Bukan Cenayang

"Maaf pak kondisi anak bapak saat ini dalam keadaan koma, kita hanya bisa berharap dari muzijat saja." "Tidak! Dokter Wawan harus bisa menyelamatkan putra saya. Berapapun biayanya akan saya bayar dokter!" Herman dan Farida terus menangis dihadapan dokter Wawan, mereka harus mempersiapkan diri untuk menerima apakah putranya Ryu akan selamat atau tiada nantinya. Herman dan Farida hanya tinggal menunggu rencana Tuhan saja bagi putra mereka satu-satunya. Semua terjadi dengan cepat dan tanpa firasat yang menuntunnya. Ryu yang baru mengalami kecelakaan hebat saat akan pulang ke rumah setelah kematian motor besar. Tiba-tiba saja di terjang oleh truk besar yang Kehilangan kendali. Seketika supir truk yang tewas di tempat sementara Ryu terlempar jauh dan mengalami benturan yang cukup keras kepada kepalanya sehingga dia tidak sadarkan diri. Ryu juga menabrak seorang pria paruh baya yang sedang berjalan. Ryu segera dilarikan kerumah sakit dan langsung membantu oleh tim medis rumah sakit. Kecelakaan yang alami cukup berat sehingga dia mengalami koma dan tidak membuat diri sedih. "Sampai kapan anak saya tidak sedih diri seperti ini dokter? Ini sudah hampir empat hari Ryu terbaring." tanya Farida yang terus menangis melihat kondisi putranya. "Kami tidak bisa memastikan. Kita berdoa saja agar putra ibu dapat segera sadar." jawab dokter yang juga pasrah dengan keadaan Ryu. "ini sudah empat hari dan tidak ada reaksi Ryu yang menunjukkan dia akan segera sadar." tangis Farida di hadapan tubuh Ryu putranya yang sedang terbaring. "Kamu harus kuat Farida cobaan ini pasti akan berakhir. Ryu putra kita pasti akan sembuh kita berdoa saja." Herman mencoba menenangkan Farida istrinya. Lalu datang seorang suster yang mengabarkan sesuatu hal yang sangat kedekatan. "Maaf Dokter, pasien yang juga menjadi korban kecelakaan kemarin, saat ini kritis." "Kritis? Padahal kemarin sudah stabil kondisinya. Baiklah mari kita segera kesana suster!" Dokter Wawan segera menuju pasien korban kecelakaan Ryu. Mendengar hal itu hati Farida ibunya Ryu semakin cemas akan kondisi putra tunggalnya ini. Seto waluyo andalan nama pasien yang juga ikut menjadi korban kecelakaan dimana Ryu juga menjadi korbannya.pria paruh baya yang juga terbaring dan tidak sadarkan diri sama seperti Ryu. Saat itu Seto sedang melintasi jalan namun ada truk besar yang tidak dapat mengontrol kecepatannya sehingga menabrak bahu jalan. Saat kecelakaan beruntun itu terjadi. Ryu membanting stirnya untuk menghindari orang banyak yang sedang lalu lalang di jalan. Namun Ryu Kehilangan kendali Motor yang di kendarainya dan motornya terlempar sambil menabrak Seto yang sedang melintasi jalan seorang diri. "Dokter denyut jantung pasien semakin lemah." "Segera siapkan alat kejut jantung. Heather Pria ini tidak memiliki semangat hidup dan lagi kita belum berhasil menghubungi keluarga." "Baik. Dokter segera saya siapkan." Dokter Wawan terus berusaha memancing denyut jantung Seto agar kembali stabil tetapi Seto tidak menunjukkan reaksi. *** "Hei pak! Kenapa kau tidak ingin kembali. Aku saja masih ingin hidup." sapa Ryu yang terlihat bukan berada di dunia nya saat ini melainkan jiwanya sedang berada di tempat lain. "Untuk apa aku hidup. Jika istriku sudah tidak mencintai ku lagi dan ingin membunuh ku agar dia dapat bersama lelaki lain." "Lalu mengapa bapak bisa sampai seperti ini dengan jalan kecelakaan?" "Awalnya aku sudah tahu kalau kopi yang disuguhkan istriku sudah dia beri racun. Aku lalu tidak meminumnya dan menuju ke kantor tanpa menggunakan mobil. Aku kecewa dan sedih lalu aku bersungut agar aku hilang dari dunia ini, tetapi bukan di tangan istriku." "Ternyata doa didalam hati bapak benar-benar terjadi yah" sahut Ryu "Iya lebih baik jika seperti ini. Aku minta tolong tolong anak muda jika kau sudah kembali sadar. Tolong sampaikan salam ku kepada kedua putri ku yang bernama Rena dan Fira. Katakan kalau aku sangat menyayangi mereka. "Tetapi bagaimana aku bisa menyampaikannya? Kita saat ini sama-sama akan menuju alam lain?" tanya Ryu bingung. "Kamu akan terus hidup nak. Kau akan kembali ke dunia mu sebentar lagi!" "Bapak tau dari mana?" tanyanya lagi. "Kamu lihat tulisan di pintu itu. Cari apakah ada namamu tertulis disana beserta tanggal dan waktunya?" Ryu lalu berubah pintu yang berwarna merah dan mencari adakah namanya di sana. "Ryu Chandra prasetya lahir tanggal 25 Januari dan wafat? Di sini tidak di cantumkan tanggal aku akan wafat pak?" "Berarti kamu belum waktunya untuk menghilang dari dunia. Sementara aku sudah waktunya dan sewaktu-waktu lagi mereka akan menjemput ku!" Tidak berapa lama benar saja Pria yang bersama Ryu saat ini didatangi oleh beberapa orang berpakaian aneh lalu membawa pria itu pergi. Sementara Jiwa Ryu sudah kembali berada pada tubuhnya dan tidak berapa lama mata Ryu terbuka dan tidak sadar dari komanya. "Lihat Mas ... anak kita sudah sadar, cepat beritahukan dokter Wawan!" Herman segera memencet bel untuk memanggil dokter dan suster. Dokter Wawan mulai memeriksa kondisi Ryu yang baru saja sadar. "Ini suatu keajaiban. Ryu sudah sadar dan kondisinya langsung stabil seolah dia tidak mengalami kecelakaan dan koma. Semuanya sehat kecuali luka di tubuhnya." Semua yang melihat Ryu tercengang akan kondisi yang Ryu alami di luar nalar manusia. Bagaimana mungkin seorang tubuh yang tubuhnya rusak karena kecelakaan sehingga mengalami koma. Tiba-tiba tersadar dan kondisinya sehat serta keadaan normal mengalami kecelakaan kecil biasa. Herman dan Farida bersyukur mereka menerapkan erat Ryu putranya yang telah sadar dari komanya. Ryu pun senang dapat kembali lagi ke dunianya dan masih memiliki kesempatan untuk hidup. Ryu mulai teringat dengan pesan Seto yaitu untuk menyampaikan rasa kepada Putrinya Seto. Tetapi Ryu lupa menanyakan alamat keluarga Seto berada saat ini. "Dokter. Pasien yang juga korban kecelakaan seperti saya bagaimana keadaannya?" tanya Ryu yang penasaran dengan kondisi pak Seto. "Beberapa orang ada yang meninggal di tempat. Seorang lainnya yang bernama Seto baru saja satu jam yang lalu menghembuskan nafas terakhirnya." jawab dokter wawan. Benar sekali ternyata Seto sudah meninggal dan pertemuanya dengan Ryu adalah pertemuan pertama dan terakhir. "Kapan anak saya sudah boleh pulang dok?" "Melihat kondisi Ryu yang nampak pulih total, kemungkinan besok sudah bisa pulang.hari ini kami akan memeriksa sepenuhnya kondisi tubuh Ryu dan mengevaluasinya." Dokter lalu pergi meninggalkan pasien dan keluarganya. Sementara Farida dan Herman sedang melepas kerinduan akan putra mereka yang telah sadar dari komanya. "Ryu mau makan apa? Mama akan masakin sasuai selera kamu. Yang penting Ryu sehat." "Semua masakan mama Ryu suka. Apalagi semur daging buatan mama yang tidak tertandingi itu." "Entah apa jadinya kalau mama sampai Kehilangan anak mama. Mungkin mama tidak akan bisa hidup tanpa anak mama ini." Farida menangis setelah membayangkan masa dimana dia harus siap akan Kehilangan Ryu putra satu-satunya. "Mama sama Papa jangan bersedih lagi. Ryu sudah sembuh berkat doa dari kalian yang menyayangi Ryu." Ryu bersyukur kebersamaannya dengan orang tuanya ternyata masih memberikan waktu dan kesempatan yang masih panjang. Ryu mengendarai kehidupannya yang selama ini selalu cuek dan tidak pernah perduli akan apapun. Sebab Ryu dulu selalu hidup seenaknya berfoya-foya, suka membuli teman-teman yang lemah dan tidak pernah menuruti nasihat orang kedua orang tuanya. Kecelakaan yang rusak, kesalahan kali ini adalah teguran untuk mengubah hidupnya agar lebih baik lagi. 'Aku akan menjalani hidup yang lebih baik lagi. Aku akan membuat hidupku lebih berguna bagi orang lain. 'Bisik Ryu dalam benaknya sambil terus mengikuti aturan yang kedua orang tuanya sambil mengucapkan janjinya dalam hati. Kebiasaan melakukan sesuai janji yang dibuatnya dan mengubah semua kebiasaan selama ini?. Bersambung.