Kiss Me, Please

1125 Words
Ruth mengedarkan pandangan nya di seluruh tempat, ia melihat orang-orang tampak berbaris di depan untuk menunjukkan kartu identitas sebagai tanda bahwa ia legal untuk masuk ke dalam sana. "Wow."Ruth menelan Saliva nya lalu melihat melirik ke arah jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia terlambat untuk pesta pembukaan malam ini karna Damon yang merusak riasan dan pakaiannya tadi. Ia melihat ponsel dan melihat 14 miscall dari Mariah, Ruth langsung menelpon kembali wanita itu untuk menjemputnya di luar. Bagaimanapun, ini kali pertama nya masuk ke dalam sana dan mulai saat ini club malam adalah tempat ia berkelana. Let's party baby. Batin Ruth terdengar sangat bersemangat. "Hey, kemarilah Ruth." Panggil Mariah dengan suara lantang membuat ia langsung menatap ke arah sosok wanita yang baru saja ia kenal beberapa hari itu. "Wow.. Kau terlihat cantik." Puji Mariah membuat Ruth merasa puas dengan penampilannya. Tampak garis senyuman menghiasi wajah Ruth yang terbalut dengan pakaian minimnya yang berwarna gelap.  "ohh-- Syukurlah aku masih memiliki pakaian yang cocok untuk ketempat ini. Andai saja si bodoh itu tidak ceroboh aku pasti akan berpenampilan lebih baik." Batin Ruth sembari tersenyum ke arah Mariah yang kini meraih tangan nya. "Ayo, aku akan menunjukkan sesuatu padamu." Mereka berjalan masuk kedalam club dengan pandangan bercahaya, memperhatikan orang-orang yang asik dengan euforia nya masing-masing. Berpesta, berdansa, berciuman, minum hingga akhirnya satu persatu menjadi jalang di dalam kamar-kamar yang tertutup rapat disana. "Woowww... Ini sangat luar biasa."Ruth menghela nafasnya dalam sembari tersenyum melihat bagaimana dunia malam yang sesungguhnya tidak harus ia sentuh.  Tempat yang membuat seseorang seakan bangkit dari sisi gelapnya. Ia melirik ke arah seorang pria yang terlihat misterius duduk dihadapan bartender. Mirip dengan seseorang yang ia kenal dan anehnya kenapa pria itu memakai earphone di tempat yang padat dengan suara musik seperti ini. "Tidak mungkin pria bodoh itu disini." Batin Ruth sembari melihat pria itu menarik hoodie nya lebih rapat lalu menenggak sebotol minuman yang memiliki kadar alkohol rendah. "Ruth. Kenapa kau melamun disana? Ayo kemarilah." ucap Mariah membuat gadis itu langsung memutar tubuhnya dan duduk di sofa yang tampak di atur dengan sedemikian rupa. Sungguh pandangan ini membuat Ruth merasa iri sekaligus gila, ia tidak pernah melihat orang-orang dengan enteng nya berciuman bahkan saling menggoda di tempat umum seperti ini. s**t!! Sepertinya ia mulai penasaran dan ingin mencoba sesuatu yang berbeda, sungguh tempat ini memiliki pengaruh yang cukup buruk. "Hey sweety, siapa namamu?" tanya seorang pria yang kini bergabung bersama mereka, pria itu tampak memperhatikan Ruth secara keseluruhan dan menimbulkan fikiran-fikiran kotor yang ada di otaknya. "Ruth kenalkan, dia teman ku yang aku bicarakan tadi. Ayo..." Mariah tampak bersemangat dan melihat pria itu mengangkat tangannya ke arah Ruth. "Nial." Ucap pria tersebut sembari tersenyum tipis ke arah Ruth. Gadis itu melirik ke arah Maria sejenak lalu dengan sangat terpaksa membalas jabat tangan itu dengan sangat lembut. "Ruth." Ia merasakan tangan Nial tampak menyentuhnya intens dan Ruth sangat tidak suka itu hingga ia langsung menarik tangannya dari Nial. "Sudah. Ayo kita berpesta dan kita harus mabuk malam ini." Seseorang dari grup itu tampak berteriak kencang seakan mencairkan suasana. Mereka bersorak dengan girang lalu melihat Mariah menuangkan minuman-minuman itu ke tiap gelas kosong yang ada disana. "Hmm--apa rasanya enak?" tanya Ruth dengan sangat polos membuat orang disana cukup tercengang melihat respon Ruth dan langsung menyadari bahwa gadis itu baru mengenal dunia malam ini. "Cobalah. Aku rasa akan sedikit membuat mu terbakar untuk pertama kalinya." Mariah mendekatkan gelas itu pada Ruth membuat seorang pria yang memperhatikan itu masih menahan rasa sabar nya saat ini. "Sepertinya ia harus tau rasanya sebuah minuman, agar gadis itu tidak ingin mencobanya kembali." Damon meremas tangan nya dengan kuat saat melihat Ruth mulai menenggak minuman dan ia berharap gadis itu akan berhenti. "Ahhh--- yahh kita harus pesta malam ini. Aku sudah sangat dewasa."Ruth tersenyum setelah menenggak segelas minuman membuat mereka menepuk tangan dengan kagum pada gadis itu. Sungguh hal ini diluar perkiraan Damon dan ia terpaksa menahan apa yang harusnya ia lakukan saat ini, Damon terlalu gengsi untuk mendekati Ruth dan itu membuat nya seakan terlihat sabar padahal, sesungguhnya ia bahkan ingin menusuk mata Nial yang memandangi Ruth sejak tadi. "Ahhh--Nial." Ruth berteriak kecil saat merasakan tangan pria itu memegang sudut pahanya dengan sangat intim. Damon langsung mengeratkan tangan dan gigi-gigi tajam nya saat ini. Oh Tuhan ini merupakan sebuah dilema besar bagi Damon, disisi lain ia tidak ingin ketahuan oleh Ruth dan disisi lain ia tidak ingin seorang pria lain menyentuh gadis itu. "Maaf, aku tidak sengaja." Nial menarik tubuhnya dan sedikit menjauhi Ruth dan reaksi gadis itu membuat Nial sangat penasaran dan semakin ingin mendapatkan apa yang sedang bersarang di otak nya saat ini.  Mariah kembali menyodorkan minuman pada Ruth hingga gadis itu mulai menikmati apa yang ia minum, rasa panas yang ada di dadanya membuat ia semakin merasa sangat haus, ia ingin lagi dan lagi hingga merasakan kepalanya mulai berat. "Ruth. Are you okay?" tanya Mariah melihat gadis itu bersandar pada sudut sofa yang tampak besar itu. Ruth mengangguk sambil memegang mulutnya yang terasa penuh. "Dimana toiletnya?" tanya Ruth dengan wajah yang merah padam. "Disana. Ayo, aku akan mengantar mu." Mariah menawarkan bantuan namun merasakan Ruth mendorong nya. "Aku bisa sendiri." Ruth bangkit dengan cepat sambil memegang kepalanya yang benar-benar sakit, Oh rasanya ia ingin sekali ambruk sekarang dan ia melihat seluruh ruangan tampak berputar, suara musik terdengar semakin memekakkan telinga nya. "Ruth, kau yakin bisa sendiri?" tanya Mariah kembali saat memperhatikan gadis itu berjalan dengan sempoyongan. "Yahh-- tenang saja." Ruth memegang kepalanya kembali lalu menguatkan dirinya untuk berjalan ketempat yang sangat ia butuhkan saat ini. "Ahh--kepala ku." Ruth menempelkan dirinya di tembok dan mencium aroma rokok yang membuat ia semakin merasa sangat pusing. Seluruh pandangan nya kabur dan kakinya mulai terasa sangat lemah hingga akhirnya pandangan gadis itu menangkap seseorang yang berdiri didepannya dengan wajah khawatir. "Da----mon."Ruth sedikit tersenyum lalu terjatuh tepat mengenai pria itu dan memeluknya sangat erat, Ia menggapai kerah hoodie pria itu lalu merasakan tubuhnya seakan melayang di udara. "Menyusahkan sekali." Damon mengangkat tubuh gadis itu dan menyangganya di bahu yang tampak sangat kuat, Ia mengedarkan pandangan lewat mata hazelnya tersebut lalu segera meninggalkan club dan membawa Ruth kembali pulang kerumah. Damon meletakkan tubuh Ruth dengan sangat hati-hati, ia melihat betapa merahnya wajah gadis itu sekarang. "You look so beautiful." Damon tersenyum tipis lalu berusaha untuk menyentuh gadis itu setelah sekian lamanya. "Damon. Kiss me." Pinta gadis itu membuat Damon terheran-heran dengan keadaan Ruth yang baru saja ia lihat. "Hmm--- kau terlihat lucu baby." Damon menarik nafasnya, berniat ingin menjauhi Ruth untuk mencari kunci kamar gadis itu. "Damon.... Please." Ruth menarik leher hoodie pria itu dengan sangat kuat, mata sayu Ruth menunjukkan rasa inginnya yang begitu besar. "Ruth kau sangat mabuk." Damon bukan pria yang ingin mengambil kesempatan ini, ia ingin melakukannya dengan sadar tapi sungguh godaan Ruth terasa sangat besar untuknya saat ini. "Please." Pinta Ruth dengan suara yang sangat pelan membuat pria itu terdiam sejenak lalu tiba-tiba ia mendekatkan bibir mereka dan mencium Ruth dengan sangat dalam. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD