bc

Miss Antagonist

book_age18+
94
FOLLOW
1K
READ
possessive
love after marriage
arrogant
drama
comedy
twisted
sweet
genius
enimies to lovers
virgin
like
intro-logo
Blurb

Calon mempelai wanita yang sebenarnya bernama Naira Saskia Adams. Tapi karena insiden mengejutkan, sang pengantin perempuan terpaksa diganti dengan Nadia Sasmita Adams. Hampir sama, namun jelas berbeda. Mereka dua bersaudara, tapi memiliki sifat yang sangat mustahil jika disandingkan.

Kejadiannya tepat seminggu sebelum pernikahan dilangsungkan. Menolak dilangkahi, Nadia dengan sengaja menyelinap ke dalam kamar calon suami adiknya dan membuat seluruh keluarga heboh ketika menemukan keduanya telanjang di satu ranjang pada pagi harinya. Demi menjaga nama baik keluarga

dan tuntutan keras dari Nadia, Naira terpaksa disisihkan agar sang kakak yang menikah duluan.

Namun merebut dan menjadi istri rupanya sangat menyusahkan. Apalagi laki-laki kaku dan dingin itu rupanya tak sepolos apa yang dia sangkakan. Nadia hampir-hampir mati melayani suaminya dengan sejuta peraturan dan sikap otoriter yang menyebalkan. Ditambah keinginan telak pria itu yang mengharuskannya hamil sebelum usia satu tahun pernikahan.

Dan seolah masalah itu belumlah seberapa, saat Nadia kira pernikahannya baik-baik saja, sang adik

tiba-tiba datang dan mengambil peran sebagai orang ketiga di dalam rumah tangganya.

chap-preview
Free preview
RESMI JADI ISTRI
“Nadia Sasmitha Adams, bersediakah engkau menerima Chrish Naren Pranaja sebagai suamimu, dalam suka maupun duka, dalam susah maupun senang, dalam sakit maupun sehat, sampai maut memisahkan kalian?” “Ya, saya bersedia.” Nadia tak kuasa menahan senyum yang terkembang di wajahnya begitu pendeta mengumumkan jika mereka berdua sudah sah menjadi suami dan istri dalam hukum dan agama. Mengabaikan fakta jika nama mempelai sudah berubah, atau banyak tatapan tak senang yang menjurus kepadanya saat Naren menyingkap penutup kepelanya dan menempelkan bibir mereka berdua. Suaminya. Lebih jelasnya, mantan calon suami adiknya. Tubuh Nadia sedikit meremang meski nyatanya, itu bukanlah ciuman pertama mereka. Dia sama sekali tidak peduli bagaimana ekspresi dan perasaan Naren saat menyadari jika calon istrinya berganti. Yang terpenting, laki-laki itu tidak melarikan diri saat keputusan itu dibuat satu minggu sebelum pernikahan dilangsungkan. Barangkali merasa bersalah. Atau Naira tidak cukup menarik sehingga dengan gampang bisa digantikan. Pemikiran terakhirnya membuat Nadia merasa senang dan menang. Para keluarga mulai berkumpul memberikan selamat. Beberapa ada yang terang-terangan menatap tak suka dan merendahkan. Nadia tidak akan menyalahkan, karena mana ada orang yang akan menyukainya setelah apa yang sudah dia lakukan. Bibirnya yang terpulas lipstik merah darah tersungging sinis saat salah satu saudara dari keluarga ayahnya datang menyalaminya. “Terima kasih, Tante, sudah bersedia datang.” Si Tante yang entah siapa namanya balas tersenyum palsu. “Duh, Tante kira yang bakal nikah itu Naira, lho. Nggak nyangka pas nyampe sini malah jadinya kamu.” “Mungkin sudah takdirnya Mas Naren jodohnya sama aku kali, ya?” balas Nadia tertawa sambil merangkul mesra lengan suaminya. Entah merasa jengah atau dirinya mulai tak sabar menghadapi muka tembok Nadia, Si Tante pamit undur diri dengan meninggalkan pesan yang menyebalkan. “Suami kamu ganteng banget, ya. Harus dijaga baik-baik lho. Jaman sekarang banyak pelakor. Apalagi katanya hukum karma itu ada. Yaa.. siapa tahu sebelumnya kamu ada ambil punya orang nanti punyamu yang bakal diambil orang, hehehe..” Mulut Nadia sudah setengah terbuka, ingin membalas saat dia merasa satu tangannya yang merangkul Naren tiba-tiba ditarik lembut. “Udah,” bisiknya datar seperti biasanya. For your information, salah satu alasan yang membuat Nadia mantap menjadikan Naren mangsa adalah sikap dan kepribadian pria itu. Sejak datang ke rumah mereka dan diperkenalkan sebagai calon suami Naira, Naren sama sekali tidak tampak senang ataupun merasa keberatan. Laki-laki itu lebih terkesan dingin dan datar. Menerima apa yang sudah ditentukan orangtuanya tanpa banyak melakukan perdebatan. Satu nilai plus! Nadia akan menjadikan pria itu jembatan menuju kebebasan tanpa perlu merombak banyak hal dalam hidupnya. Dia berencana menjadikan Naren sebagai tameng, boneka hidup, atau apapun itu asal bisa membuat orangtuanya kesal. Sudah terlanjur tak dipedulikan, sekalian saja dia nyebur dan menikmati kepuasan yang tidak pernah dia dapatkan. “Yang tadi namanya Tante Dorsa, adik kandung Papa yang nomor dua. Dari dulu dia suka nyinyirin aku,” lapor Nadia dengan wajah kesal seperti wajah kedua. “Harusnya tadi kamu biarin aku. Enak aja dia nyumpahin kayak gitu. Dia kira dia siapa? Dasar nenek-nenek jelek!” Naren membiarkan Nadia mengomel di sela-sela ucapan selamat dari puluhan tamu saat menyalami mereka berdua. Apalagi kebanyakan dari semuanya memberikan tatapan tak enak, terkesan mencemooh sekaligus meremehkan. Wajah sanak keluarga dari pihak Nadia seperti berbondong-bondong menembaki Nadia dengan hujatan bernada sindiran. Yang tentu saja dibalas tak kalah sadis oleh istrinya dengan bahasa yang sama. Kali ini tiba giliran mantan calon mempelai perempuan yang mendekat. Naira sudah tersenyum sendu dan dibalas kakaknya dengan senyum lebar terkembang seolah apa yang sudah dia perbuat bukanlah perbuatan dosa. “Naira, kamu cantik banget..” mereka berpelukan singkat. Lalu Nadia menambahkan, “Duh, harusnya yang berdiri di sini kan kamu. Sekali lagi kakak minta maaf, ya. Malam itu kakak benar-benar mabuk dan nggak sadar.” Dengan lembut, sang adik mengusap lengan kakaknya. “Udah, nggak apa-apa. Mungkin Mas Naren emang jodohnya Kak Nadia.” Kali ini Nadia memasang wajah sok sendu. Geser menatap suaminya dan merangkul sebelah lengannya secara posesif. “Kamu dengar kan, Mas. Adik aku ini baik banget.” Naren dan Naira bersalaman singkat. Laki-laki itu berkata, “Maaf, Naira.” “Nggak apa-apa, Mas.” “Kok masih panggil Mas, sih?” sebenarnya tidak apa-apa. Toh Nadia merasa pernikahannya dengan Naren hanya sebuah permainan. Kesenangan yang dia dapatkan setelah membuat keluarganya hancur dan terguncang. Tapi tetap saja rasanya masih kurang. Dia harus menambahkan luka basah di hati adiknya atas ganjaran perilaku orangtua mereka. “Mulai sekarang panggil 'Kak' saja, ya. Biar sama kayak kamu panggil Kak Nadia.” Naira mengangguk begitu saja. Menyutujui permintaan Nadia lalu turun dari panggung dan bergabung dengan anggota keluarga lain yang seolah sudah siap menjadi sandaran dari seorang gadis yang batal menikah karena calon suaminya direbut oleh kakak kandungnya. Hebat! Rasanya, enak sekali menjadi puteri kesayangan semua orang. Begitu tamu-tamu dan semua keluarga selesai dengan mereka, Naren dengan sigap menarik pinggang istrinya merapat. Suara kesiap itu dia abaikan dengan bisikan, “Kamu benar-benar nggak ingat apa-apa malam itu?” Tubuh ramping berlekuk dengan gaun panjang ketat dan melebar dari pinggang ke bawah itu menggeliat. Usaha yang sia-sia karena cengkeraman di tubuhnya justru semakin ketat. “Mas, lepas!” “Jangan gerak-gerak, nanti mereka salah paham.” Bisik Naren dengan senyum di wajahnya. “Makanya lepasin dulu,” balas Nadia dengan bisikan pula. Lama-lama dia lelah juga dan berhenti berontak meski rasanya begitu risih ada dalam posisi seintim ini. “Saya masih ingat bagaimana rasanya,” Naren begitu menikmati keterkejutan di wajah istrinya. Dengan masih menatap para tamu lengkap senyuman, Naren sengaja menggerakkan telapak tangannya mengusap ringan pinggang ramping di sebelahnya, “Kamu yakin lupa semuanya?” Nadia sudah berancang-ancang untuk menginjak kaki suaminya begitu sang mertua mendekati mereka. Kelegaan jelas tergambar di wajahnya saat Naren langsung melepas rangkulannya. Dan ganti menyalami ayah serta ibunya. “Selamat ya, Nak,” Lian mengusap-usap bahu anaknya dengan mata berkaca-kaca. “Sekarang kamu sudah jadi suami. Jaga istrimu baik-baik. Jangan biarkan dia menangis. Buat dia selalu bahagia.” Saat menatap Nadia, wajah Lian berubah canggung. Meskipun mendapatkan suami dari hasil rebutan, Nadia tidak akan membiarkan dirinya disisihkan. Apalagi mendapatkan sebuah penolakan. Sudah cukup. Dia akan memulai dan akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Uluran tangannya akhirnya dibalas pelukan hangat dan Nadia tersenyum pongah dibalik punggung ibu mertuanya. “Nadia, semoga kamu bisa menjadi pasangan yang baik untuk Naren, ya. Mama sungguh tidak menyesal meskipun akhirnya wanita yang menikah dengan putra kami adalah kamu.” Rasanya begitu aneh diberi tangan terbuka untuk kejahatannya. Nadia cepat-cepat mengurai peluk dan mengangguk santun. “Makasih … Ma.” “Kamu memang anak Papa yang paling hebat!” Dewa merangkul anaknya singkat. Wajahnya jelas ikut bahagia sudah mendapatkan menantu yang dia inginkan. “Sekarang Papa bisa pensiun dengan tenang. Bulan depan kamu sudah bisa mengambil alih seluruhnya.” Mata Nadia berbinar-binar senang. Tangkapan besar! Rupanya dia mendapatkan pewaris utama pengusaha kaya raya. Jatah bulanannya pasti setara sultan. Dia bisa pamer sana-sini dan hujat semua orang yang pernah menghujatnya. Ini semua sepadan. Oh… kapan dia bisa menikmati segalanya? Tak sabar rasanya. “Selamat ya, Nak,” kata ayah mertua begitu tiba di hadapannya. Nadia hanya salim singkat dengan senyum keraton. Sangat palsu dan aneh. Saking anehnya mungkin, sampai suaminya berdeham dan kembali berbisik, “Jangan berlebihan.” Pasangan paruh baya itu tertawa pelan dan meninggalkan pengantin baru berdua saja. Kepala Nadia langsung melesat miring. Matanya melirik sengit dengan balasan kata, “Siapa yang berlebihan?” “Lagipula, saya bukan satu-satunya pewaris perusahaan,” lanjut Naren dengan wajah berubah datar. Persis saat pertama kali Nadia melihatnya bersalaman dengan Naira. “Maksudnya? Kenapa jelasin ke aku? Emang aku peduli kamu satu-satunya pewaris atau bukan?” balasnya judes. Padahal dalam hati penasaran setengah mati. Aku harus cari tahu! Dan untuk pertama kalinya, tubuh Naren berputar ke arahnya. Sepenuhnya menatapnya dan mengambil tindakan ekstrim dengan memegang satu sisi wajah Nadia kemudian memberikan satu kecupan di pipinya. “Saya tahu kamu penasaran. Tapi lebih baik, sekarang kamu berpikir, bagaimana cara memuaskan suamimu nanti malam.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
97.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook