bc

The Sound of Providence

book_age16+
143
FOLLOW
1K
READ
dark
HE
second chance
tragedy
mystery
genius
detective
male lead
high-tech world
crime
like
intro-logo
Blurb

On Going up setiap hari 2 part!!!

Ungkapan usaha tidak akan mengkhianati hasil, tetapi hasil akan mengkhianati keluarga memang benar adanya. Hal tersebut harus dirasakan oleh Keluarga Osm yang baru saja meraup banyak keuntungan dari hasil bisnisnya.

Namun, sayang sekali usaha mereka sia-sia hanya karena pengkhianatan yang dilakukan oleh keluarganya sendiri. Rafif yang satu-satunya korban selamat dari pengkhianatan itu pun terpaksa hidup dalam dendam dan berniat membalas ketika saatnya tiba.

Akankah hari itu datang menghampiri Rafif? Ataukah ia terjebak dalam situasi yang membuatnya harus merelakan sesuatu?

Mari baca situasi yang akan terjadi pada Rafif dalam cerita lengkap ini.

chap-preview
Free preview
1. Hubungan Tidak Sehat
Memiliki keluarga utuh dan saling menyayangi memang sudah menjadi impian bagi siapa pun. Tidak sedikit orang lain rela melakukan apa pun demi keluarga yang dicintainya tetap utuh. Akan tetapi, tidak sedikit pula mereka menyia-nyiakan dan menganggap anugrah tersebut hanyalah beban yang selalu menggelayuti tubuhnya. Namun, sayang sekali hal tersebut tidak dirasakan oleh Keluarga Osm yang baru saja memenangkan sebuah tender besar di perusahaannya. Salah satu perusahaan langganan menginginkan produk pesanan lalu ditambahkan nilai jumlah pada ekspor dan import dari luar negeri. Tentu saja semua itu berkat dari kegigihan seorang lelaki berjas hitam yang kini tengah bermain bersama seorang anak laki-laki muda usia sepuluh tahun itu pun berpakaian lucu membentuk karakter hewan dengan warna begitu kontras. “Paman, apa yang terjadi pada Dinosaurusku!!!” teriak bocah laki-laki dengan suara begitu melengking membuat beberapa orang di sekeliling mereka menutup telinganya kuat demi menghindari teriakan maut dari Rafif. “Astaga, Rafif, ini hanya patah pada sambungan yang terjadi pada saat perakitan. Jangan terlalu panik karena ini bisa diperbaiki lagi,” balas Ethan tertawa pelan melihat sebuah mainan yang patah menjadi beberapa bagian. “Benarkah? Tapi, kenapa aku enggak bisa memperbaikinya sendiri? Ini terlalu keras sampai aku berkeringat,” celoteh Rafif kecil dengan menunjukkan bulir keringat mengalir begitu lembab di wajah mungilnya. “Mana sini lihat, Paman!” titah Ethan membawa satu lembar tisu di tangannya, lalu mengarahkan wajah Rafif kecil agar menatap dirinya. Dan benar saja, di sana memang terlihat sedikit basah membuat Ethan tertawa pelan. Ternyata keponakannya benar-benar berusaha keras untuk menyambungkan mainannya sendiri. “Keringatmu benar-benar banyak, Rafif. Apa kamu enggak sadar kalau dibiarkan seperti ini bisa terkena masuk angin?” keluh Ethan terus mengusap keringat Rafif kecil tanpa menghentikan kegiatannya sama sekali. Sedangkan sepasang suami-istri yang melihat mereka berdua tanpa sadar tersenyum hangat. Entah kenapa mereka berdua benar-benar bahagia memperhatikan tingkah Rafif kecil yang semakin terbuka pada Ethan. “Ethan, apa kamu sedang berlibur?” tanya Ibu Rafif mengernyit penasaran melihat adik iparnya sudah beberapa hari datang berkunjung seakan tidak sedang melakukan sesuatu. Mendengar hal tersebut, lelaki tampan berpakaian kemeja flannel kotak-kotak itu pun tersenyum senang. Kemudian, ia terlihat menggeleng pelan sembari sibuk menyatukan dinosaurus milik Rafif kecil yang patah. “Enggak, Mbak. Aku emang lagi enggak punya banyak kegiatan, jadi sedikit meluangkan waktu datang ke sini untuk bermain dengan Rafif,” jawab Ethan tersenyum lebar, lalu membiarkan seorang anak kecil itu kembali melakukan permainan bersama beberapa pengasuhnya. Sedangkan Ayah dari Rafif sekaligus kakak kandung bagi Ethan itu pun mengangguk mengerti. Ia memang beberapa kali memerintahkan adiknya untuk datang menemui Rafif yang sudah lama sekali tidak bermain bersama sang paman. “Ethan, aku memiliki beberapa project yang salah satunya sangat menguntungkan. Apa kau berniat untuk bergabung denganku?” tawar Ayah Rafif mulai membicarakan sebuah bisnis. Tentu saja hal tersebut mengudang tatapan tidak suka dari Ibu Rafif yang merasa pembicaraan ini sangatlah aneh ketika sedang bersantai. Apalagi Ethan masih bermain bersama anak mereka berdua. “Project apa itu, Bang?” tanya Ethan penasaran. “Hanya distributor barang dari luar negeri, jadi kita hanya menyediakan tempat mereka menaruh barang sampai kembali di kirimkan ke beberapa negara,” jawab Ayah Rafif tersenyum tipis. “Mas, bisa enggak sih ngomongin bisnisnya nanti aja? Aku ngerasa kita kayak lagi rapat bukan santai,” sela Ibu Rafif mendesis tidak terima. Sontak hal tersebut membuat tatapan Ethan cukup berbeda. Seakan ia juga tampak tidak setuju dengan ucapan kakak iparnya sendiri. “Enggak apa-apa, sayang. Lagi pula Rafif juga main sama Si Mbok. Jadi, mumpung Etha ada di sini. Karena aku juga jarang punya waktu kalau enggak libur,” balas Ayah Rafif memberi pengertian. Namun, insting sebagai seorang pemersatu keluarga sekaligus rumah tangga. Entah kenapa Ibu dari Rafif merasakan akan terjadi sesuatu di antara mereka. Akan tetapi, tidak ingin berpikiran terlalu jauh, wanita dewasa yang memiliki satu orang anak itu pun melenggang pergi dari sana. Meninggalkan dua orang kakak beradik yang dapat di tebak akan membicarakan masalah bisnis. Tujuan dari wanita itu pun mengarah pada seorang anak kecil berusia sepuluh tahun yang terlihat sibuk memperhatikan sebuah lapangan balap mobil dengan tombol pemacu kecepatan di tangannya. “Rafif, sudahan mainnya, yuk! Mamah mau ajak kamu buat kue,” ajak Ibu Rafif membuat seorang anak yang hampir saja lulus dari sekolah dasar itu menoleh. “Kue apa, Mah?” tanya Rafif bersemangat sembari meletakkan tombol pemacu kecepatan itu pada pengasuhnya yang tengah sibuk membereskan banyak sekali lego berserakan di lantai. “Bantuan Mbak beresin mainannya dulu dong. Masa mau ditinggal,” ucap Ibu Rafif menunjuk seorang gadis yang menjadi pengasuh bagi anak tunggalnya. Sontak hal tersebut membuat Rafif kecil cemberut. Namun, tak urung ia menuruti perkataan ibunya untuk membantu membereskan mainnya sendiri yang disambung tatapan geli dari sang pengasuh. Sebenarnya, Rafif tumbuh menjadi seorang anak kecil yang sangat patuh terhadap orang tuanya. Sehingga tidak sedikit ia sering kali mengkhawatirkan sang ayah ketika pulang lebih lambat atau terlalu lama melakukan perjalanan bisnis. Setelah selesai membereskan dengan sistem kebut semalam, Rafif mengkode pada pengasuhnya untuk tidak mengatakan apa pun. Sebab, Rafif meletakkan semua mainannya dalam kotak besar dengan campur aduk segala macam mainan di sana. “Mbak, nanti jangan bilang Mamah, ya? Kalau aku membereskan mainannya enggak dipisah,” bisik Rafif kecil sembari sesekali menatap ke arah sang ibu yang tersenyum geli. “Rafif, Mamah dengar bisikan kamu sama Mbak, ya,” peringat Ibu Rafif berpura-pura marah. “Mah, ayolah ini akan sangat lama kalau aku membereskannya dengan rapi,” keluh Rafif menggeram kesal. “Enggak, Rafif. Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang kamu perbuat sendiri. Masa Mbak yang beresin semua mainan kamu? Memangnya Mbak yang mainan?” tutur Ibu Rafif dengan makna penuh. Tentu saja ia tidak ingin Rafif menjadi seseorang yang mempermudah segala sesuatu dengan uang. Sehingga selalu membiasakan anak kecil itu untuk tetap bertanggung jawab atas apa yang menjadi perbuatannya sendiri. Sedangkan seorang gadis yang menjadi pengasuh Rafif pun tersenyum tipis, lalu berkata, “Sudah enggak apa-apa, Bu. Rafif udah enggak sabar untuk membuat kue. Karena dari kemarin Rafif selalu mengeluh menginginkan kue buatan Ibu.” “Enggak bisa. Rafif harus tetap bertanggung jawab dengan perbuatannya sendiri tanpa membantah apa pun,” tolak Ibu Rafif bersikeras tetap menginginkan sang anak untuk membereskan mainannya sendiri tanpa menolak. “Baiklah, Mah. Aku akan membereskannya sendiri,” balas Rafif mau tak mau menyetujui permintaan sang ibu kalau tidak ingin gagal dalam pembuatan kue.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.6K
bc

Scandal Para Ipar

read
694.6K
bc

Marriage Aggreement

read
81.3K
bc

PLAYDATE

read
118.8K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.4K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
861.2K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook