bc

Sedekat Desember ke Januari

book_age12+
643
FOLLOW
3.0K
READ
possessive
goodgirl
drama
tragedy
comedy
sweet
highschool
first love
lies
like
intro-logo
Blurb

Berperang melawan masa lalu yang tidak diingat bukanlah hal yang mudah. Disy harus memecahkan teka-teki di balik panggilan Berlian.

Pengkhianatan dan dendam seakan tak pernah bosan menghampirinya. Kehilangan dan air mata sudah menjadi nyawanya. Tuhan seakan menempa Disy begitu istimewa.

Pada akhirnya, takdir menyimpan rahasia tak terduga.

chap-preview
Free preview
Jumpa Pertama
"Put! Aku udah bawa sertifikat yang kamu minta tadi malam," ucap ku pada Putri, teman sekaligus ketua OSIS di sekolah ku. Kami satu jurusan, yaitu akuntansi. Namun beda kelas. Putri kelas A sedangkan aku kelas B. Ngomong-ngomong soal sertifikat, tadi malam Putri mengirimiku pesan lewat aplikasi What'sApp. Ia akan mendata siswa berprestasi di SMK Pertiwi, sekolah kami.  Putri yang kebetulan sedang berada di lokal ku langsung mendekat. Aku harus mendongak demi melihat wajahnya. Ia tinggi dan berbadan tegap. Sedikit gemuk dibanding diriku yang memiliki berat badan tak lebih dari 45 kilogram.  "Udah kamu fotocopiin kan?" tanya Putri meyakinkan. Aku menggeleng. Putri tidak bilang hal ini pada ku. Ia hanya menyuruh agar membawa sertifikat yang aku punya selama bersekolah di SMK. Aku hanya punya satu sertifikat yang aku dapat dari lomba berdebat tingkat daerah.  "Yaudah, fotokopi aja sekarang. Mumpung bel belum bunyi," perintah Putri yang langsung aku turuti. Tiba-tiba Keysa, teman sebangku ku minta ikut. Akupun mengangguk.  "Mau potokopi apasih Dis?" tanya Keysa diperjalanan menuju tempat fotocopy. Aku menunjukkan sebuah kantong bening berukuran sama dengan sertifikatku, "Ini." Setelah sampai di tempat yang dituju, aku masuk dan melihat ada beberapa adik kelas yang sedang menunggu hasil jilid tugas mereka.  "Bang, potokopi ini satu rangkap ya," ucapku pada bang Ebi, tukang fotocopy di dekat sekolah ku. Sambil menunggu giliranku, aku mengedarkan mata ke sekeliling ruangan. Selama semester dua ini baru kali ini aku menginjakkan kaki kembali di tempat yang berisi dua mesin fotocopy. Tiba-tiba mataku menangkap sosok lelaki yang seangkatan dengan ku. Tetapi kami beda jurusan. Kalau tidak salah namanya Aldo. Dia juga memegang selembar kertas yang persis dengan punyaku. Dia berdiri tepat di samping mesin fotocopy. Akupun memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu padanya.  "Do, kamu bisa fotokopi gak?" tanyaku. Aldo langsung menoleh begitu namanya kusebut. Ia tersenyum dan menjawab, "Gak bisa." Aku bergumam "oo" lalu kembali fokus kepada bang Ebi yang sudah selesai menjilidkan tugas adik kelas tadi. Aku segera menyerahkan sertifikatku diikuti dengan Aldo yang juga ingin memfotocopy miliknya.  "Berapa nih?" tanya bang Ebi.  "Satu rangkap semuanya bang," jawabku mewakili Aldo.  Aku melihat uang yang kubawa. Dua ribu rupiah. Tiba-tiba Keysa menyenggol lengan ku. Ia berbicara cukup lantang sehingga Aldo sampai melirik pada kami.  "Dis, kamu bayarin aja Aldo. Biar gampang balikin kembaliannya," ucap Keysa. Aku melihat Aldo yang saat itu langsung sumringah.  "Yaudah," jawabku.  "Lo beneran bayar nih?" tanya Aldo. Padahal aku tahu dia sangat senang dibayari. Selalu saja. Yang gratis akan lebih menarik.  "Iya," jawabku singkat.  "Makasih ya." Aldo langsung berlalu dari sana tanpa melihatku lagi. Dia keluar begitu saja. Aku tidak mempermasalahkannya. Setelah menerima kembalian, kami kembali ke kelas.  Bodohnya aku hari itu. Karena sejak pertemuanku dengan Aldo, seolah ada magnet di antara kami yang membuat diriku dengannya menjadi lebih dekat. Sangat dekat malah.  Sedekat Desember ke Januari.   

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Billionaire's Baby

read
280.4K
bc

PATAH

read
515.9K
bc

My Ex Boss (Indonesia)

read
3.9M
bc

My Hot Boss (Indonesia)

read
661.7K
bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
200.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook