Pertemuan Kembali

425 Words
Hai! Namaku Lena Wijayanti, umurku 37 tahun. Saat ini, aku berprofesi sebagai seorang Ibu rumah tangga. Kisah ini berawal ketika dihari jum'at pagi, saat aku hendak keluar rumah untuk berbelanja keperluan bulanan. Saat itu, dilorong apartemen, terdengar suara tidak asing yang tiba-tiba datang menghampiriku... "Lena.. Kau Lena kan? " tanya seorang laki-laki asing Aku pun berbalik memperhatikan sosoknya. Sesaat kemudian aku pun terkejut. Dalam benakku, " Ya Tuhan.. Orang ini.. Gimana bisa kita ketemu disini? Apa.. Apa yang harus ku katakan? Pura-pura amnesia aja apa..? Duhh..! Aku pun merasa panik dan baper seketika. Sebelum aku sempat meresponnya, dia kembali berkata, "Ini aku Aris Nugroho. Masa kau lupa? " Tentu saja, Bagaimana mungkin aku bisa lupa padanya. Bahkan, jika kita harus melupakan semua kejadian yang ada, tidak mungkin kita akan melupakan mantan sekaligus cinta pertama kita, pikirku. "Kau masih saja sama seperti dulu ya Lena, tidak berubah.. masih tetap cantik" Sambil tersenyum gugup, aku pun menjawab, "M.. Mm... Mas Aris... Lama tak jumpa. Bagaimana kabarmu? "Alhamdulillah, Aku baik. Bagaimana denganmu? " balasnya. Dan percakapan kecil kamipun berlanjut, "Apa kau juga tinggal disini Lena? Kebetulan, hari ini aku baru saja pindah." Aku pun tersenyum mengangguk, mengiyakan bahwa benar aku tinggal di apartemen ini. Dia pun terus bertanya, "Jadi, bagaimana lingkungan disini, apa sangat nyaman untuk tinggal?" Jujur sebenarnya.. saat itu, aku ingin menghindar darinya. Entah kenapa ada perasaan aneh.. seperti ada yang tidak benar. Hatiku merasa tidak tenang, ingin segera melarikan diri dari tempat itu sesegera mungkin. Lalu, dengan cepat dan ringkas, kujawab pertanyaannya "Lingkungan disini lumayan.. sangat tenang, tentram, dan nyaman. Sebenarnya Mas Aris, maaf.. sepertinya aku harus segera pergi. Seseorang sedang menungguku untuk bertemu.. (aku berbohong). Lain kali kita lanjut lagi ngobrolnya." Alasanku sebenarnya ingin segera pergi menyingkir darinya adalah karena aku tidak ingin jika dia sampai menanyakan dan akhirnya tahu unit tempatku tinggal disini. Tentu saja, akan sangat canggung jika suatu hari nanti dia mampir. Aku harus gimana? Dan aku berharap, jangan sampai itu terjadi Tuhan! "Oh, maaf..maaf.. kalau aku jadi menahanmu disini, aku tidak tahu kalau kau sedang terburu-buru Lena. Kalau begitu, nanti kita lanjut ngobrolnya lagi. Hati-hati dijalan ya!" Sambil berjalan bergegas meninggalkannya, aku pun melambaikan tangan, sambil berkata.. "Kalau begitu, sampai jumpa lagi Mas Aris! " Setelah berjalan beberapa langkah melewatinya, aku mempercepat langkahku. Namun, disisi lain, Mas Aris kembali menoleh kemudian berbalik kebelakang sambil berkata, "Lena, hampir lupa memberitahumu, aku tinggal di unit 702, kalau kau berkenan untuk mampir, nanti aku siapkan cemilan untukmu " Sambil menoleh dan tertawa garing, ku jawab "Oh..Okey! Hehehee..." Padahal, didalam hatiku, "What!?! Are you kidding?? Unit 702? Tetangga sebelah ku dong, Duh!! gimana nih.."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD