Dipertemukan kembali?

1465 Words
Dipagi hari yang cerah ini, sudah beberapa minggu Clara bersekolah di SMA Pelita ini. Semua siswa sedang melakukan rutinitasnya di hari senin yaitu upacara bendera. Seluruh siswa SMA Pelita sedang melaksanakan upacara bendera. Sedangkan Clara sekarang berada dibarisan paling depan. "Duhh..panas banget gilaa." gunam Clara sambil terus menahan agar dirinya tidak jatuh pingsan karena kepanasan. "Iya nih panas banget sumpah." sahut Sari sahabat Clara sambil menyeka keringat di dahinya. "Baik saya rasa cukup sekian amanat dari saya, selamat belajar dan tetap semangat ya!" ucap kepala sekolah itu saat mengakhiri amanat upacaranya. "Akhirnya kelar juga ini upacara, kaki gue berasa gak kuat lagi menopang beban tubuh gue ini." gunam Sari sambil sedikit menghentak hentakkan kakinya. "Ck, bukan cuma lo aja kali, gue dari tadi nahan haus anjir." balas Clara kepada Sari dengan nada suara yang lirih. Setelah beberapa lama upacara bendera pun selesai, seluruh siswa dipersilahkan kembali ke kelas mereka masing masing. Dan khusus untuk kelas X IPA 1 pada jam pelajaran bahasa Indonesia mereka belajar diruang perpustakaan. Disaat semua siswa sedang berjalan menuju ruang perpustakaan, hanya Clara seorang diri yang sedang menuju ruang perpustakaan, saat tiba diperpustakaan seluruh siswa kelas 10 IPA 1 diminta untuk meminjam salah satu buku fiksi untuk tugas bahasa Indonesia. "Bagi yang sudah menemukan buku pilihannya bisa langsung kembali ke kelas ya." ucap pak Handoyo guru bahasa Indonesia itu kepada para murid-muridnya yang masih sibuk memilih milih buku yang akan dijadikan sebagai referensi nantinya. "Iya pakk." balas seluruh murid dengan serempak. Setelah selesai meminjam buku, siswa dipersilahkan kembali ke kelas, tetapi tidak dengan Clara yang masih saja nampak kebingungan untuk memilih milih buku yang akan dipinjam dan akhirnya dia menemukan buku fiksi yang diinginkannya. Clara juga meminjam beberapa novel di perpustakaan itu untuk dia baca di rumah nanti. "Gue sekalian pinjam beberapa novel aja deh disini, lumayan kan daripada gue gabut nanti kan gue di rumah sendirian." gunam Clara sambil mengambil dua buah novel dari rak buku. Lalu Clara mulai berjalan mendekati meja sang penjaga perpustakaan itu untuk meminjam buku-buku yang dia bawa. Sesampainya di meja penjaga perpustakaan itu, "Pak saya mau pinjam buku yang ini ya, ini kartu perpustakaan saya." ucap Clara dengan lembut kepada penjaga perpustakaan itu. "Iya, tunggu sebentar ya nak." ucap penjaga perpustakaan. "Iya pak." balas Clara sambil tersenyum manis. "Ini nak, sudah saya rekap datanya, kamu bisa meminjam buku ini dalam waktu satu minggu saja, setelah itu kamu bisa mengembalikannya atau kamu juga dapat memperpanjang waktu peminjamannya kepada saya." ucap penjaga perpustakaan itu sambil menyerahkan kartu perpustakaan milik Clara. "Baik pak, terima kasih atas penjelasannya, kalau begitu saya pamit ingin kembali ke kelas dulu." balas Clara lalu diangguki oleh penjaga perpustakaan itu. Setelah selesai meminjam, Clara pun keluar dari perpustakaan. Saat sampai didepan pintu perpustakaan, Clara yang hampir saja membuka pintu itu, tetapi