The Cursed Vampire

Halo, selamat datang. Untuk kamu yang masih baru membaca di tempatku, semoga suka ya. Kamu bisa memanggilku dengan nama Pita. Untuk yang sudah lama membaca ceritaku, terima kasih sudah mampir lagi ke sini. Ini adalah tulisan dengan genre yang belum pernah aku tulis sama sekali. Bisa dikatakan ini adalah cerita fantasi pertama yang aku tulis, tentunya yang masih ada hubungan dengan makhluk seperti vampir, werewolf, wizard, serta manusia. Jadi, mungkin saja ceritanya tidak begitu sempurna, untuk itulah peran kamu sebagai pembaca untuk menyempurnakannya. Yuk, tulis di komen segala bentuk kritik dan saran. Aku akan sangat menghargai itu. Tenang saja, aku tidak pelit untuk membalas komentar kamu, kok. Oh iya, selain di sini, kamu juga bisa menemukan ceritaku di app w*****d dengan username yayukpitaloka (tanpa spasi) dan tidak ketinggalan juga bisa mampir ke ig-ku @yayuk_pitaloka (bisa DM untuk follback) Semoga suka ... dan HAPPY READING  ************ Sejauh mata memandang hanya ada rintihan kesakitan, tangisan, serta darah yang berada di mana-mana. Langit hitam menjadi saksi di mana setiap nyawa prajurit, penduduk, dan anggota penting Kerajaan Wizard meregang nyawa. Sejarah akan terus mencatat peristiwa hari ini, ketika setiap nyawa yang tiada membuat nyawa lainnya merasakan sakit yang teramat dalam. Namun, di antara itu semua ada satu sosok yang bisa dibilang menjadi dalang di balik ini semua. Seorang pria yang memakai baju perang berlapis emas miliknya, taring tajam menyembul tepat di sela-sela bibir pria itu. Dialah pemimpin Kerajaan Vampir, Gore Khiel Miguel "Apa lagi yang kau tunggu? Cepat bunuh aku!" Terdengar seperti sebuah permintaan putus asa bagi si raja vampir. "Tentu saja aku akan membunuhmu. Tapi ... tidak semudah itu," balas Gore dengan semirik di wajahnya. Raja wizard terlihat sedang menahan sakit di dadanya, dan jangan lupakan dia sudah terkepung oleh Gore beserta prajuritnya. Hari ini Kerajaan Wizard sudah kalah telak. Di tengah menahan rasa sakitnya, raja wizard masih bisa melihat sosok wanita dan seorang bocah sedang menangis bahkan terlihat ketakukan. Melihat arah pandang pria itu membuat si raja vampir memiliki ide yang bagus kali ini. "Bawa mereka ke mari!" titah raja kejam itu. Melihat sang istri beserta anaknya diseret dengan tak manusiawi membuat raja wizard murka, bahkan dia telah bersiap menyerang Gore, namun pria itu seperti bisa membaca keadaan dan raja wizard kembali tergeletak di lantai marmer kerajaannya sendiri. "Tenanglah, aku akan memberimu kesempatan untuk mengatakan kata terakhir," ucap Gore. Kata terakhir bukanlah hal yang bagus untuk didengar. "Tolong, jangan sakiti mereka. Aku ... aku akan melakukan apa pun asal kau jangan membunuh mereka," pinta raja wizard di saat ketidakberdayaannya saat ini. Mendengar permintaan wizard membuat tawa Gore seketika menguar. Pria itu memberi isyarat kepada salah satu prajuritnya untuk bersiap mengeksekusi wanita dan bocah itu. "TOLONG! Aku mohon! Hentikan!" teriak raja wizard. Dia tidak bisa membiarkan istri dan anaknya tiada apalagi hal itu dilakukan di depan matanya. Bahkan raja wizard rela berlutut di depan kaki Gore. Dia merendahkan harga dirinya sendiri demi keselamatan keluarganya. Gore menendang tubuh wizard itu hingga membuatnya kembali terkantuk di lantai. "Lakukan!" titah pria itu. Seiring dengan perintahnya itu, terdengar suara teriakan pilu dari raja wizard kala menyaksikan kepala sang istri dipenggal hingga putus. Semua orang bisa melihat tatapan kesakitan yang dimiliki raja wizard di sana. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada melihat belahan jiwamu tiada. "Lakukan!" Lagi si raja vampir memerintahkan prajuritnya untuk mengeksekusi anak dari raja wizard. Dan kembali teriakan memilukan sang raja terdengar. Bahkan dia hanya mematung di tempatnya seakan tak percaya melihat istri dan anaknya tiada. Darah merembes dan membasahi lantai. Semua menyaksikan ketika darah itu merubah warna lantai kerajaan ini. Gore mendekati raja wizard yang hanya mematung di tempatnya. "Bagaimana? Aku sudah memberimu kesempatan untuk mengatakan kata-kata terakhir tadi." "Biadab!" sentak raja wizard. "Aku mengutukmu! Akan aku pastikan keturunanmu yang ke tujuh tidak akan pernah mendapat kebahagiaan. Keturunanmu tidak akan pernah bisa bertemu dengan pasangannya, dan sampai kapan pun tidak akan pernah. Aku pastikan keturunanmu akan berhenti di angka tujuh!" ucap sang raja wizard dengan tatapan membunuhnya. Seiring dengan apa yang dia katakan, tiba-tiba gemuruh dari langit terdengar sangat keras. "Oh, apa kau sudah selesai dengan pidatomu? Aku rasa akan lebih mudah membuatmu untuk bertemu dengan istri dan anakmu sekarang. Bersiaplah. Oh, dan tentu saja apa yang kau katakan tadi itu tidak akan pernah terjadi," sahut Gore dengan rasa percaya diri yang ia miliki sejak lama. "Lakukan!" Pedang yang bisa dibilang sangat tajam itu dengan cepat menghunus d**a raja wizard. Dan di saat itulah Gore telah membuat raja wizard berakhir dengan mata tertutup. Dan seluruh prajurit Kerajaan Vampir pun mengeluh-eluhkan nama Raja Gore penguasa seluruh kerajaan saat ini. *** "Aku memiliki penglihatan yang buruk mengenai bayi itu, Baz." Baz Dieter Miguel, keturunan keenam Kerajaan Vampir sedang menemui seorang wizard tua. Dia sudah mengenalnya sejak lama, bahkan ketika dirinya masih kecil. Baz dan Felis baru saja memiliki seorang anak, di mana calon raja vampir di masa depan telah lahir. Namun, Baz khawatir ketika melihat kelahiran putranya tidak biasa, bahkan langit saat itu begitu hitam dan gemuruh bersahutan dengan keras di angkasa. Baz tidak peduli, yang dia pedulikan saat itu adalah kelahiran putranya dan keselamatan sang istri. Hingga kelahiran itu pun tiba, dan putranya terus saja menangis bahkan Felis sudah membantu putranya meminum ASI. "Apa maksudmu?" tanya Raja Baz kepada wizard tua itu. Wizard bergerak menuju ke sebuah rak buku, kemudian dia mengambil salah satu buku yang terlihat lusuh bahkan kertasnya sudah sedikit kotor di beberapa sisi. Kemudian wizard itu membuka satu halaman, hampir berada di halaman terakhir dari buku itu. Baz pun mengambil alih bukunya dan membacanya dengan saksama. "Tentunya kau telah mendengar cerita mengenai pertempuran yang merenggut nyawa seorang raja wizard. Itu terjadi beribu-ribu tahun yang lalu," ucap Berta dengan tatapan seriusnya. Baz menggangguk. Ibunya dulu seringkali menceritakan tentang pertempuran itu. "Lantas apa hubungannya dengan anakku?" tanya Raja Baz. "Putramu terkena kutukan itu," tutur sang wizard membuat Baz termenung di tempatnya. "Sebelum ajal menjemput raja wizard, dia sudah mengeluarkan kutukannya kepada keturunan ke tujuh raja vampir. Dan kau pasti tau bahwa apa yang dikatakan oleh seorang wizard tak pernah salah. Dan kini, putramu adalah keturunan kerajaan vampir yang ke tujuh di mana dia harus menerima kutukan itu," jelas wizard tua. Baz menatap sang wizard dengan tatapan seriusnya. Baz sudah mengenal Berta sejak kecil, jadi dia sudah sangat percaya dengan wizard itu. "Apa tidak ada hal yang bisa kita lakukan untuk mematahkan kutukan itu?" "Ada," jawab sang wizard. "Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menemukan pasangan putramu, belahan jiwanya, dan darahnya," lanjut wizard itu dengan nada serius di setiap katanya.