Metahuman Supersonic

1406 Words
Sebuah notifikasi membuat Profesor Tokuda ragu untuk menekan tombol itu. Ia nampak kebingungan, ia ketakutan jika apa yang akan ia lakukan terjadi kegagalan. "Apa? Ternyata resikonya kematian ya? Jika hal seperti ini terjadi, sepertinya aku sedikit kebingungan melakukannya, apa tak usah aku lakukan saja?" Profesor Tokuda nampak menaikkan sedikit alis matanya dan memegangi dagunya. Profesor Tokuda masih terus menatap layar monitor yang sejak tadi menyala memberikan informasi tentang kematian yang akan terjadi jika upgrade Metahuman gagal. Satu sentuhan tangannya akan mengubah semuanya. Ini seperti taruhan untuknya, jika ia melanjutkan dan berhasil, maka bukan hanya anaknya saja yang menjadi Metahuman terkuat, tapi penemuan ini akan menjadi penemuan terbesar yang ia temukan. Namun di sisi lain jika ia gagal, mungkin dirinya tidak akan pernah diijinkan lagi untuk melakukan penelitian Metahuman karena telah melanggar aturan dunia. Bukan hanya itu, ia mungkin akan kehilangan anaknya untuk selama-lamanya. Charlos nampak memperhatikan Profesor Tokuda yang nampak kebingungan. Ia mencoba mendekatinya dan menanyakan sesuatu pada Profesor Tokuda. "Apa yang terjadi Profesor? Kenapa berhenti?" tanya Charlos membuyarkan semua pemikiran yang ada di otak Profesor Tokuda. "Ah tidak, aku hanya sedikit ragu dengan apa yang akan aku lakukan, tulisan ini membuatku sedikit bingung," ucap Profesor Tokuda memberitahu Charlos. Di sana Charlos benar-benar melihat jelas tulisan yang ada di layar monitor di depan matanya. Begitu banyak tulisan yang tertera di layar monitor, namun ia hanya fokus pada kalimat dan kata kematian. "Kematian? Apakah orang itu akan mati jika proses ini dilakukan?" ucap Charlos memelankan nada bicaranya dan mengangkat sedikit alis matanya. Namun jarak yang terlalu dekat antara ia dan Profesor Tokuda membuat Profesor Tokuda merespon kata-kata yang keluar dari mulut Charlos itu, yang sebenarnya tak ingin ada orang lain mendengar ucapannya itu. "Iya benar, kinibaku takut jika dia mati," ucap Profesor Tokuda penuh keseriusan dan berhasil mengejutkan Charlos. Charlos mulai melirik ke arah tabung inkubasi yang kini berisi Alan. Mungkin ini adalah kesempatan terbaiknya untuk menyingkirkan Alan. Ia mulai merencanakan sesuatu, pikirnya mungkin dengan memotong jalur transmisi yang menghubungkan monitor itu dengan tabung inkubasi, proses peningkatan yang sedang berjalan akan mengalami kegagalan. Dengan demikian kematian mungkin akan terjadi pada Alan, dan lagi ia hanya tinggal melepaskannya saja ketika proses transfer energi itu sedang berjalan, dan akan menganggapnya sebagai kecelakaan yang tidak disengaja. Charlos benar-benar berniat untuk membunuh Alan di sana, entah sejak kapan Charlos memiliki pemikiran semacam itu, sepertinya memang ada sesuatu yang pernah terjadi padanya dengan Alan di masa lalu. Charlos yang berdiri tepat disebelah kanan Profesor Tokuda itu mulai meminta Profesor Tokuda untuk melakukan prosesi transfer energi itu. "Apa yang kau tunggu Profesor? Bukankah ini semua akan membanggakan semua orang ketika semuanya berjalan lancar? Tak usah ragu, seorang ilmuwan yang ragu dengan apa yang ia temukan, seharusnya menanggalkan jasnya," ucap Charlos yang coba meyakinkan Profesor Tokuda untuk segera melakukan transfer energi. Kata-kata Charlos nampaknya berhasil membangunkan kembali keteguhan hati Profesor Tokuda. Akhirnya setelah lama berpikir serta meyakinkan kembali hatinya, Profesor Tokuda pun menjalankan sistemnya dan mulai melakukan transfer energi. "Baiklah, terimakasih telah meyakinkanku Charlos, semoga ini akan berhasil," ucap Profesor Tokuda yang kemudian menekan tombol berwarna hijau yang ada dihadapannya. Profesor telah menekan tombol berwarna hijau dan jalur transmisi pun telah terpasang dengan sempurna. Sinar gamma hijau mulai dialirkan melalui jalur transmisi, membuat tabung itu lebih bercahaya dari sebelumnya. Semua orang mulai menghalangi wajah mereka dengan pergelangan tangan mereka masing-masing karena efek sinar gamma hijau yang juga menyilaukan mata. Di samping itu sebuah sistem terus berjalan hingga berlangsung selama 2 menit. Di sana muncul sebuah notifikasi selanjutnya. "Proses penembakan sinar gamma akan berakhir setelah 100%." Notifikasi dilayar monitor masih terus berjalan setelah 90%. Namun tiba-tiba berhenti di angka 99%, bersamaan dengan sinar yang berkedip di sekitar tabung inkubasi itu membuat seluruh orang yang ada di sana terlihat panik. Begitu juga dengan Profesor Tokuda, namun hanya Charlos yang terlihat tenang dan sedikit was-was. Baginya hal semacam ini adalah yang ia inginkan, ia berharap jika Alan lebih baik mati saja. "Jika kau mati, maka akulah yang akan menjadi Metahuman yang menjadi sorotan, dan lagi aku bisa memiliki dia," ucap Charlos memelankan nada bicaranya. Kemudian ia mulai berjalan mendekati tabung inkubasi. Ia berniat menghancurkan jalur transmisi yang terpasang kuat pada tabung inkubasi itu, karena dirasa kondisinya mendukung, di saat semua orang menutupi wajahnya, Charlos perlahan mulai mendekati tabung inkubasi itu lalu menendang salah satu jalur transmisi agar terputus dari koneksinya. "Hei apa yang kau lakukan? Jangan sentuh itu," seorang Metahuman nampak melarang Charlos, namun sepertinya Charlos tak mempedulikannya. "Hentikan Charlos apa yang kau lakukan?" Teriak Profesor Tokuda yang baru sadar jika Charlos telah berada di dekat tabung inkubasi itu. Ternyata usahanya membuahkan hasil, jalur transmisi yang ia tendang kini terlepas. Namun ternyata tak semulus apa yang direncanakan oleh Charlos, ia yang baru saja menendang jalur transmisi itu terlihat tersengat aliran listrik bercampur sinar gamma. Tubuhnya kini diselimuti oleh kilatan cahaya yang keluar dari jalur transmisi yang ia hancurkan. Ia mematung dan tak bisa bergerak. "Hei, kenapa dia?" ucap salah seorang Metahuman yang terlihat panik. "Aaaaaaa, sial!" Charlos berteriak sangat kencang, beberapa detik kemudian terdengar suara keras. Duar! Sebuah ledakkan sinar gamma yang terdengar dan menghempaskan Charlos cukup jauh menabrak dinding lab penelitian. Tentunya semua orang yang ada di sana pun ikut terhempas menjauh dari tabung inkubasi. Beberapa saat kemudian setelah ledakkan keras yang menghempaskan mereka menjauh dari tabung inkubasi, kini terlihat semuanya nampak baik-baik saja tanpa ada yang terluka. Ledakkan sinar gamma itu hanya berhasil menghempaskan mereka tanpa melukai mereka. "Hei apa yang terjadi? Apa terjadi kegagalan? Kenapa semua terhempas?" ucap salah seorang Metahuman yang merasa heran dengan apa yang telah terjadi. Ledakkan itu tidak menghancurkan lab penelitian, mereka hanya terhempas karena gelombang kuat dari sinar gamma yang bocor itu. "Sepertinya ada kebocoran jalur transmisi," ucap salah seorang Metahuman lainnya. "Alan? Apa kau baik-baik saja?" Profesor Tokuda yang terkejut dan tersungkur di lantai lalu berdiri. Ia mengkhawatirkan anaknya yang kini berada di tabung inkubasi. "Matilah bersama perasaan menyesalmu Alan," ucap Charlos yang kini lebih jauh dari mereka. Beberapa detik kemudian tabung inkubasi terbuka dan mengeluarkan asap. Sebuah sinar berwarna biru nampak keluar dari dalam tabung itu. Bersamaan dengan itu, sebuah sistem komputer memberikan sebuah notifikasi. "Sistem telah selesai, peningkatan telah berhasil." Tanpa diduga sebelumnya, ternyata peningkatan kekuatan Metahuman berhasil dilaksanakan walaupun mereka tahu baru saja terjadi sebuah insiden. "Apa?" Semua orang tersentak kaget, suatu insiden yang mereka pikir sebuah kegagalan ternyata menuai keberhasilan. Ini seperti mukjizat yang tak bisa diterima oleh akal sehat. "Apa itu benar? Apa aku berhasil?" ucap Profesor Tokuda penuh kejut, tak percaya dengan notifikasi yang muncul dari balik layar monitor itu. Sebuah Metahuman baru telah tercipta. Seorang Metahuman yang memiliki cahaya biru yang keluar dari matanya. Ia bangkit dari tabung inkubasi itu. "Kekuatan apa ini? Aku merasa lebih kuat dari sebelumnya," ucap Alan yang keluar dari tabung inkubasi itu diselimuti oleh cahaya biru dari tubuhnya. "Cahaya biru? Apa ini kekuatan baru? Tubuhku terasa sangat ringan dan badanku seperti lebih besar dari sebelumnya." Penampilannya sedikit berubah, badannya lebih besar dari sebelumnya. Cahaya biru keluar dari matanya lalu kemudian meredup kembali. Tanpa sengaja ia mengayunkan tangannya. Namun satu ayunannya itu berhasil menghancurkan jalur yang melewatinya. Semua orang yang melihat itu terkejut dibuatnya. Pasalnya Metahuman kali ini tak memakai alat penyokong apapun ketika mengeluarkan kemampuannya. "Apa? Tangan kosong?" Ucap semua orang yang menyaksikan itu semua. Satu ayunan tangan kosongnya berhasil memporak-porandakan benda yang dilaluinya. "Luar biasa, dia sangat kuat, bahkan tanpa alat sekalipun," ucap Profesor Tokuda yang merasa kagum dengan hasil ciptaannya itu. "Apa kau tidak apa-apa Alan?" Sebuah pertanyaan dilontarkan oleh Profesor Tokuda kepadanya. Alan mulai melihat orang-orang yang ada di depannya. Ia nampak tersenyum dan mulai melihat tangannya yang ternyata masih terlihat mengeluarkan cahaya biru. "Apa kalian lihat itu? Aku jadi sangat kuat," ucap Alan yang kemudian mulai mendekati orang-orang. Hal itu membuat Charlos merasa tercengang. Ia mengira Alan akan mati karena kegagalan. Tapi malah keberhasilan yang mereka dapatkan. "Apa? Tidak mungkin, seharusnya dia mati saja," ucap Charlos memelankan nada bicaranya. Ia benar-benar merasa iri dengan apa yang kini didapatkan oleh Alan. Itu artinya akan semakin sulit menjatuhkannya. Charlos terus memegangi kepalanya, sengatan aliran listrik itu berhasil membuatnya sedikit pusing. Namun ia seperti merasa ada yang aneh dalam dirinya. Sesuatu yang terasa berbeda yang kini mengalibatkan otaknya. Setelah keberhasilan itu, Profesor Tokuda berencana melakukan konferensi pers. Ia akan mengumumkan temuan barunya itu, manusia super yang melampaui kekuatan Metahuman yang ada di dunia. Mereka berkumpul mendekati Alan. Begitu pula dengan Charlos yang mau tak mau harus ikut berkumpul agar orang-orang tak mencurigainya. Ditambah lagi, Alan semakin kuat sekarang. "Akhirnya aku berhasil mewujudkan mimpi tentang peningkatan kekuatan Metahuman pertamaku," ucap Profesor Tokuda pada Alan yang kini memegangi kedua bahunya itu. "Aku akan menamaimu dengan nama Supersonic." Seorang manusia super dari kalangan Metahuman telah terlahir. Dengan nama Supersonic, mereka berharap perkembangan Metahuman mampu mengembalikan kondisi dunia yang mulai terancam dari serangan-serangan benda asing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD