Mereka hidup dengan penuh kebahagiaan sebagai sepasang suami istri. Tak pernah ada guncangan sama sekali. Mereka saling mencintai satu sama lain. Tak pernah sedikitpun dari mereka berniat untuk berpaling.
Hari-hari dilalui dengan penuh kebahagiaan. Tak pernah ada setetes air mata pun yang menetes setelah mereka berkeluarga. Hanya ada canda dan tawa. Tak ada duka sama sekali.
Namun, kebahagiaan itu terpaksa direnggut begitu saja. Saat sang istri tak kunjung mengandung, membuat sang mertua terus mendesaknya agar segera memiliki momongan. Hal itu, membuat sang istri mereka sangat tertekan. Puncaknya saat mertuanya mendesak sang suami agar segera menikahi wanita lain. Aruna, sang istri, berusaha menerima. Ia tahu, ia yang berasalah disini karena tak kunjung memberikan seorang cucu yang menggemaskan seperti yang diimpikan oleh orang tuanya.