bc

Someone In The Rain

book_age18+
80
FOLLOW
1K
READ
possessive
fated
dare to love and hate
drama
bxg
reckless
actor
model
naive
seductive
like
intro-logo
Blurb

Sebagai seorang Top Model dan Aktor ternama, Sean yang sudah menggeluti dunia hiburan tujuh tahun terakhir ini tidak pernah mengira akan dipertemukan perempuan penggila hujan yang tiba tiba saja menahan mobilnya.

Perempuan aneh yang mengaku bernama Tori yang entah bagaimana membawa perubahan yang sangat besar dari hidupnya.

Perempuan dengan banyak rahasia yang tiba tiba saja kini berakhir dirumahnya.

Haruskah Sean membiarkannya tinggal atau menendangnya keluar dari rumahnya?

chap-preview
Free preview
Part 1
"SEAN GET A BABY SOON!" Brengsek! Pria itu membanting gelas ditangannya, menatap layar datar yang menempel didinding bercat abu abu dengan kesal saat namanya lagi lagi menjadi topik perbincangan terhangat nyaris diseluruh stasiun televisi. Ini jelas bukan untuk pertama kalinya, namun melihat seorang Model yang ia kenali dari Agensi murahan di pinggir kota sedang menangis terseduh menceritakan kebohongan besar dan membuat kemarahannya semakin memuncak. Sialan. Sean menyesal benar benar menyesal dan akan membuat Model sialan itu lebih menyesal karna membuat pemilik nama di layar ponselnya mulai menggila. "Ya, Mom?" "Son! Skandal apa lagi ini? Sudah Mom katakan untuk berhenti bermain, bukan?" "Mom, itu tidak benar!" "Mom tahu itu tidak benar tapi tidak dengan Daddy mu. Kau tentu tidak ingin di seret pulang, bukan?" "Mom Please.." "Kau dimana? Di rumah atau Apartemenmu?" "Mom tidak perlu datang!" "Mom akan datang!" "Mom, aku akan menemui Manajerku!" "Tidak! Tunggu Mom disana!" "Mom Please.." "Mom berangkat!" Brengsek! Sean mendesah gusar saat sambungan terputus begitu saja. Bersiaplah Sean! Ibumu akan segera datang dan memulai ceramah panjang lebar semalam suntuk sampai telingamu panas. ** Keesokan harinya, Black Aventador itu berhenti tepat didepan sebuah gedung pencakar langit yang tampak megah dengan kaca yang berkilauan. Para Wartawan dan Paparazi yang menyadari siapa pemilik mobil tersebut mulai saling berdesakan, menghujamkan kilauan blitz kameranya pada sosok tampan yang baru saja menuruni mobil dengan penjagaan luar biasa ketat. "SEAN!" "SEAN!" "SEAN!" "Sean! Apa benar kau menghamili Melinda?" "Sean! Apa benar kau meminta Melinda menggugurkan janinnya?" "Sejak kapan kau dan Melinda memiliki hubungan, Sean?" "Lalu, bagaimana denganmu dan Paris?" "SEAN!" "SEAN!" Teriakan itu hanya ditanggapi dengan kening yang mengkerut, tidak ada yang menyadari kekesalan dari sepasang mata coklat hazel di balik kacamata gelap yang tersampir dengan angkuh dihidung mancungnya. "Mari, Tuan." Dengan sedikit berdesakan Sean mengikuti para penjaga yamg melindunginya dari serbuan Wartawan dan Paparazi. "Benarkah?" "Entahlah, aku hanya beberapa kali melihat Melinda bersama Sean." "Bukankah, Ini hanya tipuan Melinda?" "Aku setuju! Kau tahu bukan? Kontraknya tidak di perpanjang." "Dia terlalu angkuh, merebut Sean dari Paris?" "Omong kosong!" "Aku bertaruh Melinda akan selesai hari ini!" "Tentu saja! Dia harus-" Sean menoleh kearah sekelompok Model dan Aktris di Agensi yang sama dengannya berhenti mengobrol dan menatapnya penuh perhatian. "Hai, Sean!" Mereka melambaikan tangannya pada Sean yang hanya tersenyum tipis seraya mengangkat tangannya. Sama sekali tidak berniat untuk menghentikan langkah sekadar berbasa basi dengan mereka. "Panas seperti biasa!" "Ugh! Paris benar benar beruntung!" ** Sean menghempaskan kacamatanya di atas meja dengan kesal seraya menjatuhkan tubuhnya keatas sofa, menghela nafas kasar saar menatap manusia manusia yang sudah menunggunya sejak tadi. "Bagaimana kalian akan menyelesaikan ini?" Tanya Sean dengan mata yang menyorot tajam pada Managernya. "Ini bukan pertama kalinya terjadi, kau tahu bukan? Kau selalu membuat semua wanita tegila gila padamu." Sahut Bram Managernya, Sean mendengus kesal lalu menatap pemilik agensinya yang hanya tersenyun tipis. "Kau tidak perlu khawatir, lewatkan harimu seperti biasa dan biarkan kami menyelesaikan ini." "A-apa? Bukankah-" "Helen!" Gadis berkacamata itu menunduk cepat saat mendapatkan tatapan tajam Alex yang sejak tadi terus menggerutu dengan kata kata pedas namun kini bersikap manis saat di hadapan Sean. "Lakukan secepatnya, aku tidak ingin masalah ini merusak citra film baruku." "Kau benar, aku sudah meminta Jane dan Horris menyiapkan tempat untuk Konferensi pers. Oh yah, Bram. Kapan kalian memulai Pembuatan film selanjutnya?" Alex menimpali sebelum menoleh menatap Bram dan Helen yang berdiri bersisihan. "Rumah Produksi sudah memberi kabar jika pengambilan gambar akan dimulai awal musim berikutnya" "Bagus, kalau begitu aku akan keluar sebentar." "Baik, Bos!" Sean hanya mengangguk sebelum perhatiannya kembali teralihkan oleh Bram dan Helen. "Apa jadwalku hari ini?" "Bukankah Helen sudah mengirimnya kemarin?" "Entahlah, Ibuku datang dan mengomel sepanjang malam. Cepat, katakan saja apa jadwalku!" Pinta Sean merogoh sakunya sebelum memainkan benda persegi itu ditangannya. "Hanya ada Fotoshot untuk hari ini." "Oke, ayo!" "Siap!" ** Sean menghembuskan nafasnya dengan keras, menghentikan mobilnya di pinggir jalan tidak peduli dengan derasnya hujan yang sedang mencambuk Bumi. Sean benar benar mulai lelah, bosan dengan kehidupannya saat ini. Setalah janji yang telah terpenuhi bahkan saat Sean cukup menyukai pekerjaannya, ia masih.. Sebenarnya apa yang kau cari Sean? Brengsek! Apa yang sedang ia pikirkan? Oh, kenapa semua terlihat begitu rumit saat ia sudah sejauh ini? Tidak tidak. Yang membuat semuanya menjadi serumit saat ini adalah diri Sean. Persetan! Sean hanya tidak ingin pulang! Sean menghembuskan nafasnya entah untuk kesekian kalinya, mengusap kaca mobilnya yang berembun dan menemukan sosok perempuan yang baru saja melintas di depan mobilnya. Ini bukan pertama kalinya Sean melihat seorang Perempuan yang selalu berkeliaran di tengah hujan disekitar sini. Apa Perempuan itu gila? Ini bahkan sudah lewat tengah malam dan hujan begitu deras hingga ia sendiri ragu bisa keluar dari mobilnya atau tidak dengan keadaan baik baik saja malam ini. Tapi lihat. Perempuan itu berlari kecil menyusuri taman kecil dan menari nari seperti anak kecil, tidak peduli dengan kaki telanjang yang melompat dikubangan air hujan. Sean lagi lagi mengusap kaca mobilnya mengamati perempuan yang kini menendongak dengan mata terpejam membiarkan hujan jatuh membelai wajahnya Sean tertegun. Ia melihatnya. Entah bagaimana. Bibir itu tertarik membentuk seulas senyuman yang indah menyesatkan, membuat siapapun akan mudah jatuh terpesona dengan sekali tatapan. Bahkan Sean. Getaran ponselnya membuat Sean berdecak pelan, Ia menoleh sekilas pada benda mungil itu sebelum kembali mencari objek pengamatannya yang entah ada dimana saat ini. Sial. Perempuan itu menghilang. Sean mendesah pelan seraya menggeser layar ponselnya yang menunjukkan nama ibunya disana. "Ya, Mom?" "Kau sudah pulang, sayang?" "Aku masih di jalan." Sean kembali menyalakan mobilnya, berniat beranjak dari sana sebelum sosok yang membuat ia berjingkat menjatuhkan ponselnya berdiri disana. Tepat di depan mobilnya. Sosok perempuan bergaun putih dengan rambut coklat panjang yang menjuntai basah karna hujan di sisi wajah pucatnya. Sean menahan nafasnya, suara petir dan desiran angin yang saling bergesekan dengan dedaunan membuatnya makin sulit bergerak bahkan mengedipkan matanya. Tangan mungil itu bergerak menutupi cahaya lampu mobil sebelum mendongak menatap Sean dengan mata yang baru disadarinya berwarna coklat karamel yang begitu indah. Tersentak menyadari perempuan yang berdiri depan mobilnya adalah perempuan yang beberapa saat lalu menjadi objek pengamatannya. Perempuan itu.. "Tolong aku." **

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook