bc

I am [not] Your Wife

book_age16+
22
FOLLOW
1K
READ
like
intro-logo
Blurb

Renata tidak pernah menyangka hidupnya yang baru berakhir justru mengawali kehidupan dia yang baru, yaitu sebagai Diandra, seorang perempuan yang sudah menikah tetapi dibenci oleh Ardhio, suaminya sendiri.

chap-preview
Free preview
Di mana aku?
Ini sama sekali tidak menyenangkan. Terbangun di ranjang bersama seorang pria tidak dikenal. Renata sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa kehidupan akan berubah mulai di malam ia mungkin telah meninggal. Semula Renata menganggap semua itu hanya mimpi. Ia bercanda saat memohon kehidupannya kembali. Saat sosok bertudung hitam berkata akan mengabulkan keinginannya, Renata mengira akan terbangun dari tidurnya. Ia memang terbangun, tetapi di tempat asing bersama seorang pria muda yang tengah melucuti pakaiannya dengan penuh amarah. "Si-apa kau? Apa yang kaulakukan?" tanya Renata. "Siapa aku?" tanya pria berwajah tampan tersebut sambil mendengkus keras. Mata elangnya menatap tajam sosok gadis itu. "Sungguh keterlaluan. Kau bahkan berpura-pura melupakan aku!" "Aku tidak berpura-pura. Aku sungguh tidak mengenalmu!" "Diandra!" bentak pria tersebut dengan suara hampir menulikan gendang telinga gadis itu. "Apa kau pikir bisa terus bersandiwara dan berpura-pura?" "Aku bukan Diandra. Aku …." Ucapan Renata terhenti seketika. Gerakan tangan pria di depannya yang tengah membuka kancing baju paling bawah gadis itu juga terhenti. Bahkan detak jam di dinding tidak lagi terdengar. 'Apa ini? Apa yang terjadi?' tanya Renata dalam hati sambil merapatkan pakaiannya. Bra mini berenda yang dikenakan membuat wajahnya sedikit merah. Renata yang alim dan kutu buku tidak akan pernah mengenakan pakaian dalam seseksi itu. Sosok bertudung hitam kembali muncul di depannya. Menjelaskan pada Renata bahwa kini dia berada di tubuh seorang gadis bernama Diandra Alviana. Masa lalu sosok gadis yang kini menjadi tempat jiwa Renata kini terkuak di depan Renata. *** "Diandra, a-ku men-cintaimu," ucap seorang pria muda. Paras tampannya tampak tegang. Peluh bahkan sedikit menitik. Kedua tangan tergenggam erat. Gadis bernama Diandra itu tersenyum. Menyibakkan rambut panjang kecoklatan miliknya yang tengah dipermainkan angin pantai. "Aku juga mencintaimu," jawabnya sambil meraih tangan pemuda itu. Tangan kedua sejoli itu saling menggenggam erat. Perlahan Diandra maju dan mencium bibir lembut sang pemuda. Keduanya kemudian terhanyut oleh lautan gairah dalam kemabukan sebuah jejak kecupan. Diandra mendesah tatkala kecupan panas mendarat di leher jenjangnya. Cumbuan demi cumbuan meninggalkan jejak merah di leher tersebut. Pemuda itu seolah tidak ingin lepas oleh kemabukan sosok molek di depannya. Diandra memang jelita. Sejak remaja, ia telah menjadi pujaan para jejaka dan ia tahu cara memanfaatkan kecantikan itu, termasuk terhadap pemuda di depannya. Pemuda tersebut bernama Vano Armando. Vano sendiri terkenal berwajah tampan dengan dagu persegi, hidung mancung, mata setajam elang dinaungi alis tebal yang memikat hati. Akan tetapi, bukan itu yang membuat Diandra tertarik pada Vano dan memutuskan menjatuhkan pilihan hati pada pemuda di depannya tersebut. Itu semua karena apa yang dimiliki pemuda tersebut. Ya, Vano adalah cucu dari seorang milyader yang hartanya mungkin tidak habis dimakan tujuh turunan. Saat ini hampir semua bisnis dikuasai oleh keluarga Vano. Rumah mewah dan gedung bertingkat adalah milik keluarga pemuda itu. Bahkan dalam pertemuan mereka tersebut, Vano menggunakan salah satu mobil mewah jenis ferrari keluaran terbaru yang baru saja dibeli. Cinta tidak penting saat ini bagi Diandra. Yang terpenting adalah uang. Dengan Vano, ia tidak akan kekurangan dan selalu bermanja dengan barang-barang bermerek mahal. *** "Dasar matre!" keluh Renata kesal. Ia kemudian menatap pria yang menjadi suaminya. Pria itu tidak lain adalah Vano. Dalam bertahun mendatang, Vano telah berubah menjadi sosok yang jauh lebih sempurna. Wajah persegi itu kini menampakkan aura dewasa dengan bekas cambang tipis membuat tangan Renata seolah gatal untuk menyentuh. Perlahan tangan Renata terulur tanpa sadar dan membelai pelan wajah lelaki itu. Seandainya ia seberuntung Diandra, mendapatkan lelaki seperti Vano sebagai suami, ia pasti tidak akan menyia-nyiakan. Tubuh kekar Vano juga tidak kalah menawan. Perlahan Renata menyentuh d**a sixpack yang terbentang di depannya. Waktu masih terhenti, Renata terpikir untuk menikmati dan mengagumi tubuh tersebut selama Vano masih diam membeku seperti itu. "Apa kau sudah selesai?" tanya Vano tiba-tiba sambil mencekal tangan gadis itu. "AKH!" jerit Renata sambil melompat menjauh dan bersembunyi di balik tempat tidur. "Ke … ke-napa kau bangun? Bagaimana bisa?" tanyanya sambil menuding pria itu. "Jadi kau berharap aku hanya diam sementara kau menyentuh tubuhku?" tanya Vano sambil bergegas menghampiri. "Bu … bu-kan seperti itu. Hei, ma-u apa kau ke sini? Mun-dur kau, jangan dekat-dekat, kau bisa bicara dari jarak jauh!" cetus Renata. Vano yang kini berdiri tepat di depan Renata tersenyum. Ia tidak menurut dan lantas malah menarik gadis itu dalam pelukan. Wajah Renata bersemu dadu. Seumur-umur baru kali ini dirinya begitu dekat dengan seorang pria, apalagi pria yang setampan dan segagah Vano. Vano sendiri merasa heran kenapa Diandra seperti orang yang berbeda. Diandra adalah orang yang selalu menguasai permainan, termasuk dalam mempermainkan hatinya. Tidak pernah ia melihat gadis itu tersipu malu seperti sekarang. 'Itu pasti hanya tipu daya. Ia ingin mempermainkanku lagi dengan bersikap naif,' gumam Vano dalam hati. Jantung Renata berdegup kencang. Ia tidak bisa terus seperti ini, terperangkap dalam pesona lelaki itu. Bisa-bisa ia dengan pasrah menyerahkan diri. Segera dia meronta dan mencoba mendorong pria itu menjauh. "Kenapa, Di? Sekarang setelah mengambil keuntungan, kau ingin menyuruhku menjauh? Kau ini benar-benar pantas untuk dihukum," bisik Vano dengan suara mendesah. Dengan cepat ia kemudian mencium bibir ranum gadis tersebut. Pikiran Renata seolah menjadi kosong. Dia seolah tidak berdaya. Kakinya melemah dan mencoba untuk bertopang pada Vano. Ia kini hanya bisa pasrah membiarkan lidah pria itu menyelusup masuk dan menjelajah di dalam mulutnya. Renata bahkan pasrah saat Vano menggendong dirinya dan membawa dia ke tempat tidur. *** Vano duduk diam bersandar di tempat tidur sambil menatap sang istri yang kini terlelap di balik selimut. Ia pernah begitu mencintai dan memuja gadis itu. Ia pernah berpikir Diandra sungguh tulus mencintai dirinya dan betapa ia beruntung dapat memiliki gadis itu. Saat itu, meski keluarga besar menentang, ia tetap bersikeras. Hingga akhirnya ia berhasil, menjadikan Diandra sebagai istri dan bagian dari keluarga seorang Jayadiningrat. Akan tetapi, Vano kemudian harus menelan kecewa. Diandra hanya tahu berpesta dan berfoya-foya. Gadis itu ternyata hanya peduli pada uang dan menuntut lebih banyak materi untuknya. Semula Vano tidak peduli. Toh dia bisa mencukupi semua permintaan Diandra. Meski semua mengatakan dia bodoh, tetapi apa pun yang diminta gadis itu, selalu dia belikan. Ia terlalu mencintai Diandra dan tidak ingin kehilangan gadis itu. Akan tetapi, lagi-lagi Diandra memanfaatkan perasaannya dan menipu dalam permainan atas nama cinta.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Noda Masa Lalu

read
184.3K
bc

Broken

read
6.4K
bc

Wedding Organizer

read
47.0K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.5K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.6K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.9K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook