Menikah untuk bercerai? Itu adalah hal paling gila yang nyaris mustahil dilakukan oleh manusia di muka bumi ini. Bukan saja karena tidak ada satu agama pun yang membenarkannya, tetapi juga karena tidak ada satu orang pun di dunia ini yang menginginkan hidupnya berantakan. Hal gila terebut terpaksa ditempuh oleh Kinanti Kembang Langit demi untuk tetap bisa menjadi istri lelaki yang teramat dicintainya, yaitu Mahesa Lintang Pratama. Ia tak punya pilihan, hanya itu satu-satunya jalan agar dirinya tetap bisa menjadi Ny. Mahesa pasca talaq tiga yang dijatuhkan suaminya tersebut.
Bukan hanya karena dirinya adalah sahabat Mahesa, yang membuat Jatayu Surya Kelana bersedia untuk menjadi suami sementara bagi Kinanti. Melainkan karena diam-diam, pemuda itu telah lama menaruh perasaan cinta pada Kinanti. Bahkan, jauh sebelum Mahesa. Ia ingin mengembalikan kebahagiaan perempuan yang tak pernah bisa digantikan oleh siapa pun juga di dalam hatinya tersebut.
Pernikahan sementara selama tiga bulan pun disepakati oleh mereka bertiga, agar setelahnya Mahesa dan Kinanti bisa rujuk kembali. Tiga bulan hidup bersama Jatayu membuat Kinanti seperti melihat dunia baru yang sama sekali tak diketahuinya sebelumnya. Pergulatan sengit pun terjadi di dalam diri Kinanti, antara kembali menapaki kehidupan bersama Mahesa yang merupakan cinta pertamanya, ataukah mempertahankan dunia baru yang belum lama ia dapatkan bersama Jatayu. Perempuan cantik nan cerdas itu bagaikan berhadapan dengan buah simalakama. Mampukah Kinanti tetap setia pada Mahesa? Ataukah dunia baru yang ditawarkan Jatayu lebih memikatnya?
Di dalam hidup, segala sesuatu memiliki konsekuensi. Sebab, tak ada yang gratis di dunia ini. Konsekuensi dan harga mahal yang harus dibayar Arimbi atas kesalahan fatal yang dilakukannya di masa lalu, dimulai sejak malam pertamanya bersama Bram, yaitu ketika laki-laki kharismatik yang menikahinya atas perjodohan kedua orangtua mereka tersebut tak berhasil menemukan setetes pun darah di sprei putih bersih ranjang pengantin mereka.
Bram yang merasa ditipu dan dipecundangi pun meradang dan berniat menceraikan Arimbi malam itu juga. Arimbi yang memikirkan nama baik keluarga serta kehormatan orangtuanya, tak tinggal diam. Ia berjuang keras untuk meluluhkan hati dan meredam kemarahan suaminya tersebut, yaitu dengan mengajukan sebuah penawaran. Kesepakatan pun terjadi.
Lima tahun berlalu, Bram menagih janji atas kesepakatan teraebut. Sportifitas Arimbi dieprtaruhkan. Mampukah perempuan itu menundukkan dirinya sendiri dan konsekuen dengan apa yang telah dijanjikannya? Atau ... apakah ia akan menyerah?