bc

Sajad dan Prisa

book_age16+
617
FOLLOW
2.5K
READ
dominant
scandal
badboy
sweet
bxg
campus
football
love at the first sight
roommates
like
intro-logo
Blurb

DALAM TAHAP REVISI

Semenjak bertemu dengan Prisa, sikap dan sifat Sajad berubah lebih ramah dari biasanya. Bukan hanya itu, Sajad merasa dirinya lebih bisa mengekspresikan apapun saat bersama Prisa.

Sajad menyukai Prisa sejak pertemuan pertama mereka di dalam bis. Love at the first sight berlaku padanya.

Lalu, bagaimana jika potongan masalalu kembali hadir, membawa kabar yang membuat dirinya bimbang. Ia harus memilih Prisa atau bagian masalalu yang belum usai?

chap-preview
Free preview
00. Sajad : How We Met
"Sialan! Kenapa bisa motor ini mogok?" Gue menendang motor hitam itu dengan kesal, ini motor mogoknya kurang tepat. Padahal gue lagi buru-buru karena Benji udah nunggu di Fabulous Kafe buat bikin tugas. Kalau tugasnya enggak ribet mana mau gue cape-cape datang ke sana. Gue coba telepon Benji, memberi kabar kalau gue mungkin akan telat datang. "Tinggal naik taxi atau bis kan bisa, Jad. Jangan mendadak b**o deh." Kepala gue langsung ringan dengar saran Benji, meskipun sedikit kesal karena dia bilang gue b**o. Gue beruntung karena ini motor mogoknya dekat sama halte, jadi gue coba nunggu bis sambil nungguin Sadam yang gue suruh untuk menangani motor. Sadam itu sepupu gue. Bis udah datang, tapi si k*****t Sadam belum datang. Gue coba nego sama kondektur bis buat nunggu sebentar sampai Sadam datang, tapi gue malah kena omel. "Buruan Mas, mau naik nggak?" Gue ragu sumpah, soalnya ini motor kesayangan gue. Tapi, Alhamdulillah Tuhan masih sayang sama gue. Saat tiba-tiba bis mulai jalan, gue lihat Sadam dibonceng sama temannya. Gue lempar kunci motor dan lari mengejar bis. "Nungguin apa dulu sih, Mas?" tanya si Kondektur. Kepo lo ah. Gue mengumpat saat tahu semua bangkunya penuh, akhirnya dengan berat hati gue berdiri dengan satu tangan yang berpegangan. Ponsel udah mulai getar, mungkin Benji mau tanya posisi gue masih di mana. Lagian ini anak mau aja di suruh kerjain hari ini, udah tahu gue ada latihan basket. Sementara dia absen latihan. Bis berhenti. Gue lihat seorang cewek berseragam naik ke bis. Kalau dilihat dari seragamnya itu cewek anak Graha, sekolah yang terkenal bebuyutan sama sekolah gue, Praha. Dia cukup terkejut waktu mendongak lihat gue, mungkin karena seragam Praha yang gue pakai. Wajahnya kelihatan takut. Fix, ini cewek emang takut sama gue, mungkin dia takut kenapa-napa karena gue anak Praha. Ekspresi wajahnya cukup menghibur dan bikin gue enakan tawa. Cewek itu menunduk sambil jalan buat ke belakang, benar-benar takut sama gue dia. Tapi, entah beruntung atau buntung. Bis sedikit berguncang, alhasil cewek itu nggak seimbang dan nabrak gue. Sebagai cowok yang baik gue refleks menahan itu cewek. Beuhh! Jantung gue tiba-tiba berdebar kencang saat wangi parfum yang kayaknya bercampur keringet kecium sama hidung. Wanginya bikin ... h***y. Gue memandang dia yang juga lagi mandang gue. Ya Tuhan, wajahnya dekat banget, bibir gue pun hampir cium bibirnya. "Maaf." Dia buru-buru berdiri tegak. "Di depan aja," ujar gue. Dengan menunduk cewek itu nurut lalu berdiri di depan gue. Ya Tuhan, lehernya jenjang, putih dan mulus. Bayangan leher itu merah karena hickey membuat gue beneran h***y. Oh, jangan lupakan saat dia nabrak tadi gue bisa merasakan dadanya yang empuk. Mata gue turun melihat bulatan di belakang tubuhnya, enggak kelihatan bentuknya. Tepos atau bulat ya? Gue bisa sinting, sial! Tadi gue sempat lihat nametag-nya, nama dia ... Prisani Chepito. * * * Sebut aja gue Bucin, karena memang itu kenyataannya. Semenjak kejadian di bis waktu itu, gue selalu mengikuti Prisa. Gue mau tahu segalanya tentang dia, dari hal random yang temannya tahu sampai yang temannya enggak tahu. Prisa anak bahasa di Graha, dia anggota klub voli putri dan suka membaca. Pernah satu waktu gue ketahuan mengikuti dia. Cewek itu udah ketakutan setengah mati, hampir nangis malah. Tapi, sejak kejadian itu gue mulai terang-terangan deketin dia. Gue mulai sering jemput dia, kadang nunggu dia keluar sekolah. Gue masih ingat ekspresi dia yang malu-malu, tapi mukul gue setelah jauh dari sekolah. Gemes Ya, Lord. Waktu kelas dua, setelah kita dekat sekian lama. Gue coba mengungkapkan perasaan gue sama dia, Prisa cuma senyum waktu itu. Enggak pernah jawab. Hampir dua tahun gue ngejar dia, sampai akhirnya gue dapetin dia waktu kelas tiga. Gue senang banget bisa memiliki Prisa, she is beautifull to me. Dan sekarang, gue sama Prisa udah kuliah. Dia ngambil bahasa, sementara gue ambil seni. Di tahun ke tiga hubungan kami, semuanya berawal.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DENTA

read
17.1K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook