3. Patah Hati

884 Words
Deri berada di acara pameran lukisan di sebuah hotel bintang lima. Acara ini dihadiri oleh para pejabat penting, pengusaha, seniman dan orang kaya di tanah air. Orang tuanya pun turut hadir. Para pelukis terkenal di tanah air berlomba-lomba memamerkan hasil karya terbaiknya, begitupun dengan Deri. "Selamat ya karya lo jadi yang terbaik." Ucap seorang pemuda berwajah oriental memberikan ucapan dengan tulus. "Sama-sama Richard," jawab Deri seraya menerima pelukan hangat dari teman seprofesinya. "Lo sendirian aja? Biasanya Stella suka ikut." Richard mempertanyakan kehadiran kekasih Deri yang sedari tadi tidak menampakkan batang hidungnya. "Dia sibuk pemotretan," jawab Deri memberikan alasan. Sebenarnya Stella diajak namun ia sudah terikat kontrak kerja. "Oh..." Richard hanya beroh ria. Setelah itu pemuda bernama Richard pun pamit pergi. *** Pukul 11 malam acara pun usai sudah. Semua tamu sudah pulang dan Deri masih di sana untuk menemani panitia yang sedang beres-beres. Saat Deri sedang beres-beres tiba-tiba terdengar bunyi ponselnya. Raisya. Gumam Deri. "Iya ada apa Raisya lo nelpon gua?" tanya Deri heran. Tidak biasanya gadis itu menelpon dirinya kecuali jika urusan yang sangat penting tentang abangnya. "Bang Deri, Abang harus tahu kelakuan pacar Abang," ucap gadis bernama Raisya itu. "Maksudnya?" Deri tidak paham. Stella kan sedang ke luar kota. "Aku ke tempat Abang sekarang aku mau nunjukin sesuatu," ucap Rasya lalu mematikan telpon sepihak. Deri hanya diam. Ia lalu menghubungi Stella namun tidak aktif. *** Deri berjalan tergesa menuju sebuah apartemen mewah, apartemen salah satu temannya. Bukan teman satu profesi namun teman nongkrongnya. "Beneran Stella di sini?" Deri bertanya kepada Raisya. "Iya." Raiysa mengangguk. "Awas kalau bohong!" Ancam Deri dengan tatapan horornya. Raisya dengan mudah memasuki unit apartemen itu karena ia kenal dekat dengan sang pemilik apartemen yang juga sahabat pacarnya yang bernama Niko. "Stella....Rendy....." Deri membelalakkan matanya melihat pemandangan mereka. Adegan panas mereka dalam keadaan setengah telanjang. Kedua orang yang sedang b******u itu pun kaget dengan kedatangan Deri dan Raisya yang tiba-tiba. "Deri...." gumam Rendy tak menyangka jika perselingkuhannya akan terbongkar. "Iya gua, gua ga nyangka kalian sebejat ini," ucap Deri penuh emosi. Stella telah membohongi dirinya. "Sayang kita harus bicara, biar aku jelaskan semuanya." Stella yang kaget langsung mengambil pakaiannya dan berusaha mengejar Deri yang langsung keluar dari kamar. "Tidak ada yang perlu dijelaskan aku lihat dengan mata kepala sendiri kamu berbuat m***m. Mulai detik ini hubungan kita berakhir," ucap Deri menahan amarahnya. Ingin rasanya ia menghabisi gadis di hadapannya. "Tunggu dulu Deri!!" ucap Stella setengah memohon. Ia tak rela putus dengan Deri yang notabene sumber keuangannya. "Kamu emang w***********g. Dan lo Rendy lo emang teman sialan. Tega ya berkhianat." Deri langsung meninggalkan TKP disusul oleh Raisya. *** Deri dan Raisya segera meninggalkan apartement terkutuk itu. Betapa hancur hati Deri melihat sang kekasih sedang berbuat m***m dengan temannya sendiri. "Abang baik-baik saja?" tanya Raisya mastikan keadaan Deri. Gadis itu sangat khawatir dengan keadaan Deri. "Iya, aku ga knapa-napa," jawab Deri mencoba untuk tegar. Walaupun hatinya hancur berkeping-keping. Hampir dua tahun gadis yang berprofesi sebagai model itu dipacarinya dan belum satu kalipun Deri menyentuhnya sejauh itu. Ia selalu menjaga dan menghormati kekasihnya. "Sabar ya Bang, Sebenarnya sudah sejak lama aku mau ngomong sama Abang, tapi aku ga punya bukti. Aku juga tahu dari kak Niko. Lagian segala isu dan gosip tentang Stella abang seolah menutup mata," tutur gadis yang juga berprofesi sebagai model dan bintang iklan itu. Sedikit banyak ia tahu tentang Stella karena mereka berada di agency yang sama. Deri dan Raisya kini berada di mobil. Deri memacu mobilnya dengan cukup kencang. "Istighfar bang, jangan ngebut! aku masih mau hidup bang. Gimana nasib Kak Niko dan bang Gio nanti." Raisya mencoba menghentikan Deri yang nyetir ugal-ugalan. Akhirnya setengah jam kemudian Deri tiba di depan rumah Raisya. "Ga mampir dulu?" tanya Raisya saat ia keluar pintu mobil. "Udah jam 1, Besok gua ke sini," ucap Deri. "Hati-hati ya Bang." Raisya masih waswas. Cemas Deri berbuat hal gila. "Thanks ya," ucap Deri. Berkat Raisya ia tahu siapa Stella sebenarnya. Raisya adalah adik dari sahabat Deri yang bernama Gio. Gio berteman sejak SMP dengannya. *** Deri berjalan gontai menaiki anak tangga menuju kamarnya. "Deri kamu baru pulang?" Bu Ratih baru saja keluar dari kamarnya hendak ke dapur membuat teh panas. "Iya Mi." Jawab Deri lemas. "Kenapa tampak kusut? Kamu pasti habis clubbing ya " Bu Ratih menatap anak ke 3nya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ia juga mencoba menajamkan penciumannya. Tidak bau alkohol. "Astaghfirullah, Mami nyangka yang engga engga," ucap Deri. Walaupun tampang Deri seperti pria b******k namun ia tidak suka menghabiskan malam di club. Ia lebih suka menghabiskan waktu dengan melukis atau menciptakan sebuah karya. "Terus kenapa kok kusut banget? Perasaan waktu  di hotel tadi kamu ceria banget" tanya sang Mami penasaran. "Deri putus sama Stella." Beritahu Deri jujur namun ia tidak menceritakan kejadian yang baru saja dilihatnya. Terlalu menyakitkan. "Alhamdulillah Mami senang mendengarnya. Itu baru kabar gembira." Sang Mami melonjak kegirangan. Deri mendengus kesal. Ibunya itu sudah sejak awal tidak setuju akan hubungannya dengan Stella. Bu Ratih tidak suka dengan penampilan Stella yang seksi dan glamour, gadis itu juga pemalas dan tidak mau menyentuh dapur. Padahal salah satu kriteria menjadi menantunya adalah pandai memasak. Deri segera masuk kamar tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan ibunya. Ia butuh menenangkan diri. Sementara sang Mami langsung turun ke lantai bawah melanjutkan niatnya. Ia juga tidak ingin menganggu Deri yang sedang sedih. *** TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD