bc

Love under covers (Indonesia)

book_age18+
36
FOLLOW
1K
READ
billionaire
possessive
arrogant
CEO
bxg
city
Indonesia-My Possessive CEO Writing Contest
like
intro-logo
Blurb

Warning!!

Mohon bijak saat membaca banyak adegan kekerasan dan konten dewasa yang dilarang dibaca untuk anak dibawah umur.

Bagaimana bila kebencian mu yang begitu besar kepada seseorang, berubah menjadi sebuah perasaan cinta yang tidak bisa terelakkan? Dimana kebencian itu berubah menjadi hasrat, gairah dan kasih sayang.

Itulah yang terjadi antara dua insan ini yaitu seorang Ceo terkenal dan sukses dengan segala kesempurnaan Fisik, Mahesa Ambarata. Tampan dan gagah tetapi memiliki masa lalu yang membuatnya tidak mudah bersahabat kepada banyak orang, sehingga seorang Mahesa Ambarata terkenal kejam dan Arogant karena sikap tempramentnya yang tidak bisa ditebak. Mencintai seorang wanita bernama Kanaya yang sedikit keras kepala namun lembut. Dia berprofesi sebagai seorang waitres disalah satu cafe di kota besar.

Keduanya memiliki dendam terhadap satu sama lain, namun seiring berjalannya waktu kebencian mereka berubah menjadi hasrat dan cinta. Apakah mereka akan melupakan dendam pribadi mereka dan lebih memilih cinta dan asmara diantara mereka? dapatkah keduanya saling mencintai setelah mereka mengetahui rahasia sebenarnya dibalik pertikaian kedua insan ini?

@caramellarose6

chap-preview
Free preview
1.Sangkar Emas.
Pov Kanaya. 'Dasar kau bodoh Kanaya! Tadi adalah waktu yang tepat untuk kau segera keluar dari istana mengerikan ini. Kau harus yakin kalau Mahesa hanya berpura-pura baik saja. Mana mungkin kebencian dan dendam diantara kami akan hilang begitu saja.' aku memaki diriku sendiri dalam hati. Entah mengapa aku juga terbuai malam itu. Seharusnya aku tetap terjaga dan tidak menikmati cumbuan Mahesa kepada ku. Aku harusnya bisa kabur saat dirinya sudah terlelap tidur. Tetapi pelukan Mahesa semakin membuat ku nyaman untuk tidur terlelap. Sudah hampir satu bulan aku berada di istana milik Mahesa, rumah mewah yang terlihat seperti istana raja dijaman modern ini. Ya...Aku seperti burung yang terkurung didalam sangkar emas. Aku adalah wanita yang menjadi tawanan seorang Mahesa Dirga Ambarata. Orang yang sangat berpengaruh dikota ini. Aku dan Mahesa memiliki dendam pribadi. Tetapi aku hanyalah wanita yang tidak memiliki uang untuk membayar seseorang agar membalaskan dendam ku kepada Mahesa. Malahan aku yang akhirnya terjebak dalam dendamnya kepada ku dengan menawan ku di rumahnya ini dan menjadi wanitanya. Atau bisa dikatakan menjadi boneka mainannya. Entah kenapa tadi malam sikap Mahesa begitu lembut, dia menyentuh bibirku dengan hangat tanpa amarah dan paksaan. Dia mengusap rambutku dan memeluk ku hingga aku tertidur lelap pada pelukannya. Biasanya dia akan melahap bibirku dengan rakusnya dan tidak ada kelembutan sama sekali. Meremas dan menggit kecil beberapa bagian tubuh ku. Tetapi dia tidak menodai ku sama sekali, hanya mencumbu ku saja. Mungkin ini adalah salah satu pembalasan dendamnya kepada ku atas ulah ayah ku yang sudah menabrak kedua orang tuanya hingga tewas. Lalu apakah yang dia perbuat kepada ayah ku belum cukup untuk membalaskan dendamnya setelah dia membuat ayah ku bunuh diri Akibat frustasi karena membuat perusahaannya bangkrut dan menghina serta mempermalukan ayahku didepan para pembisnis yang menjadi musuhnya. Dendam Mahesa juga membuat ibuku sampai saat ini masih berada di rumah sakit jiwa karena tertekan. Inilah yang mendorong niat ku juga ingin membalaskan dendam ku kepada seorang Mahesa. Tetapi aku malah terjebak dan tidak berdaya karena Mahesa begitu kuat dan berkuasa. Dia menculik ku dan mengurungku dalam rumahnya, dia juga mengancam ku untuk menandatangani surat nikah yang sudah dibuatnya sebelumnya. Jika aku menolak Mahesa akan menyakiti paman ku yang sedang sakit. Beliau adalah paman yang selama ini mengurusku dan menjadi pengganti ayah ku setelah beliau meninggal dunia. Mahesa sampai saat ini belum mengetahui kalau ibuku masih hidup dan sedang dalam perawatan dirumah sakit jiwa. Aku berharap Mahesa tidak mengetahuinya. Namun karena dia adalah seorang Mahesa, sangat mudah baginya mencari informasi semua tentang diriku. Akhirnya akupun menyerah atas ancamannya yang akan melakukan sesuatu kepada ku jika aku tidak mau menjadi kekasihnya dan menyerahkan diriku kepadanya. Aku tidak mengerti akan cara dia memperlakukan ku. Dia kasar dan sering melampiaskan kekesalannya kepada ku. Aku selalu dapat merasakan dari caranya melumat bibir ku. Aku juga tidak mengerti dia selalu mencumbu ku tetapi tidak menodai ku atau bisa dikatakan menggunakan ku seutuhnya. Setelah dirinya puas mencumbuku dia akan meninggalkan ku begitu saja. Ini sangat menyiksa batin ku sebagai seorang wanita. Kadang aku sering takut apakah aku sedang menghadapi seorang pria yang sakit mental atau.mempuyai kelainan pada dirinya. Meski dia masih memperlakukan ku seperti manusia tetapi bagi ku dia bukanlah manusia. Dia mencumbuku sampai aku menyerah dan bersiap akan perlakuannya yang lebih lagi kepada ku. Tetapi tidak begitu saat aku juga menginginkannya dia meninggalkan ku begitu saja. Benar-benar aku seperti boneka baginya yang hanya dijadikan sebagai permainan nafsunya saja. Tetapi hari ini tidak seperti biasanya. Entah mengapa dia menelepon ku, dia mengatakan sedang menjenguk temannya yang ada dirumah sakit. Lalu dia memintaku untuk memasakkannya kue Pie madu kesukaannya, "Kay...buatkan aku kue Pie madu!" pinta nya "Kamu bisa kan?" tanyanya lagi. Entah dari mana dia mengetahui kalau aku dapat membuat kue pie madu. Tetapi apa yang dia minta adalah suatu perintah dan tidak dapat ditolak. Aku lalu membuatkannya kue pie madu. Aku tidak tau kalau dia juga menyukai kue pie madu sama seperti diriku. Sebab ini adalah kue kesukaan ku sejak kecil dan ibukulah yang mengajari ku membuatnya. Mahesa pulang lebih cepat, dia ingin makan malam bersama ku. Entah apa rencananya kali ini yang jelas aku juga merasa takut karena Mahesa adalah tipe seorang pria yang susah ditebak. Cupp... Dia mencium pipiku dan keningku. Alis mata ku mengkerut dan bingung akan tingkah lembutnya ini, "Kenapa? Kamu heran?" tanyanya saat melihat aku yang merasa heran akan sikapnya hari ini. "Tidak..." jawabku sambil menuangkan wine kedalam gelasnya, "Maaf. Malam ini aku tidak ingin minum!" ucapnya sambil mengarahkan tangannya agar aku tidak menuangkan wine itu lagi. "Kau duduklah bersama ku!" ucapnya dan menunjuk kearah bangku didekatnya, "Temani aku makan malam!" ucapnya lagi dengan senyum. Baru kali ini aku melihat senyum yang tidak mengandung keangkuhan dari bibirnya. Senyum yang ramah dari seorang Mahesa. Ada apa? Mengapa dia begitu manis hari ini seperti bukan Mahesa yang terkenal kejam. Senyumnya semakin menambah ketampanan wajahnya. Hampir saja aku terpikat, untung saja kesadaran ku masih tetap terjaga. Setelah selesai menikmati makan malam, pelayan datang membawa kudapan namun Mahesa menolaknya, "Aku ingin kue pie madu!" pintanya dengan tatapan mata yang tajam kepada pelayan itu. Aku lalu meminta pelayan itu mengambil Pie yang baru aku buat dan meletakkannya di meja. Aku segera meletakkan beberapa kue ke hadapan Mehesa, "Ini kue yang kau minta buatkan" tukas ku kepadanya dan lagi-lagi dia tersenyum lalu mengecup pipiku, "Terimakasih sayang!" tubuh ku bergidik saat dirinya menagatakan sayang. Aku merasa risih dengan sebutan sayang dari seorang Mahesa yang adalah musuh bagiku. Mahesa menarik tanganku dengan sedikit kasar, "Apakah ada kata-kata ku yang salah?" ucapnya, "Atau aku tidak boleh mengatakan sayang kepada kekasih ku?" aku berusaha melepaskan pegangan tangan Mahesa yang begitu kuat, "Lepas! Mahesa aku mau meletakkan ini!" pintaku saat aku mengatakan ingin meletakkan nampan tempat kue tadi dan Mahesa akhirnya melepas tanganku tanpa ada amarah diwajahnya. Mahesa terus menatap ku dan terus mengusap bibirnya, "Kau nampak semakin cantik bila sedang marah, Kanaya" Aku tidak menanggapi apa yang dikatakannya barusan. Aku sibuk memakan kue pie kesukaan ku ini. Aku senang Mahesa memuji kue buatan ku ini,  "Kue ini sangat enak" ucapnya dengan tatapan mata yang nakal. Aku harus menjawabnya kalau tidak dia akan berbicara yang lebih fulgar lagi, "Terimakasih!" jawab ku dan dia lagi-lagi tersenyum manis membuat aku semakin salah tingkah. Aku terus mengingatkan diriku agar tidak termakan rayuan ataupun tipu muslihatnya. Mahesa lalu menarik tanganku setelah kami selesai menikmati makan malam dan membawaku kekamarnya. Aku sedikit takut, meski ini bukan yang pertama dia lakukan tetapi melihat sikapnya hari ini aku benar-benar takut. Aku takut kalau akulah nantinya yang akan menyerahkan diriku kepadanya. Seperti apa yang pernah dia katakan sebelumnya. Kalau seorang Mahesa tidak akan memaksa atau menodai seorang wanita, Dia hanya mau jika wanita itu sendiri yang menyerahkan dirinya dalam pelukan Mahesa. Karena itu adalah perinsipnya sejak dulu. Tetapi bukan berarti dia tidak bisa mengingkari perinsipnya bukan? karena hasrat dirinya yang besar sebagai laki-laki?  Atau aku malah aku juga terbawa didalamnya. Itulah yang aku takutkan. Mahesa menarikku keranjang dan mencium ku lembut. Awalnya aku tidak membalas karena memang seperti itulah yang aku lakukan sebelumnya. Namun saat dia menciumku dengan lambut entah kenapa aku terpancing dan membalasnya. Dia lalu mencium tengkuk leherku membuat aku merasakan hangat dari sapuan nafasnya. Untunglah dia tidak berbuat lebih jauh. Dia lalu memelukku dan membisikkan pada telingaku, "Aku sangat lelah, temani aku tidur!" tidak seberapa lama Mahesa sudah tertidur lelap sambil memelukku dalam dekapannya. Bersambung. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Boss And His Past (Indonesia)

read
236.7K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
614.1K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.4K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
465.8K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
289.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook