Story By Dewi
author-avatar

Dewi

ABOUTquote
Pasti kalian semua bisa tebak jika aku dari suku dayak. Aku lulusan universitas negeri Surabaya dan tidak ada yang spesial di diri ini. Aku lahir dengan keadaan cacat fisik dan tidak bisa bicara lancar dan leher miring. Karena kecacatan fisik ku ini aku mendapatkan banyak masalah kehidupan yang berat Tak punya teman akrab
jeritan batin penyandang cerebral palsy
jeritan batin penyandang cerebral palsy
Updated at Jul 31, 2022, 22:24
Bab 1. Adakah keadilan untuk ku Di dunia ini nggak ada yang mau terlahir dengan keadaan raga tak utuh semua orang pasti ingin menjadi sosok yang paling sempurna tanpa cacat dan cela Begitu pula dengan wanita yang jauh dari kata sempurna, Dewi Mahesta Anggrhaenny namanya wanita yang malang nasib kehidupannya karena harus bisa menerima kenyataan bahwa dia terlahir dengan fisik cacat leher miring dan tidak bisa bicara lancar kadang jelas banget kadang hilang kadang gak jelas soalnya saraf pita suara nya terjepit Ya itulah yang di katakan cerebral palsy ringan terjadi kerusakan pada sistem fungsi saraf gerak yang di sebabkan cidera bagian dari otak saat proses kelahiran atau masih di dalam kandungan Tapi yang namanya kekurangan dan kelebihan adalah satu kesatuan yang selalu ada pada diri orang itu sendiri penyandang cerebral palsy memang selalu mengalami gangguan di dalam aktivitas. Di satu sisi di kurangi maka di sisi lain ada di lebihkan begitu juga dengan diri Dewi meski penyakit yang di derita anak itu tidak bisa di sembuhkan tapi dia memiliki banyak kelebihan yang membuat dia semangat menjalani kehidupan yang begitu tak adil bagi dia _±±±_—___________±±± Pov Dewi Langit jingga sore menggantungkan pesona emas di ufuk barat jam masih menunjukkan waktu pukul 16.30 Aku yang baru saja selesai mandi langsung memakai baju dan duduk manis di anak tangga depan kamar. Aku tinggal di asrama kampus karena hari ini adalah hari jumat jadi sebagian besar anak anak pun pulang ke rumah tinggal mereka di kampung . Aku duduk tertegun memandang langit senja hati ku terasa perih tanpa ada yang dengar suara jeritan batin ini lelah letih jiwaku sendiri melewati hari hari menjalankan takdir yang sungguh menyiksa hidup ini. Bukan masalah aku tak bisa menghargai dan syukur atas semua yang Tuhan berikan untuk para ciptaannya tapi adakah yang bisa sabar dan senang hati ketika dia menghadapi segala sengsara Terlahir dengan fisik cacat hidup melarat orang tua dan orang yang di sekitarnya bersikap jahat selalu mengucilkan bahkan membulli. Adakah yang di katakan adil bagi hidup ku ?? . Terkadang aku ingin bercerita semua masalah yang datang tapi gak tau pada siapa tak ada rasa percaya terhadap orang lain hanya tembok dan seekor kucing saja yang menjadi tempat ku mengeluh
like