, sang Kuncen kaget karena Yansen lahir di hari Jumat, hari yang dilarang sekali untuk melakukan pesugihan. Akhirnya Yansen pun tidak bisa melakukan pesugihan karena hari lahirnya itu.
“Karena Yansey tidak bisa, maka saya sendiri lah yang melakukannya karena saya lahir bukan hari Jumat. Tapi, sebelum melakukan ritual, kuncen meminta persyaratan untuk menjadi persembahan nantinya berupa macam macam kaki hewan. Dan akhirnya ritual ditunda dulu karena harus persiapan, dan harus mencari macam macam kaki hewan,” ungkapnya.
Setelah mendapatkan persyaratan yang diminta, kata Tomingse, akhirnya pada malam harinya ritual mulai dilaksanakan, sebelumnya, kuncen mengatakan bahwa saya harus membawa uang didalam saku satu lembar seratus ribu, jadi ketika nanti datang Siluman Ular itu, langsung saja ambil uang itu dan mengatakan” saya ingin benda ini,” hanya itu yang harus dikatakan.
Setelah dipahami sesuai dengan apa yang dikatakan kuncen, kata Tomingse, maka pada jam 00.00 WIB, turunlah di bawah rumah kuncen dengan jarak kurang lebih 50 meteran, dengan membawa sesajen yang sudah disiapkan.
“Ternyata, tempatnya itu dikelilingi oleh pohon yang sudah berusia ratusan tahun, sementara Yansen menunggu di rumah kuncen. Kami berdua yang akan ritual itu dibimbing langsung oleh kuncen. Sesuai setelah membacakan mantra mantranya, kuncen langsung pergi, dan tinggal lah saya sendiri di temani dua lampu lentera untuk bersemedi,” Sebutnya.
Hanya selang beberapa jam, tambah Tomingse, tiba tiba angin meniup dengan kencang, dan dua lampu lentera pun padam. Tetapi anehnya, seharusnya suasana menjadi gelap, namun waktu ni tidak, malah sebaliknya menjadi terang benderang, pohon dan atap saung menghilang menjadi seperti tempat istirahat para Raja Raja.
Sosok Putri Cantik Bergaun Tembus Pandang
“Jelas saya kaget, kemana pohon ratusan tahun tadi, kemana saung yang saya ada di dalamnya, kenapa saya jadi ada di tempat semegah ini. Dalam kondisi heran, seketika muncul lah sosok putri sangat cantik, diringi aroma sejuta kembang, sangat wangi, lalu putri itu mendekati saya dengan menggunakan gaun yang tembus pandang sehingga belahan tubuh tampak jelas terlihat. Sangat cantik dan seksi dengan rambut panjang seperti basah,” tutur Tomingse.
Dihampiri sosok seperti itu, tambah Tomingse, naluri sebagai lelaki terpancing juga lalu badannya pun menjadi panas dingin gemetaran. Dan Sang putri mendekatkan bibirnya ke setiap lekuk tubuh, dari mulai leher pundak bahu dan kembali lagi ke leher sembari membisikan “Ada apa memanggil saya wahai anak manusia,”.
“Yang bikin geli, setiap me