Hari Pertama Bekerja

1151 Words
"Apa...... Aku terlihat pantas memakainya?" tanya Fie malu-malu. Matanya memandang ragu cermin yang menampakan sosoknya, pemuda berkulit putih dengan mata merah dan rambut silver mencolok yang memakai pakaian putih pelayan istana yang memang dipesan khusus untuknya. Rambut silvernya dikepang pada bagian poni, sementara yang lainnya digerai sebahu dan begitu lembut. Dibandingkan seorang pelayan, penampilannya jauh lebih seperti bangsawan sekarang ini. Gale juga, matanya tidak berhenti memandang takjub hasil pilihannya tanpa berkedip. Wajah Fie tampak manis sekali dimatanya, apalagi saat bibir cherry itu bergerak untuk mengeluarkan suara yang begitu lembut dan halus. "Gale?" panggil Fie lagi. Dia sudah terbiasa memanggil Gale dengan nama saat mereka berdua, dan kembali memanggil Gale Yang Mulia saat ada pelayan atau orang lain didepan mereka. Itu demi kebaikan mereka berdua, sepakat untuk melakukan itu untuk menghindari rumor tidak penting di lingkungan istana. Gale tersenyum manis. "Kamu terlihat seperti malaikat di mataku Fie. Aku bahkan sulit untuk berkedip saat dihadapkan dengan penampilanmu," puji Gale tulus. Fie tersipu malu, menampakan pipi merah yang menggoda disela-sela senyumannya. Namun senyuman itu tidak bertahan lama saat pintu diketuk, lalu masuklah Jade, kepala administrasi negara yang masuk untuk memanggil Gale. "Maaf menganggu Yang Mulia, namun masih banyak pekerjaan yang harus Anda lakukan setelah ini," ujar Jade sopan. Wajahnya selalu datar seperti papan tripleks, tidak tersenyum namun menampakan mata yang penuh penghormatan. Gale mengangguk, berlalu sebelum berhenti didepan pintu saat melirik Fie yang masih mematung di depan cermin. "Apa yang kamu tunggu? Tugas Kenegaraan milikku tidak akan menunggu kamu untuk segera siap Fie." Gale tersenyum kecil, diikuti anggukan cepat Fie yang segera berlari kecil ke belakang Gale. "Jangan berlari Fie, aku tidak mau kau terluka," omel Gale lagi. Dia tidak malu menunjukan perhatiannya bahkan dengan Jade di sekitar mereka. Perempuan itu menyandang prinsip professionalitas, tidak akan terganggu selama tidak membahayakan istana ataupun Gale. Fie menangguk malu, berusaha menyelaraskan langkahnya dengan Jade dan Gale yang begitu cepat dan besar. Gale diam-diam memperhatikan Fie, tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum kecil dan memberi isyarat pada Jade untuk memperlambat langkahnya. Jade adalah wanita yang jenius, tidak sulit baginya tahu apa maksud Pangerannya. Jarak kantor Gale dengan kamar Fie dapat terhitung jauh. Tidak lucu bagi mereka jika Fie pingsan dijalan karena setengah berlari sejauh itu. Mereka berdua memperlambat jalannya masing-masing, menghela nafas lega saat melihat Fie akhirnya nyaman dengan langkah yang ia buat. Butuh waktu 20 menit untuk sampai di ruang kerja Gale, dimana sepanjang jalan Gale berusaha menahan tawa melihat Fie yang tetap menundukan kepalanya dan tidak berani mendongkak untuk melihat siapapun. Pengawal yang berjaga di depan pintu membuka pintu untuk mereka, lalu terlihat lah kantor elegan rapi dengan berbagai tumpukan dokumen di dalamnya. Gale yang pertama masuk, diikuti oleh Fie dan yang terakhir Jade. Di dalam tempat itu, terdapat dua meja dan satu kursi panjang untuk bersantai, sisanya ruangan luas itu berisi rak buku yang begitu banyak dengan lampu megah di atas mereka. Jendela besar itu menampakan pemandangan indah istana secara keseluruhan. Karena tempat mereka sekarang memang berada di lantai atas istana kerajaan. Pemandangan di depannya sungguh indah, membuat Fie tanpa sadar tidak berhenti membuka mulutnya untuk menyalurkan rasa kagumnya. Gale segera duduk di kursi merah mewah miliknya, sementara Jade juga duduk di kursi miliknya yang berada tidak jauh dari kursi Gale. Fie akhirnya sadar dan bingung harus melakukan apa. Dia masih berdiri tegak sampai Gale kembali memanggil namanya. "Duduklah Fie. Kau akan cepat lelah jika terus berdiri," ucap Gale lembut. Bahkan di tengah pekerjaannya, Gale tidak lagi mampu menahan diri untuk selalu memperhatikan gerak-gerik Fie yang rapuh. Takut jika dia mengalihkan pikirannya sedikit saja dari lelaki manis itu, dia akan menghilang atau tersakiti karenanya. Fie sedikit ragu saat duduk. Mulutnya membuka mengatup untuk mengatakan sesuatu. "Ya-yang Mulia, apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Fie bingung. Tangannya bergerak gelisah ditempatnya, merasa ada yang kurang dari tugas yang seharusnya ia lakukan. Jade melirik lucu, tidak tahan melihat keluguan dari 'kesayangan' Pangerannya itu. Dia bukanlah wanita bodoh, tahu alasan dari setiap perhatian yang ditunjukan Pangeran hanya untuk Fie. Dia juga tahu, sampai kapan pun Pangeran tidak akan mengijinkan Fie bekerja terlalu keras, selayaknya pelayan pribadi kerajaan yang lain dan kelelahan karenanya. Bagi wanita sekeras diapun, rasanya sulit menyiksa lelaki imut seperti pemuda itu. Fie lebih pantas menjadi pajangan, tidak tersentuh dan selalu terjaga kemurniannya. Gale melirik lagi saat melihat Fie semakin bingung dengan apa yang seharusnya dia lakukan. Seharusnya dia tahu watak Fie yang ini, berusaha mencari ide agar pemuda itu bisa melakukan sesuatu yang tidak membuatnya terlalu lelah. "Fie." Fie segera menoleh, merasa bahwa Gale akhirnya akan menjawab pertanyaannya. "Baca lah buku-buku di rak yang kau anggap menarik. Sebagai pelayan pribadiku, penting bagimu untuk selalu memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas." Bagus sekali Yang Mulia, kamu membuat alasan yang begitu logis untuk membuat Fie dapat bersantai. Diam-diam Jade melihat interaksi mereka. Mulutnya bahkan tidak bisa menahan sebuah senyum yang tipis saat melihat wajah Fie yang tampak bingung. "Kamu bisa membaca kan?" tanya Gale sekedar memastikan. Fie mengangguk cepat. "Tentu Yang Mulia. Saya entah bagaimana tahu caranya membaca sejak Saya hidup sebagai b***k dulu," ucapnya. Kakinya yang kecil melangkah ragu ke bagian rak buku milik Gale. Ada banyak buku disana, dan akhirnya salah satunya mampu menarik perhatian Fie. Dia mengambil buku 'Pengobatan Alami untuk Berbagai Penyakit', yang diharapkan dapat membuat dirinya berguna bagi Gale untuk kedepannya. Dia membaca dengan serius. Bahkan dengan statusnya sebagai budakpun, Fie ingat bahwa sejak dulu pun ia sudah mahir membaca sehingga dia tidak pernah melupakan bagaimana cara membaca itu. Di tempat b***k pun, terkadang Fie menyempatkan dirinya untuk membaca beberapa potongan kertas yang menempel di dinding kusam, melatih kemampuan bacanya agar tidak hilang. Pemuda itu sibuk membaca buku yang ternyata isinya memang sangat menarik, sementara yang lainnya asik mengamati dirinya sambil sesekali tersenyum. Awalnya Gale merasa penasaran melihat ekspresi menawan yang dikeluarkan Fie. Bagaimana bibir cherry itu kadang-kadang mengerucut, bagaimana keningnya kadang berkerut atau mata merahnya bergerak kesana-kemari. Membuat jantung Gale seakan melompat kegirangan melihat pemandangan tersebut. Matanya semakin melembut saat melihat apa yang dibaca oleh Fie. Buku itu mungkin ia baca agar menemukan cara untuk menyembuhkan penyakitnya, tipikal Fie yang selalu mandiri dalam melakukan apapun. Dalam hati Gale diam-diam bertekad, akan membaca buku yang sama untuk mencari solusi akan penyakit Fie. Keduanya serius dalam melakukan kegiatannya masing-masing, membuat Jade terkadang menghela nafas melihat kedua laki-laki tersebut. Bahkan Gale masih menggunakan pelayan pribadinya yang lain untuk mengurus urusannya yang lain. Seperti membawakan makanan, menyerahkan laporan, dan pekerjaan lainnya yang seharusnya dilakukan Fie. Gale juga dengan percaya diri mengatakan bahwa Fie itu Pelayan keduanya, yang hanya perlu menaninya kemanapun Gale pergi sambil berjaga. Walaupun lagi-lagi, sudah ada pengawal tak terlihat yang selalu mengawasi Pangeran. Intinya Jade yakin, Pangeran hanya menjadikan Fie pelayan agar bisa terus bersamanya, sehingga saat bekerja Gale tidak lagi harus megkhawatirkan Fie. Tidak bisakah diantara mereka ada yang sadar bahwa keduanya kini tengah memikirkan hal yang sama? Bagaimana cara melindungi satu sama lain untuk kedepannya. To be continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD