bc

So I Kissed The Teacher (Indonesia)

book_age16+
1.6K
FOLLOW
30.2K
READ
age gap
dare to love and hate
heir/heiress
sweet
bxg
campus
highschool
lonely
teacher
like
intro-logo
Blurb

"Kalau diri biasa aja, kenapa berharap jodoh yang luar biasa?"

-So I Kissed The Teacher Word word the teacher wife

chap-preview
Free preview
Part 1
"Ko nyeker, Neng?" Gadis cantik yang baru saja melewati gerbang sekolah itu menunjukkan cengiran khasnya, mengibaskan rambut coklat yang sedikit kusut sepinggulnya dengan ringan lalu menatap kaki telanjangnya. "Banjir, Mang!" "Inikan musim kemarau, Neng." "Maksudnya saya mimpi hari ini bakal banjir!" Terkekeh sinting, gadis itu membiarkan satpam sekolahnya hanya mampu menggelengkan kepala yang bertingkah aneh seperti biasa. "Yaudah masuk, Neng. Bentar lagi bel, loh!" "Siap, Mang Ujang!" Memekik senang, bergegas memasuki pelataran sekolah tidak peduli adik kelas di tahun ajaran baru menatap kakinya liar karna rok abu abu yang ia gunakan terlalu pendek. Bahkan tidak peduli tatapan yang menghujam sulaman emas yang tampak berkilauan di seragam putihnya yang sengaja ia keluarkan dari roknya dengan sangat tidak rapih. Kristal Arabella Damian "Kristal!" "Ara!" "Bella!" Panggil Damian aja sekalian! Remaja itu melongos cepat menuju koridor kelas dua belas, tidak peduli Guru konseling yang berjarak empat tahun darinya itu melotot kearahnya. "Kristal, berhenti!" Gadis yang selalu dipanggil Kristall itu menulikan telinganya, mulai mempercepat langkah kaki tidak peduli kalau dihari pertamannya kali ini lagi lagi disambut dengan manis oleh si Nenek lampir SMA Aditama. "Kristal, sepatunya mana?" Remaja berkacamata menyambut Kristal diambang pintu kelas, si cupu cantik Camelia yang memiliki kamus dikepalanya. "Banjir!" "Mulai mulai, masih pagi juga ih!" Si tomboy Prinka memekik kesal, tidak perlu orang jenius untuk tahu apa yang biang kerok angkatan mereka lakukan pagi ini. "Maksudnya, semalam mimpi sekolah kita banjir!" "Sinting!" Prinka menjerit frustasi, menatap Kristal yang dengan santainya duduk manis disudut kelas tepat disamping Camelia yang mulai tenggelam kedalam buku terbuka diatas meja. "Serius gue." Prinka menggelengkan kepalanya, seharusnya si Kristal itu sudah harus waras mengingat mereka sebentar lagi ujian kelulusan. Demi tuhan! Tingkahnya bahkan semakin gila! "Sudah, sebentar lagi wali kelas baru kita akan datang." Ucapan Camelia bagaikan angin segar ditengah sesak polusi keanehan Kristal pagi ini, Prinka mengambil tempat duduk dengan cepat didepan meja kedua teman dekatnya itu. "Eh, tau nggak?" "Ngga tau." Kristal menjawab dengan polosnya, Prinka nyaris menghatam kepalanya kemeja dengan kesal. "Gue kan belom ngomong." "Lah, trus lo sekarang lagi apa?" "Kristall ih!" Prinka gondok sendiri, tidak bertemu sebulan penuh ternyata tidak menghilangkan kadar kekesalannya pada Kristall. "Tadi tau apa?" Camelia kembali menyela, mengalihkan Prinka yang sebentar lagi mungkin benar benar menghantam kepalanya sendiri karna kesal. "Wali kelas baru kita!" Prinka memekik girang, perubahan ekspresinya yang cepat membuat Camelia tersenyum sendiri. "Lah, kenapa sama wali kelas kita?" "Ya ampun! seisi sekolah tuh lagi ributin Guru baru tau!" Kristal hanya membulatkan bibirnya, dengan jemari yang berusaha meluruskan rambut kusutnya. Oh, Kristal lupa menyisirnya pagi ini. "Kristal denger gue ngga sih!?" Kristal mengangguk. "Denger kok." Jawabnya santai, Prinka menghela nafas kesal menghentakkan kakinya hingga suara berat diambang pintu kelas menerbitkan cahaya mentari pagi diwajahnya. "Selamat Pagi." "Selamat pagi, Pak!" Teriakan yang terlalu bersemangat itu tidak membuat Kristal mengalihkan perhatiannya, merogoh tasnya dengan suara berisik yang mengundang sepasang mata elang itu bergerak kearahnya. "Sedang apa kamu? " Amanda memiringkan kepalanya, melotot kearah Kritall yang sibuk menunduk memakai kos kakinya. "Kristal, astatang!" "Bentar bentar." Ujarnya menarik satu kos kaki yang baru terpasang dikakinya. "Kemari." Suara berat kasar itu lagi, Kristal akhirnya melirik kedepan kelas. Menemukan pria dengan kemeja biru tua yang sedang melepas kancing lengan kemejanya dengan gerakan lambat, tidak peduli sesi kelas nyaris menumpahkan liurnya saat pria itu menggulung kemejanya hingga siku lalu terakhir membuka kancing teratas kemeja nya. Nahkan, bentar lagi banjir! "Saya, Pak?" Cicit Kristal membelah keheningan, bergegas bangkit saat mendapat anggukan singkat dari pria bermata elang yang masih menatapnya kaku. "Siapa nama kamu?" Kristal mengibaskan rambutnya, menarik kemeja nya dan menunjuk tanpa tahu malu sulaman emas tepat di d**a seragam sekolahnya. Sama sekali tidak sopan. "Bisa bacakan, Pak?" Pria itu menggeleng pelan menatap sepasang iris bening itu, bibir merekah diwajah cantiknya lalu turun kearah seragam kusut dan rok yang terlalu pendek juga.. ...sepasang kaki jenjang yang hanya menggunakan satu kos kaki diseblah kanan. Benar benar. "Saya bertanya." Kristal nyaris memutar bolamatanya malas dan berseru jengkel. Ganteng ganteng ko masa ngga bisa baca! "Kristal, Pak! Kristal!" "Dimana sepatu kamu?" Pertanyaan penuh intimidas itu membuat Kristal berdecak, menyelipkan helaian rambut kusut disisi telinganya lalu meringis kecil. "Ketinggalan di taksi, Pak." Pria itu melipat lengan kokohnya didepan d**a, bersidekap dengan tatapan penuh perhitungan yang masih belum meninggalkan Kristal sedetikpun. "Saya tidak mau melihat hal seperti ini lagi pada anak wali saya." Kristal membulatkan bibirnya lalu mengangguk kecil. Oh, jadi bener. "..lulus." Eh? Siapa tadi namanya? "Dan kamu." Kristal mengangkat alisnya bingung. "Iya, Pak?" "Ganti seragam kamu, rok kamu juga terlalu pendek. Coba cek di koperasi sekolah, ada sepatu yang cocok atau tidak untuk kamu." Kristal mengerjap lalu berseru protes. "Lah!" "Lalu menghadap dengan Ibu Viona." "Yah ko gitu, Pak!" "Sekarang." Kristal mendengus kesal, melempar tatapan permusuhan lalu melongos begitu saja meninggalkan kelas yang masih diselimuti keheningan. "Baik." Pria itu kembali bersuara, mengambil atensi para murid yang akan ia awasi hingga beberapa minggu kedepan. "Bagaimana kalau kalian memperkenalkan diri satu persatu?" Pria itu tersenyum tipis. Dan seisi kelas meleleh seketika. **

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.7K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
924.5K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook