Ceraikan Aku !

1489 Words
Sarah terbangun dari lantai , Ia melihat setia sudut ruangan sambil memegang kepala nya yang masih sakit. ia mengingat kejadian tadi malam dan ia menyadari Math sangat tidak perduli dengan nya . Bahkan Math tampak tidak memindahkan nya yang pingsan di lantai . " Kau sudah bangun ? Kau sangat nyenyak di lantai itu Sarah " Math seakan mengejek nya sambil tersenyum benci ke arah nya. " Kenapa kau melakukan pernikahan ini Math ?" tanya sarah masih duduk di lantai membuat pria itu tertarik dengan topik nya . " Untuk membuat mu menderita sarah " Balas math menatap ke arah nya sambil memakai dasi pada kerah baju nya " Apa salah ku ?" tanya Sarah tidak mengerti dengan ucapan Math yang tampak sangat garang dan dingin di harapan nya " Jangan banyak bicara atau aku akan melakukan hal yang tidak kau suka " Balas Math membuat Sarah diam sambil menitikkan air mata " Dasar cengeng " Celetuk Math lalu berlalu dari harapan sarah yang mengigit bibirnya agar ia tidak mengeluarkan suara tangisan di hadapan math " Baiklah.. Aku ingin kita bercerai " Jawab Sarah sambil berdiri membuat pria itu memutar tubuh nya Ia merasakan hawa berbeda sedang mendekatinya bak singa kelaparan . " Cerai ? Aku akan menceraikan mu setelah puas menyiksa mu sarah " bentak Math dengan suara bariton yang menakuti diri nya. " kau kejam Math " Sarah menatap wajah math yang terlihat memancarkan aura kebencian . " Kau bersiaplah , Nanti malam aku akan membuat mu jatuh di bawah ku !" bisik Math dengan sangat dekat dengan Sarah membuat gadis itu ketakutan " Apa maksud mu Math ?" tanya Sarah tidak tau apa yang dikatakan Math " Bukannya sekarang kau istri ku ? Sudah seharusnya kau melayani ku sarah " Bisik Math kembali sambil melirik ke arah ranjang besar nya " Tidak.. Aku tidak mau " Sarah mundur kebelakang dan menolak melakukan itu karna Math tidak mencintai nya . " Kita lihat saja nanti " Math memutar tubuh nya dan berlalu dari hadapan sarah yang ketakutan . ___________________ Sarah menggapai telpon yang terpasang disana untuk menelpon ayah nya . Namun sayang nya pria itu tidak bisa dihubungi , Sarah berkali - kali menelpon keluarga nya namun tidak satu orang pun menjawab nya . Ia berjalan keluar rumah dan melihat ke semua tempat yang sangat asing baginya. Ia berjalan menuju pagar di luar namun seseorang mencegatnya dengan cepat . " Lepasss. aku mau pulang " Sarah nenangin ketika seorang wanita memegang erat lengan nya . " Hey.. !!! Kau jangan coba mencari masalah !! Kami semua bisa terkena masalah kalau kau kabur dari sini ,lebih baik kau masuk " perintah wanita itu dengan wajah tidak suka ke arah sarah sambil menarik arah untuk masuk ke dalam rumah lagi . " Lepass... Aku akan mengadukan kalian , Lihat saja " Ancam Sarah tidak membuat wanita itu melepaskan pautanya . " Lebih baik kau mengadu dari pada kau kabur " Jawab wanita itu menarik nya dengan keras dan membawa Sarah masuk ke dalam kamar serta mengunci nya dari luar. Sarah menggedor pintu dengan kuat berharap seseorang akan membukakan untuk nya . Namun hingga ia letih tidak ada satu orang pun menolong nya agar keluar dari sana. Sarah memperhatikan jam setelah seseorang mengantarkan makanan untuk nya di kamar . Ia melihat seharusnya Math pulang sebentar lagi. Sarah mengingat apa yang di katakan Math tadi siang , Ia segera masuk ke dalam selimut dan memejamkan matanya untuk tidur agar Math tidak mengusik nya nanti. Duaghh !! Suara pintu kamar terbuka dengan keras diiringi dengan bau alkohol yang sangat menusuk di hidung Sarah yang berpura-pura tidur. Klik .. Math mengunci pintu nya dan mendekati Sarah yang mendiamkan diriny di atas ranjang . Ia merapatkan tangan nya untuk melawan rada takut yang sedang mendekati dirinya . " Sarah. bangun lah " bisik Math terdengar pelan di atas nya kini membuat Sarah tidak ingin membuka mata. " Baiklah.. " Sarah merasa lega saat merasakan Math menjauhi nya kembali . Setelah sekian menit sarah merasakan Math tidak ada disana lagi , Hingga ia mulai mengantuk dan hampir tertidur . Srak !! Math menarik selimut yang menutupi tubuh sarah dan langsung menindih nya cepat. " Math ..jangan " Pria itu tersenyum dengan ngeri di atas Sarah sambil membelai lembut rambut sarah yang panjang. " Aku memimpikan ini sayang " Bisik Math terlihat berbeda dari semalam . " Math.. " Sarah mulai takut dengan tingkah math walaupun mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Math mencium bibir Sarah dengan lembut lalu, Sarah bisa mencium bau alkohol yang menyengat membuat Sarah ingin muntah karna bau yang tidak biasa ia cium itu. " kau menikmati nya sarah ?" tanya math dengan senyuman khas nya Sangat dingin dan ngeri di mata sarah di balik wajah tampan nya itu. " Math.. Jangan , Aku takut " Sarah merasakan tangan pria itu mulai menyentuh paha nya . " Kau akan menikmati ny sarah , Kunci nya adalah relax " jawab math dengan memberi penjelasan pada gadis itu. " Tidak.. Aku tidak mau.. Ku tidak mencintai ku math " Sarah berontak dengan air mat yang terus mengalir dipipinya saat ini " persetan dangan cinta , Yang penting bagi ku adalah Seks " jawab Math terdengar gila " Math.. Please jangan " Sarah kembali mendorong d**a pria itu sekuatnya namun sedikitpun tidak bergerak dari atas nya . Sarah merasa sangat takut ia melihat ke sekeliling berusaha mencari sesuatu yang mungkin bisa ia raih Namun sepertinya semua sia-sia.. sarah tampak bersembunyi di balik pintu dengan gemetaran sambil menutup mulut nya erat . mencoba untuk menghindari Math yang tampak gila . Math tampak marah besar ketika Sarah mengigit lengan nya dengan kuat lalu mendorong tubuh yang lebih besar itu menjauh dari nya. Kini ia mendengar suara barang terus terjatuh di luar sana . sarah ketakutan setengah mati disana berharap Math tidak akan menemukan nya disana. " Sarah, Kau ingin bermain dengan ku ? " Suara Math terdengar menggem di seluruh ruangan besar itu membuat sarah semakin mencengkram ujung dress nya dengan kuat . " Kalau kau tidak keluar sekarang aku akan membuat mu semakin menderita Sarah " math mengancam dengan mengerikan disana sambil mencerdaskan sepasang mata biru nya yang tajam ke seluruh penjuru . Math tampak tersenyum kali ini melihat ujung baju sarah yang keluar dari pintu sehingga ia langsung tau kalau gadis itu disana. Math tidak bisa lagi menahan gairah yang tertahankan sejak tadi dan ia ingin membuat Sarah semakin hancur karna nya. Math berdiri di depan pintu menunggu Sarah membuka pintu saat merasa dirinya aman. Math seakan bisa mendengar dengan jelas suara ketakutan di balik pintu itu. Sarah menoleh ke gagang pintu sambil mendengarkan suara Math . Ia bangkit saat merasa Kalau math telah meninggalkan nya. Perlahan sarah membuka pintu itu dengan perlahan . " Mau kemana sayang ?" Ucap math menatap nya dengan tajam. Sarah langsung menutup pintu itu kembali namun Math menyangganya dengan kaki lalu menangkap tangan sarah dengan kuat dan cekatan . " Math .. Jangan.. Sakittttt mathh " Sarah kembali menangis membuat math muak "Kemari kau " Math menarik lengan Sarah dengan kuat dan mendorong gadis itu kembali masuk ke dalam kamar . Math mengunci pintu dan meletakkan di suatu tempat yang tidak bisa di jangkau dengan mudah . Sarah mundur ke belakang melihat Math mulai membuka tiap helai pakaian nya menampilkan otot dan urat yang menakjubkan disana. " jangan Mathh !! Aku mohon ! Sarah terus memohon dan meminta Ampun atas sesuatu yang tidak ia lakukan membuat Math semakin menikmati tiap kata yang keluar dari gadis itu. " Menurut lah sarah ! Kalau tidak kau akan kesakitan " Math tersenyum seperti devil disana . Math terus maju mendekati Sarah yang sekarang sudah berada di tembok , Ia melihat sekitar dan mengambil sebuah pisau dan menodongkannya ke arah math " Jangan mendekat .. !! " Wajah Math tiba - tiba berubah menjadi khawatir saat melihat Sarah dengan pisau di tangan nya . Ia maju satu langkah untuk mencoba keberanian Sarah . " Jangan mendekat atau aku bunuh diri " Math mundur kebelakang melihat Sarah sudah menaruh pisau nya di pergelangan tangan Sarah sembari menelan Saliva nya. " Kau tampak sangat berani sarah " Ucap Math mencoba menenangkan Sarah . " Please ! Ceraikan aku math !" Ucap sarah memohon pada pria yang mendekatinya lagi. " Jangan mendekat !!!!!! " Sarah berteriak histeris sambil menodongkan pisaunya ke arah Math , Sarah sudah hilang akal untuk menyelamatkan dirinya sendiri sekarang . " hm... Baiklah .. Kau selama malam ini sarah " jawab math lalu memutar tubuh nya meninggalkan sarah di sana . Sarah masih melihat math dan tetap waspada dengan pria itu. Ia terus memegang pisau nya hingga math keluar dari kamar . Sarah terduduk lemas setelah ia berusaha bersikap tegas seperti barusan . Ia masih mengatur nafas nya disana sambil menarik rambut panjang nya yang indah . Ia tidak menyangka kalau hidup nya berubah menjadi mengerikan setelah menikah dengan Math .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD