Prolog
Orang tua adalah segalanya bagi anak, begitu pun sebaliknya. Orang tua dengan segala usahanya akan melakukan apa pun untuk anak mereka, meskipun sesulit apa hal yang mereka hadapi. Sama halnya dengan anak yang juga akan memperjuangkan mati-matian martabat orang tua mereka. Berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengecewakan kedua orang ini.
Menjadi orang tua tunggal bukanlah hal yang mudah bagi Arya. Di usianya yang sudah menginjak 38 tahun ini, mau tidak mau dia harus terus berjuang membiayai keluarganya, apalagi putrinya sebentar lagi akan masuk ke dunia perkuliahan.
Menjadi seorang anak bukanlah hal yang mudah bagi Hani, dia dipaksa untuk pergi ke sekolah di mana dia sendiri tidak ingin ke tempat itu. Dipaksa untuk tersenyum setiap hari, serta dipaksa untuk menganggap segalanya bisa diatasi oleh dengan satu nama ... ayah.
“AAAAAAA.”
Teriakan yang memekakkan telinga itu membuat gendang telinga siapa saja bisa pecah. Meskipun begitu, Arya yang sedang asyik di dunia mimpi pada akhirnya dipaksa membuka mata karena sebuah teriakan. Pria itu merenggangkan tubuhnya, rasanya segar sekali bangun di jam seperti ini. Arya menatap jarum jam masih menunjukkan pukul lima pagi, dia harus segera membuat sarapan sebelum terlambat untuk pergi bekerja.
Pria itu bergegas bangun dari tidurnya, ia berjalan menuju ke asal suara itu. s**l! Tidurnya menjadi terganggu. Dia pun menuju ke dapur, lebih tepatnya kamar mandi di mana suara itu berasal. Dengan perlahan dia membuka knop pintu yang ternyata di dalamnya ada seseorang.
“AAAAAAA.”
Teriakan itu kembali terdengar seiring dengan pelototan yang ada di dua bola mata Arya. Pria ini benar-benar terkejut dengan sosok yang ada di depannya. Dengan tergagap, dia memandang tidak percaya orang itu. Rasanya seperti melihat hantu. “Ka ... mu ....”
“A ... yah ....”
***
Hai, bertemu lagi. Tema kali ini mungkin jarang kalian temukan. Dan ini juga tantangan untukku. Terima kasih sudah mampir dan jangan lupa untuk tap love sebagai dukungan bagi penulis. Btw, cerita ini gak akan kunci, bisa dibaca gratis sampai kapan pun. Selamat membaca kisah Hani dan Arya.