sudah didahului oleh seseorang lelaki yang tampak tak begitu asing untuknya, dia adalah Nathan. Clara tidak menyadari jika ada seseorang yang membuka pintu itu terlebih dahulu. Dan tanpa sengaja tubuh Clara terhuyung kedepan dan bertabrakan dengan tubuh laki-laki itu. "Aduh..maaf-maaf aku tidak sengaja menabrak kamu tadi." ucap Clara sambil membereskan buku-buku yang terjatuh dilantai. "Iya gak papa, sini gue bantuin." balas Nathan sambil membungkuk kan badannya dan bersiap untuk membantu Clara mengambil beberapa bukunya yang terjatuh. "Kok kayak gak asing ya suara ini buat gue." batin Clara dengan tangannya yang masih setia membereskan buku-buku yang terjatuh. Clara mendongakkan kepalanya, dia dapat melihat jelas raut wajah Nathan, beberapa detik dari itu Clara terdiam membeku, Nathan pun ikut terkejut saat melihat Clara, tetapi secepat mungkin Nathan menetralkan keterkejutannya, Nathan memetik-metikkan jarinya didepan wajah Clara. "Eh lo Clara kan, adkel gue waktu SMP kan?" ucap Nathan. "Eh iya kak, kakak kak Nathan kan?" tanya Clara sedikit ragu. "Iya ini gue, yang dulu suka gangguin lo itu." ucap Nathan sambil tersenyum hangat kepada Clara. "Iya, masih inget aja." balas Clara dengan tersenyum canggung. "Pasti dong kan lo sahabat gue." balas Nathan. "I..iya." balas Clara canggung. "Iya ini gue, sahabat lo yang berubah secara drastis dalam sekejap dan lo juga pasti gak tau kan penyebab gue berubah begitu?" tanya Nathan "Iya, enggak sih, eh kak Nathan kelas 11 apa?" tanya Clara untuk mengalihkan topik pembicaraan mereka. "Oh gue kelas 11 IPA 2, lo sendiri kelas 10 apa?" tanya Nathan. "Oh itu kelas 10 IPA 1." ucap Clara. Kringgg...kringggg... Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berhamburan untuk ke kantin.. "Eh kak udah dulu ya ngobrolnya, nanti kalau ada waktu dilanjut lagi. Udah istirahat nih gue mau balik ke kelas dulu." pamit Clara kepada Nathan. "Iya deh. Gue juga masi ada urusan, btw hati-hati ya ke kelasnya." balas Nathan sambil mengelus puncak kepala Clara. "Iya makasi kak." ucap Clara lalu beranjak meninggalkan Nathan yang masih berada diambang pintu perpustakaan itu. Clara beranjak meninggalkan area perpustakaan menuju kearah kantin karena pasti Sari sahabat Clara sudah menunggunya disana. Clara juga sendari sudah hampir tidak kuat jika terus saja mendapatkan perlakuan manis dan hangat untuknya. Bukannya Clara mudah baper, tetapi dia sedang berusaha mengendalikan dirinya jangan sampai perasaan itu hadir kembali. Sesampainya di Kantin. "Sar.." panggil Clara sambil menduduki bangku didepan Sari. "Astaga Clara lo kemana aja si? gue udah laper banget tau gegara nungguin lo lama banget." omel Sari. "Iya-iya maaf deh tadi gue ketemu kak Nathan, kakak kelas gue waktu SMP dulu dan sekarang." jelas Clara. "Widihh, kayaknya dah ada gebetan baru aja nih lo?" tanya Sari dengan nada menggoda. "Apaan si kita cuman sahabat dari dulu." elak Clara. "Gue tau salah satu diantara kalian pasti ada perasaan lebih kan?" ucap Sari. "Apaan sih sok tau banget lo, udah ayo buruan pesen makanan keburu bel masuk nanti." ajak Clara kepada Sari yang masih saja selalu bertanya tanya dan menebak nebak antara dia dan Nathan. "Iya-iya pelan-pelan dong jalannya kalau gini gue bisa jatoh Clara." gerutu Sari. "Lo lama kalau gak di tarik gini." ucap Clara dengan tangan yang masih menarik tangan Sari. Lalu mereka berjalan kearah salah satu stan bakso dan memesannya untuk mereka makan. Disela sela saat Clara makan, Sari masih saja terus bertanya tanya tentang Nathan. "Kak Nathan udah punya pacar belom si Clar?" tanya Sari dengan antusias. "Mana gue tau, lagian juga kenapa lo tanya-tanya tentang dia terus sih? lo suka ya sama dia?" tanya Clara penuh selidik diiringi mulutnya yang masih mengunyah baksonya. "Dih apaan si, gue tanya-tanya gitu siapa tau aja bisa gue comblangin sama lo terus kalian jadian deh." balas Sari dengan nada ucapan yang sedikit berteriak membuat beberapa pasang mata tertuju kepada Clara dan Sari. Dengan sesegera mungkin Clara mengambil beberapa lembar tisu lalu dia masukkan kedalam mulut Sari agar gadis itu diam dan tidak berteriak seperti tadi. "Nah gini kan enak biar gak jadi pusat perhatian orang." ucap Clara diiringi dengan kekehan kecil. "Rese lo, gue doain lo bener bener jadian sama dia biar tau rasa." cibir Sari. "Dia siapa?" tanya Clara sambil meminum es teh miliknya. "Kak Nathan lah siapa lagi." balas Sari dengan memutar bola matanya malas. "Uhukk..uhukkk." suara batuk Clara terdengar secara tiba tiba, ucapan Sari memang mempunyai pengaruh besar untuknya. "Enggak bakal bisa Sari, dia sama gue beda kepercayaan dan itu mustahil untuk bersatu pastinya." ucap Clara sambil menghela natasnya. "Takdir gak ada yang tau Clara, mungkin aja lo bisa ditakdirkan sama kak Nathan lewat jalan dia mualaf kan?" balas Sari. "Gue tau takdir gak ada yang tau, tapi gue gak mau berharap banyak lagi. Gue cukup trauma berharap jika akhirnya nanti tidak sesuai ekspektasi gue" jelas Clara. "It's okey, gue gak akan maksa lo buat deket lagi sama siapapun, gue tau kalau yang sebenernya lo butuhin itu menghilangkan luka di hati lo itu." ucap Sari sambil tersenyum tulus, karena dia mengetahui jauh dilubuk hati paling dalam Clara pasti dia sedang rapuh sekarang. "Kita balik ke kelas sekarang ya, udah bel masuk dari tadi." ajak Clara. "Lo serius? gilaa woi ini jam pelajaran nya guru killer dan kita terlambat masuk kelas." pekik Sari heboh. "Gurunya ada rapat, jadi santai aja sih." balas Clara. "Sialan, kenapa lo gak bilang sama gue dari tadi kan tau gitu gue gak harus buang-buang tenaga buat histeris." gerutu Sari. "Gue pikir lo udah tau soalnya tadi sebelum istirahat ketua kelas bilang kalau gurunya ada rapat." balas Clara sambil memutar bola matanya malas. "Bodo amat gue tadi ketiduran, udah ayo buruan gue mau ke kelas nih." ajak Sari sambil menarik tangan Clara. "Sabar woi, tangan gue sakit, b**o lo tarik-tarik mulu dah." cibir Clara. "Ribut mulu lo, udah buruan." balas Sari dengan tanganny yang masih menarik tangan Clara. Lalu mereka pun kembali ke kelas dan melanjutkan aktivitas belajar mereka. Hari ini, kita bertemu kembali, setelah sekian lama terpisah. Kamu masih mengenalku ternyata, ku pikir kamu akan melupakanku setelah kamu pergi tanpa kejelasan. - Clara -
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD