bc

Possesive Boy (BAHASA INDONESIA)

book_age16+
943
FOLLOW
13.0K
READ
possessive
playboy
goodgirl
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Rafi Edgar Sanjaya, cowok bandel dan playboy kelas kakap berhasil mengklaim Syahira Maulidya sebagai kekasihnya yang kesekian di kantin sekolah. Tanpa belas kasih Rafi tega memutuskan dua pacar sebelumnya di detik Maudy menolaknya.

Ketika rasa asing muncul di hati Maudy, seseorang muncul mengacaukan segalanya. Bahkan sampai mengancam nyawa gadis polos itu.

Pengkhiatan dan dendam membuat hubungan mereka rentan dihancurkan.

chap-preview
Free preview
Possesive Boy 1
Kriiinggg Semua murid yang mendengarnya bergegas menuju lapangan upacara. Hari ini hari Senin, hari dimana SMA Pasifik mengadakan upacara bendera. Cuaca yang panas dan terik tentu mengganggu suasana, apalagi para siswi alay yang rela-relaan membawa sebuah kipas angin berukuran mini dengan sistem otomatis demi menghilangkan gerah yang menggerogoti mereka. Sedangkan para siswa tetap bertahan meski berusaha mencari tempat yang sedikit teduh. Saat kepala sekolah selaku pembina sedang memberikan nasihatnya kepada murid-murid terutama kelas 12 yang akan menghadapi UNBK, seorang siswa mengalihkan perhatian mereka karena ulah siswa tersebut. Bukannya datang tepat waktu, malah baru muncul saat upacara setengah berjalan. Tapi hal ini bukan lah kejadian langka yang terjadi di SMA Pasifik, melainkan sebuah fenomena yang sangat sangat sering terjadi. Saking seringnya banyak diantara mereka yang jengah melihat sang pelaku yang hanya itu itu saja. Tapi masih ada saja siswi yang menggilai sosok cowok yang kini tengah berdiri di depan mereka sambil menebar senyum, bukan senyum tulus tentunya, tapi sebuah seringai. "Yang di depan ini adalah contoh yang tidak patut dicontoh anak-anak. Sudah kelas 12 masih saja berlehe-lehe. Mau jadi apa kamu nanti Rafi Edgar Sanjaya? Sebentar lagi kalian akan mengikuti UNBK, jadi rubahlah sikap kalian. Setidaknya sampai ujian selesai. Paham?" Begitu kira-kira pesan kepsek setiap menjadi pembina hari Senin. Yang diceramahi hanya menggangguk kan kepala dan menjawab 'paham' agar tak mendengar ocehan dari mulut kepsek. Selesai upacara seluruh siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran pertama. Tapi tidak untuk Rafi. Dirinya harus transit di ruang BP dulu. Kali ini adalah ruang BP ke-60 bagi seorang most wanted macam Rafi. Buk Hani selaku guru BP sudah lelah menghadapi muridnya yang satu ini. Jika bukan karena prestasi mengaharumkan nama Pasifik di tingkat nasional, pasti Rafi sudah didrop out sejak dulu. "Kamu lagi yang Ibu hadapi. Nggak capek apa keluar masuk BP?" "Kan udah langganan bu." "Kamu pikir pasar yang udah langganan. Ibu mohon sama kamu Rafi, tolong ubah sikap kamu yang nakal itu. Nanti kalau kamu udah lulus itu terserah kamu. Ibu nggak mau kamu menyesal kemudian." "Ya kali menyesal di awal bu, itu mah pendaftaran namanya Bu. Lagian saya nakalnya kan, masih ada batas Bu. Nggak kayak si Adrian yang lewat batas minimum itu." "Sudah sudah. Jangan pake nama Adrian segala. Bilang aja kamu ngelak dari Ibu. Sekarang kamu keluar, bersihin ruang OSIS baru boleh masuk kelas." "Nah dari tadi kek Bu. Udah panas kuping Rafi baru di bebasin." "Jangan menjawab ya Rafi. Cepat kerjakan dan nggak boleh pergi ke kantin kalau belum selesai. Paham kamu?" Rafi tak menjawab, dirinya hanya diam sambil menatap bu Hani. "Kamu paham Rafi Edgar Sanjaya?" Rafi masih enggan menjawab. Tatapannya masih tertuju pada guru di hapadannya itu. Bu Hani yang ditatap seperti itu oleh seorang siswanya pun dibikin kicep. Kalau saja di depannya ini adalah siswa kutu buku dan tidak ganteng, pasti sudah dihardik langsung olehnya. Tapi ini adalah Rafi, satu-satunya most wanted yang dimiliki SMA Pasifik. "Jawab Rafi!" kali ini suara Bu Hani sudah meninggi melawan rasa gugupnya. "Tadi disuruh nggak boleh jawab, sekarang malah disuruh ngejawab. Ibuk gimana sih? Kasi kepastian dong buk, jangan Php gitu. Doi kan nggak peka." "Haalah ngeles aja terus. Yaudah, ibuk capek sama kamu. Seka-" "Saya juga capek kok sama ibuk. Sekarang kita brik aja dulu ya buk. Saya keluar mau cari pacar baru, ibuk jangan rindu. Assalamu'alaikum." "Awas kalau kamu cabut ya. Waalaikumsalam." "Huh. Untung ganteng, kalau nggak udah aku jadiin sushi tuh si Rafi." gumam bu Hani sambil mengusap-usap dadanya naik turun. ⭐⭐⭐⭐ Seorang siswi tengah mencari-cari dimana kelasnya berada. Hari ini adalah hari pertamanya di sekolah baru. Tadi ia sudah ke ruang guru dulu untuk menanyakan dimana kelasnya. Sekarang hanya tinggal mencari kelas dengan label 12 IPS 2. Dilihatnya arloji yang menempel di tangan kirinya. 5 menit lagi pelajaran akan dimulai. Tak ingin terlambat di hari pertama, ia pun berlari-lari kecil hingga tak sengaja menyenggol lengan kokoh milik seorang cowok yang sedang membawa sapu. "Eh maaf kak maaf. Gue nggak sengaja. Maaf ya kak," ucap gadis yang mempunyai rambut dengan panjang dibawah bahu itu pada cowok yang ditabraknya. Ia benar-benar tak sengaja. "Lo kalo jalan pake mata. Enak aja anak orang yang ganteng ini lo tabrak-tabrak. Kalo tadi gue jatoh terus tangan gue patah gimana? Lo mau tanggung jawab?" Sumpah demi apapun, kali ini gadis itu ingin mengucapkan sumpah serapah pada cowok songong di depannya ini. Padahal tadi dirinya hanya tak sengaja menabrak lengan pria itu, itu pun tidak keras hingga menyebab kan lengannya patah atau sekedar membiru. Dasar cowok sok ganteng. "Lah? Gue kan nggak sengaja kak. Biasa aja dong ngomongnya. Pake nyolot-nyolot segala." Gadis itu sudah tak peduli lagi dirinya sekarang adalah siswa baru yang seharusnya memberi kesan baik dihari pertama. Masa bodo dengan teguran yang akan ia terima nanti, toh dirinya kan sudah meminta maaf, malah si cowok songong itu yang berlebihan sampai minta pertanggung jawaban. Emang dikira cewek itu menghamilinya hingga harus bertanggung jawab. "Wah ngajak berantem nih cewek, untung cantik." "Eh apa kata lo tadi?" "Kagak. Yaudah gue maafin lo Sya-hi-ra Mau-li-dya. Eh, lo anak baru?" tanya Rafi sambil mengeja nama cewek yang menabraknya tadi dengan bantuan name tagnya. Tanpa mau memperpanjang debat yang akan mengakibatkan dirinya terlambat, Syahira langsung meninggalkan cowok itu. Kelasnya sudah di depan mata. Ia pun melangkah masuk setelah mendapat aba-aba dari guru yang mengajar di dalam. Tuh kan, dia telat 1 menit hanya karena meladeni cowok songong tadi. Tapi ngomong-ngomong dirinya belum tau nama cowok itu. Ah bodo amat lah. Toh Syahira tak mau ambil pusing lagi memikirkan cowok itu. "Anak-anak. Hari ini kalian kedatangan teman baru. Silakan perkenal kan diri mu." "Hai semua." Maudy menyapa teman-teman barunya.  "Hai cantik." "Hai juga." "Hello." "Haaai cantik." Begitu sahutan mereka saat Syahira baru saja mengucapkan say hay. "Cowok genit ew." Maudy bermonolog dalam hati.  "Perkenalkan nama gue Syahira Maulidya. Kalian bisa panggil gue Maudy. Semoga selama 6 bulan ke depan kita bisa bekerja sama dengan baik." "Maudy abang minta nomer hape dong." "Nggak jaman lagi woy, sekarang tuh jaman nya id line." "Yaudah. Minta id line nya dong Mau-mau." "Kalo gue alamat rumah lo aja deh." "Eh gue nomor bonyok lo aja. Mau minta restu soalnya." Dan masih banyak lagi godaan yang dilemparkan oleh siswa-siswa alay itu pada Maudy. Gue kira cuma cewek doang yang alay disini. Ternyata cowoknya juga. Eh tadi apa tuh nama gue kok Mau-mau? Wah nyari masalah tuh cowok sama gue. Baru hari pertama Maudy sudah dibikin ilfeel dengan kelakuan cowok-cowok tersebut.  "Sudah-sudah. Nanti dilanjutkan perkenalannya. Nah Maudy, kamu boleh duduk di sebelah Aurel." Maudy pun melihat ke arah tunjuk bu Ana, wali kelasnya sekarang. Setelah mengiyakan, Maudy langsung berjalan ke arah bangkunya. "Hai gue Aurellia Putri. Panggil aurel aja." Aurel mengulurkan tangannya ke Maudy yang di depan balas langsung olehnya. "Maudy." "Gue tau kok. Semoga kita bertiga bisa sahabatan ya." "Bertiga? Maksud lo?" "Gue punya temen satu lagi di lokal sebelah. Namanya Anggi. Ntar deh gue kenalin pas di kantin" "Oke." Pertemuan yang mengesan kan untuk seorang Maudy dengan teman barunya. Mungkin tak lama lagi akan naik pangkat menjadi sahabat. Tapi tidak dengan pertemuan awalnya dengan cowok super duper sok tadi. Semoga dirinya tidak bertemu lagi dengan tuh orang. Tapi setelah dipikir-pikir, Maudy tadi memanggil cowok itu dengan embel-embel 'kak'. Padahal kan Maudy kelas 12,itu artinya tak ada lagi senior diatasnya. Ini pasti efek samping dari dirinya yang tak sarapan pagi. Maudy menyesal karena melanggar perintah mamanya untuk selalu sarapan setiap pagi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.6K
bc

The Prince Meet The Princess

read
182.0K
bc

True Love Agas Milly

read
197.9K
bc

Marriage Agreement

read
590.8K
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
114.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook