Meet You

1707 Words
  Britney tidak langsung berbalik menatap pemilik suara maskulin yang semakin mendekat. Suara hatinya menyuruhnya menerbangkan seluruh barang di sini ke arah pemilik suara itu sebelum kabur. Diapun langsung mengepakkan sayapnya yang berbeda bentuk hingga seluruh benda di kamar berterbangan.   Soni terkejut dengan ulah gadis di depannya. Yang lebih mengejutkan lagi ternyata gadis ini adalah seorang peri. "Hentikan, hei...dasar makhluk gila!" Soni langsung melindungi dirinya dari hantaman benda yang berterbangan ke arah dirinya.   'Ternyata benar-benar seorang pria, ini gawat. Mereka adalah makhluk dengan sejuta nafsu. Aku tidak boleh melihat ke arah mereka agar mataku tidak ternoda,' hati Britney bermonolog.   Dia adalah peri yang belum mendapatkan pelajaran untuk menghadapi makhluk lain, terutama makhluk seperti manusia dan makhluk kegelapan. Hal yang tabu bagi peri yang belum terlatih dan polos untuk berinteraksi dengan makhluk tersebut sebab para peri itu relatif labil dan mudah terpengaruh oleh sekitarnya tanpa tau itu benar atau salah. Jadi peri yang belum terlatih itu menghabiskan waktu di dunia peri untuk menunggu datangnya sang pelatih untuk mempersiapkan mereka bertugas di dunia manusia.   Britney adalah salah satu satu peri polos yang baru lahir itu. Berkat doktrin dari Irene dia berpikiran jika makhluk berjenis kelamin pria lebih menakutkan dari pada monster.   Buk.   Bak.   Soni menangkis semua benda yang melayang ke arahnya. Karena jengah dan terlanjur marah  ia bersiap menangkap Britney. Tangannya terulur untuk mencengkeram Britney. Namun Britney dengan cepat mengelak.   Melihat Britney yang menghindari tangkapannya, Soni tidak menyerah. Dia mengubah kakinya menjadi kaki Lycan lalu melompat menuju Britney untuk menangkapnya.   Britney yang panik terbang kesana kemari untuk menghindari makhluk berjenis kelamin laki-laki yang sedang mengejarnya.   "Kyaa jangan mengikutiku makhluk berjenis kelamin laki-laki!" teriak Britney frustasi.   "Aku tidak perduli, kau harus aku tangkap untuk mendapatkan hukuman dari my lord." Soni terus mengejar Britney dengan kecepatan tinggi. Soni berlari di tembok, atap dan kemanapun asal bisa menangkap Britney yang terbang tak beraturan. Harus dia akui jika gadis ini sangat gesit.   "Kau tidak boleh melakukan hal tidak baik seperti itu, itu akan menodai kesucian hatimu," ucap Britney di tengah pelariannya.   "Aku tidak butuh kesucian hati yang kubutuhkan adalah menangkapmu dan membawamu ke my lord," kata Soni.   'Kesucian hati, yang benar saja? Aku Lycan. Aku tidak butuh kesucian hati, ' batin Soni.   Tanpa sadar mereka berdua sudah mengelilingi kastil hingga sepuluh kali. Britney yang tidak ingin ditangkap terus mengelak dan Soni yang jengkel terus mengejarnya hingga mereka seperti bermain-main. Semua berakhir ketika Britney masuk ke ruangan yang besar dan suram.   Set.   Soni menghentikan acara pengejarannya. "I-itukan," Soni melihat arah tujuan peri di depannya, dia segera mundur dan ketakutan. Dia tidak mungkin berani masuk ke dalam ruangan khusus Drew yang tengah memindai shadow world. Soni bukan Lycan bodoh yang ingin kehilangan nyawanya, apalagi setelah mendengar suara teriakan Drew yang mengerikan.   "Selamat jalan gadis nakal, semoga kematianmu tidak menyakitkan," guman Soni. Kemudian pria bergigi tajam klan Lycan itu meninggalkan pintu masuk ruang Drew.   "Sayang sekali padahal aku ingin bersenang-senang sebentar dengannya sebelum menyerahkan ke yang mulia," gerutu Soni," ah benar-benar disayangkan."   Pria bertaring klan Lycan tersebut masih membayangkan tubuh sital makhluk yang baru saja ia kejar. Jika teringat kulitnya seakan mengeluarkan cahaya tipis dia jadi menyesalinya. Sungguh Soni gatal ingin memegang dan merasakan bagaimana rasa kulitnya. Mungkin bukan rejeki Soni sehingga gadis indah itu menuju ke arah kematian dari pada bermain dengannya.   Sesampainya di ruangan yang cocok untuk bersembunyi, Britney segera melesat dan bersembunyi di balik pilar ruangan yang pencahayaan minim. Dia menarik nafas untuk menstabilkan pernapasannya yang berantakan karena dikejar makhluk sejuta nafsu itu.   Mata hijau Britney kemudian menindai ruangan yang baru ia masuki. Arsitektur kuno dengan banyak pahatan patung hewan bersayap dan mengerikan berwarna metalik membuat ruangan ini begitu suram. Ada lilin, sebenarnya ada banyak lilin yang menyala dan terdapat di sudut ruangan ini namun berkat kesuraman ruangan ini, lilin itu seolah tak berdaya untuk membuat tempat ini lebih cerah. Ini sangat kontras dibandingkan dengan dengan luar ruangan ini yang indah dan eksotis. Britney masih mengintip dari balik pilar tinggi yang menyangga atap ruang ini untuk mengamati ruangan lebih lanjut.   Mata hijaunya kembali ke bergulir ke arah singgasana yang terdapat seseorang di sana. Deg   'Seorang lelaki lainnya!' batin Britney menjerit. Perasaan was-was kembali menghampirinya. Dia hendak melarikan diri sebelum menyadari jika pria itu sedang tidur.   'Eh, dia sedang tidur? Syukurlah... ' desah Britney dalam hati.   'Mengapa aku harus bertemu dengan makhluk berjenis laki-laki lagi, ' keluh Britney.   Peri itu mendapatkan keberanian karena makhluk yang ia takuti masih tertidur. Britney kembali menjelajai ruangan tabu yang menurutnya cukup unik sekaligus suram. Dia benar-benar lupa dengan tujuan awal ia masuk ke Shadow World.   Drew yang menutup matanya tidak menyadari jika ada penyusup yang masuk ke dalam wilayah tabu ini. Rasa sakit yang menyerangnya beberapa saat yang lalu telah menghabiskan energi sehingga dia memilih untuk memulihkan diri. Dalam posisi ini, pertahanan Drew sangat rawan. Dia bisa diserang oleh siapapun.   Saat berada di dekat Drew, Britney mengerjap sekaligus terpana dengan sosok luar biasa di balik pilar yang menyembunyikan dirinya. Dia tidak jadi mengutuk kesialannya karena bertemu makhluk laki-laki.   Dengan langkah ragu-ragu ia mendekat ke arah Drew. Kali ini rasa penasaran menghapus rasa ragunya," Inikan sosok seorang pria tampan," guman Britney. Peri itu melangkah lebih dekat lagi ke arah Drew. Ketampanan Drew yang memiliki rambut segelap malam dan kulit seputih kapas menarik perhatiannya. Britney merasa belum pernah melihat sosok semenakjubkan seperti pria ini.   "Kenapa dia begitu cantik?" tanyanya lirih.   Britney sudah tidak lagi memperdulikan peringatan yang sering diucapkan oleh para seniornya. Peri baru lahir itu mencoba menyentuh sosok yang membuatnya terkesima. Namun sebelum ujung jarinya menyentuh hidung Drew, Britney menarik tangannya kembali.   "Kasihan jika dia terbangun, pasti dia mengantuk jadi tertidur di kursi," guman Britney. Ia mendadak mendapatkan ide," Lebih baik aku buat dia bertambah nyaman hihihi."   Dengan mengangkat tangannya Britney menciptakan bantal, selimut berbulu lembut, beberapa lilin aroma terapi dan juga bunga-bunga yang indah. Britney meletakkan bantal itu di kepala Drew, kemudian menyelimuti pria itu.   Dengan cekatan ia menata semua barang yang dia ciptakan dari sihirnya. Tidak menunggu lama, ruangan suram berubah menjadi duplikat kecil negeri peri. Tirai berwarna merah jambu menghiasi jendela yang berada di hampir setiap dinding ruang tabu. Lilin berjajar di sana sini dengan membentuk pola tertentu dan tak lupa bunga-bunga menghias dengan cantik di setiap sudut ruangan terutama di sekitar singgasana Drew. Ada pohon anggur yang dan berbuah yang melilit pilar-pilar.   Britney diam sejenak untuk mengagumi karya yang ia lakukan. Dengan bangga ia gatal ingin memuji dirinya sendiri.   'Aku memang hebat, ' batinnya.   Dia kemudian melirik ke arah Drew. Dalam hati ia bertanya-tanya apakah makhluk lelaki yang tengah tertidur itu akan menyukai karyanya.   Sebuah erangan keluar dari bibir Drew. Britney tersentak kaget, secepat kilat ia menyembunyikan dirinya dari balik pilar. Dengan takut-takut ia mengintip dari balik pilar yang berada di sudut ruangan.   Drew membuka matanya setelah merasa energinya kembali seperti semula. Kelopak matanya bergetar dan terbuka menampilkan bola gelap yang dalam dan dingin. Dia mengernyit merasakan sesuatu yang lembut di belakang kepala, kemudian rasa hangat yang menyebar di tubuhnya. Ternyata terdapat bantal dan selimut yang menutupi tubuhnya. Sedikit ekspresi terkejut tergambar di wajah dingin Drew, bagaimana tidak, ruangan yang menggambarkan otoritas kekejamannya berubah menjadi surga kecil yang indah. Ada banyak bunga dan lilin di sana sini dan juga bunga yang cantik.   "Huh, sangat konyol, " sinis Drew.   Drew yakin jika bawahannya tidak ada yang berani masuk ke dalam ruang tabu. Pasti seorang penyusup yang datang dan membuat ulah adalah dari alam lain.   Dengan satu gerakan tangan, ruang tabu mendadak memiliki gravitasi yang beratnya berkali-kali lipat. Tekanan itu membuat benda-benda yang diciptakan Britney berjatuhan dan musnah. Tak lama terdengar suara jeritan dari balik pilar di depannya.   "Akh... "   Alis Drew sedikit berkedut saat matanya menangkap sayap aneh berbentuk kupu-kupu dan burung yang merpati. Dan sayap itu ternyata milik seorang gadis yang jatuh tertelungkup.   'Seorang peri? ' batin Drew.   "Siapa kau?" Suara dingin yang menusuk langsung membekukan keberanian Britney.   Tubuhnya yang masih tengkurap dilantai tak bisa ia gerakkan walau sekedar mengangkat kepalanya.   "Sa...sakit hiks akh sakit sekali."   Drew masih menatap datar Britney. "Kau berasal dari klan mana sehingga berani masuk ke ruanganku?" tanya Drew tanpa memperdulikan rintihan Britney.   Sama halnya dengan Drew, pertanyaan yang diajukan Drew pun bagai angin lalu bagi Britney. Peri itu kini tengah mengenang kata-kata Irine yang mengkategorikan makhluk berjenis kelamin laki-laki adalah makhluk yang ganas dan tanpa ampun. Britney menyesal telah terpesona oleh pesona iblis Drew hingga mengakibatkan dirinya jatuh kesakitan dilantai dan tidak bisa bergerak.   Drew sedikit kesal dengan ulah seseorang yang berada di balik pilar. Belum pernah ada seorangpun yang berani tidak menjawab pertanyaannya seperti seseorang di balik pilar itu. Tangannya kembali melambai.   Tubuh Britney pun tiba-tiba terangkat dan terbang menuju Drew. Tubuhnya terasa kaku bagaikan diikat oleh tali tak kasat mata. Sayapnya juga tidak bisa dikibarkan.   "Hik sakit... lepaskan aku."   Melihat wujud seutuhnya gadis yang ia intimidasi membuat Drew terkejut, tak pernah dalam seribu tahun dia membayangkan jika suatu hari seorang peri datang ke tempatnya. Terutama berwujud unik dengan rambut pink dan mata emerald. Apalagi bentuk sayap yang aneh di punggung rapuhnya. Dia seakan bisa mencabut sayap itu dengan satu jari.   "Sungguh berani seorang peri masuk ke kawasan ini, eh? Sangat lucu sekali. "   "..." Britney hanya bisa memandang ke arah Drew dengan mata berkaca-kaca.   Reaksi tak berdaya dan polos Britney membuat Drew senang. Memang inilah seharusnya. Tidak ada seorangpun yang boleh tidak merasa gentar padanya. Drew sangat menyukai ekspresi ketakutan setiap orang yang berada di depannya.   "Rupanya aku menemukan mainan berupa seekor peri hahaha."   "Hahaha."   Kembali suara tawa Drew terdengar mengerikan. Para penghuni Shadow world bertanya-tanya kenapa dalam satu hari tuannya mengeluarkan suara yang mengerikan. Bagi mereka sangatlah langka jika tuan dari Shadow world ini berteriak apalagi tertawa seperti saat ini namun meski penasaran mereka tidak akan pernah ingin menyelidiki karena masih sayang nyawa.   Britney semakin ketakutan. Diapun memejamkan matanya agar tidak melihat mata dingin Drew yang dingin.   Pertemuan inilah yang menjadi awal jalinan kisah mereka. Kisah beda dunia yang akan menjadi legenda dalam berapa ribu tahun yang akan datang di Shadow world. Tidak akan ada yang mengira jika tempat suram Shadow World akan terbentuk kisah cinta sang raja kegelapan dengan seorang peri yang cukup berliku.    Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD