bc

Toxic Relations

book_age16+
677
FOLLOW
4.1K
READ
possessive
age gap
second chance
boss
drama
bxg
city
coming of age
naive
stubborn
like
intro-logo
Blurb

SEDANG DALAM TAHAP REVISI.

Tidak selamanya hubungan yang berawal dari saling mengenal lewat sosial media itu buruk. Contohnya adalah Fadi dan Farah.

Pertemuan keduanya adalah takdir dan hasil nekat dari seorang Fadi Navis Eridani. Mereka bertemu di sosial media, saat itu Fadi melihat nama Farah Atria Ghara sedang online, mereka saling berbalas pesan.

Hubungan yang cukup lama terjalin mengalami kesalahpahaman saat ada perempuan bernama Pinkan.

Who is she?

Cover : thisopi (IbisPaint X)

Font : Anjhay (Font Space)

chap-preview
Free preview
PROLOG
“Yaaang....” “Ada apa sih bang?” tanya Farah. Fadi menoleh. “Sini, lagi apa sih di dapur?” Farah berdecak. Pacarnya itu sepertinya lupa jika beberapa menit yang lalu dia meminta Farah membuatkannya minuman. “Abang mah, makanya jangan fokus game terus. Abang kan tadi minta minum.” Fadi cuek, cowok itu kembali fokus bermain game setelah Farah duduk di sofa, tepat di belakangnya. Perempuan itu memandang Fadi yang asyik dengan game konsolnya. Dia cukup menikmati hari ini setelah kemarin bertengkar dengan Fadi. Rasanya Farah harus bersyukur jika mereka akur seperti ini. Fadi mendongak, membuat kepalanya rebah pada kaki Farah yang bersila. “Lagi apa?” tanyanya. Farah menunduk dan memperlihatkan keripik yang dipegangnya. “Makan keripik, Abang mau?” Fadi membuka mulutnya, keripik talas pedas langsung masuk ke dalam mulutnya. Seraya mengunyah, Fadi kembali duduk dengan tegak. Merasa bosan bermain game, dia berdiri dan duduk di sofa. Memperhatikan Farah yang asik memakan keripiknya dengan ponsel di tangan kiri. Dalam diam laki-laki itu memperhatikan Farah. Mulai dari wajahnya yang ayu, hidung yang bisa dikatakan mancung lalu beralih pada bibir berpoles lipstik. Dia mengenal Farah dari sosial media beberapa tahun lalu sebelum akhirnya menjalin hubungan bernama pacaran. Menurut Farah, pertemuan mereka adalah takdir dan hasil nekat seorang Fadi Navis Eridani. Mengingat perjalannya bersama Farah hingga sekarang mereka berpacaran selalu membuat Fadi tersenyum. Menurutnya, Farah itu polos-polos munafik. Perempuan itu terlihat lugu, namun ternyata penulis adult romance. Fadi menyeringai, dia selalu berasumsi jika itu adalah fantasi Farah. Cewek m***m, batin Fadi. Farah tersentak kaget saat Fadi tiba-tiba mencengkram dagunya cukup kuat. Farah mulai was-was, padahal dia tidak melakukan kesalahan apa pun. "Lagi nulis cerita apa sekarang?" tanya Fadi. Farah menarik lengan Fadi, namun laki-laki itu malah semakin mencengkram dagunya. "Bang, sakit," lirih Farah. Laki-laki itu berdecak. "Baru gitu aja, sakit." Farah tidak menjawab, dia masih mengusap-usap kedua pipinya yang terasa sakit. "Bawa laptopnya coba, aku lihat ceritanya," ujar Fadi. Farah segera beranjak dan membawa laptop. Membukanya di hadapan Fadi. Membiarkan laki-laki itu membaca cerita hasil karyanya. Satu hal yang Farah syukuri, Fadi sering kali memberinya masukan tentang cerita yang dia garap. "Ini ceweknya b**o apa gimana?" Farah melirik sang pacar. Kayak aku, kan, Bang, batin Farah. "Ini harusnya ceweknya dibikin ninggalin cowoknya biar tahu rasa." Farah masih mendengarkan. "Nah, good good." Merasa bacaanya habis, Fadi melirik Farah. "Baru segini?" tanyanya. Farah mengangguk. "Yang semangat dong nulisnya." Fadi merebahkan kepalanya di paha Farah. "Bulan ini dapat royalti?" "Iya." "Berapa?" "Ya, lumayan bisa traktir Abang makan bakso." Fadi terkekeh lalu mencubit pipi sang pacar. Hal itu membuat hati Farah menghangat, jarang sekali Fadi bersikap manis seperti ini. “Besok jadi ke toko buku?” tanya Fadi. Farah menunduk. “Jadi, aku udah cek dan di sana ada.” “Isi ceritanya apa sih? Kamu bersikeras banget beli.” Tiba-tiba Farah tersenyum malu, pipinya kini sudah memerah. Melihat itu Fadi terdiam lalu tertawa. “Isinya anu ya?” “Abang ih.” Fadi semakin tertawa. “Dari pada baca mulu mending praktik sama, Abang.” “Abang jorok ih.” Farah menutup wajah Fadi dengan tangan kirinya. Maunya sih pakai tangan kanannya yang penuh bumbu keripik talas pedas tapi, Farah terlalu menyayangi Fadi. “Jorok apanya? Abang nggak ada ngomong jorok.” “Itu tadi,” kesal Farah. Fadi berdecak. “Yang tadi mana ada joroknya sih, Yang. Baru kalau Abang bilang, 'ML yuk sama Abang' itu boleh deh dibilang jorok.” Farah kesal, namun dia juga menikmati kebersamaan dengan Fadi hari ini. Perempuan itu mendorong kepala Fadi agar wajahnya terbenam pada perut ratanya. Niatnya agar Fadi sesak nafas tapi, cowok itu malah tersenyum senang. Farah salah strategi, aturan dia berdiri agar Fadi terjatuh. Kalau seperti ini Fadi yang menang banyak.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.6K
bc

Mengikat Mutiara

read
142.5K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

True Love Agas Milly

read
197.9K
bc

MOVE ON

read
95.2K
bc

KILLING ME PERFECTLY ( INDONESIA )

read
89.4K
bc

Mas DokterKu

read
238.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook