bc

I Want You (Indonesia)

book_age16+
4.1K
FOLLOW
23.4K
READ
revenge
love-triangle
lies
affair
like
intro-logo
Blurb

Kehidupan Jessica dan Alex begitu manis setelah mereka menikah. Keduanya menjalani kehidupan penuh kebahagiaan. Akan tetapi terjadi perubahan sikap Alex secara tiba-tiba. Hal itu terjadi semenjak ia menerima sebuah pesan dalam ponselnya. Lalu Justin kini tiba-tiba begitu sinis dengan Jessica. Sebenarnya semua yang sedang terjadi ini tidak Jessica pahami. Mulai dari sikap Alex yang aneh hingga Justin yang suka melemparkan ucapan pedas kepadanya.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
“Alex!” Jessica memekik karena Alex tidak menuruti permintaannya. Jessica ingin Alex menyingkirkan tangannya dari perut Jessica sehingga dirinya bisa segera bangkit dari posisi tidur. Bukannya menuruti permintaan Jessica, pekikan itu justru membuat Alex semakin mengertakan pelukannya. Seolah tidak ingin melepaskannya atau membuat tubuh mereka berjarak barang satu senti pun. Hal itu membuat Jessica berdecak sambil terus memberontak agar Alex menuruti keinginannya. “Alex. Aku ingin ke toilet!” Jessica bersungguh-sungguh mengenai hal itu. Rasanya sungguh tidak tahan untuk segera buang air kecil. Sementara Alex sejak tadi tidak mengizinkan Jessica untuk pergi. Demi Tuhan dia hanya akan menyelesaikan urusan ini beberapa menit saja. Alex bergerak sedikit, hanya untuk memposisikan wajahnya tepat di cekungan leher Jessica. Menempatkan dengan tepat disana sehingga dapat mengecup dan menghirup kulit leher Jessica. “Alex! Astaga!” Ia memukul tangan Alex yang melilit di perutnya. Terasa mengganggu sekali. Alex sungguh terlalu menyebalkan di pagi hari seperti. “Baiklah, jangan lama-lama.” Akhirnya tangan itu tidak melilit lagi di perut Jessica. Ia bangkit dengan cepat seolah baru saja dibebaskan dari penjara untuk beberapa waktu. Baru saja ia bangkit menjadi posisi duduk, tangannya ditarik oleh Alex sehingga ia terjatuh di atas tubuh Alex. “Morning kiss,” bisik Alex sebelum bibirnya mengecup bibir Jessica. Hanya sempat kecupan ringan karena Jessica segera menarik tubuhnya menjadi bangkit duduk lagi. “Astaga, aku sungguh tidak tahan.” Jessica berlari turun dari ranjang dan tergesa menuju kamar mandi. Suara pintu terbanting karena ditutup secara buru-buru membuat Alex terkekeh menyaksikannya. Ia merubah posisi menjadi duduk. Kemudian meregangkan otot-otot tubuhnya. Ia melirik sekeliling kamar ini. Senyumnya muncul sekilas mengingat ia baru saja menghabiskan malam dengan Jessica seperti malam pertama ketika ia merenggut kesucian gadis itu. Ketika ia dan Jessica melakukan untuk pertama kalinya. Mereka memutuskan untuk honeymoon di pulau pribadi Alex. Tempat mereka dulu melakukan pekerjaan dan sempat tinggal satu kamar selama sebelas hari. Jika mengingat hal itu rasanya ingin tertawa saja. Betapa dulu mereka sesungguhnya saling menikmati momen-momen itu tapi berlindung di bawah kedok profesionalitas. Lucu sekali. Alex bangkit dari ranjang kemudian menuju jendela besar. Ia menarik korden dan  membuka jendela. Seketika cahaya matahari masuk begitu terik. Alex mengernyitkan kening dan matanya sedikit merasa silau. Ia menoleh ke arah jam digital di atas nakas. Merasa terkejut rupanya sudah jam 10 pagi. Lama juga mereka tertidur. Ah itu wajar mengingat mereka begitu bekerja keras semalam di atas ranjang. Sungguh Alex tidak bisa menahan senyumnya ketika memikirkan itu. Rahasianya membahagiakan sekali. Seolah cukup begini saja ia sudah merasa begitu tercukupi. Bangun setiap hari dengan ada Jessica di sampingnya. Begadang mengerjakan tugas kantor dengan Jessica yang setia menemani. Kadang Jessica akan membantunya mengerjakan tugas kantor setelah berhasil memaksa Alex. Mengingat dulu Jessica sempat menjadi sekretarisnya tentu tidak sulit untuk membantu pekerjaan Alex saat ini. Alex tidak mengizinkan Jessica bekerja tapi membebaskan Jessica melakukan aktivitas apapun untuk mengisi hari-harinya. Jessica kadang akan menghabiskan waktu memasak bersama nyonya Brigit. Kadang mereka melakukan kegiatan amal atau bersenang-senang dengan pergi ke salon. Bisa dibilang sama-sama tidak memiliki aktivitas terjadwal dan tetap dirasa membosankan. Terutama untuk Jessica yang tidak bisa atau tidak bekerja. “Wah sudah jam sepuluh ternyata.” Jessica telah keluar dari kamar mandi dan terkejut ketika melihat jam. Alex menoleh kemudian melangkah untuk duduk di sofa. “Aku akan pesankan sarapan.” “Jam segini masih dianggap sarapan?” tanya Jessica kemudian mengambil gelas berisi air putih untuk ditenggak. “Ya, ini masih terhitung pagi. Jadi masih bisa disebut sarapan.” Alex menatap pergerakan Jessica begitu intens. Seolah aktivitas apapun yang dilakukan istrinya itu adalah hal paling menarik di dunia ini bagi Alex. “Aku ingin pergi ke air terjun waktu itu,” ujar Jessica. “Kau masih ingat?” tanya Alex. “Begitu banyak hal yang terjadi di pulau ini. Begitu berkesan jadi aku tidak melupakannya.” Jessica lantas melangkah menunju sofa untuk duduk disana dan melanjutkan obrolan random apapun dengan Alex. Pandangan Alex kini tertuju ke ranjang. Kemudian dirinya kembali menatap Jessica. Nampak terdiam untuk mempertimbangkan apakah baik ia membicarakan hal ini sekarang. “Jess?” “Iya?” sahut Jessica. Jessica baru saja duduk kemudian menoleh ke arah Alex ketika dipanggil. “Terkait waktu itu..” Alex menjeda sejenak ucapannya, nampak masih mempertimbangkan. Meneliti raut wajah Jessica untuk menebak apakah beberapa detik kemudian ucapannya dapat merubah ekspresi wajah itu. Menghela napas dan didorong oleh rasa penasaran yang tinggi, Alex memutuskan untuk menanyakan saja apa yang mengganggu pikirannya. Kemudian setelah merasa keputusannya bulat, ia melanjutkan ucapannya. “Kenapa kau menjual tubuhmu?” Ekspresi wajah Jessica berubah, selang sedetik setelah Alex berbicara. Alex menjadi menyesal ketika melihat perubahan wajah Jessica setelah mendengar ucapan itu. Ia jadi teringat bahwa selama ini selalu saja menyakiti perasaan Jessica dengan segala tuduhannya yang tidak berdasar. Bagaimana pun sebelum akhirnya Alex mengakui bahwa dia masih begitu mencintai Jessica. Dirinya pernah begitu melukai hati Jessica dengan ucapan yang menyakitkan. Alex sungguh menyesalinya karena ia begitu keterlaluan. Ia hanya mementingkan perasaannya karena dianggap menjadi pihak yang paling tersakiti. Padahal Jessica juga sama tersakitinya dengan Alex. Jessica berdehem sejenak kemudian menatap Alex. Bayangan kejadian saat itu ketika ada pesta dan bertemu Justin. Ingatan saat ia menawarkan tubuh kepada Justin dan berakhir di ranjang bersama Alex seketika muncul di kepalanya. Ia memang belum sempat menceritakan alasan dibalik kejadian itu karena baik dirinya maupun Alex belum membahasnya. “Waktu itu ibuku diculik.” Alex terkejut, sungguh. Jessica nampak menahan napas karena mengingat saat-saat itu rasanya sungguh menyakitkan. “Bibi Mary juga diculik. Penculiknya minta tebusan dan aku tidak punya banyak uang saat itu. “ Betapa bodohnya Alex karena begitu salah dalam menilai Jessica. Sungguh Alex benar-benar merasa tidak enak. Ia mengira Jessica melakukan semua itu agar mendapatkan uang dan bisa menghambur-hamburkannya. Pasti Jessica sangat kebingungan saat itu dan bisa-bisanya Alex menambah penderitaannya. Alex menambah penderitaannya dengan menghujamkan kata-kata bagai pedang yang sangat merendahkan Jessica. “Aku tidak tahu caranya mendapatkan uang selain menjual diri.” Saat itu rasanya terlalu terdesak dan ia tidak memiliki ide apapun untuk bisa mendapatkan uang. Alex tadinya ingin menyela namun Jessica telah bicara terlebih dahulu. Merasa lebih baik mendengarkan, Alex kemudian hanya diam saja. Sungguh jika saja saat itu Jessica mau berterus terang akan masalah yang menimpanya maka Alex akan dengan senang hati membantu. Alex bersedia membantu apa saja. Bahkan meski saat itu ia belum menyadari perasaannya terhadap Jessica. Alex yakin akan tetap tergerak membantu gadis itu. Sama seperti ketika Alex mendapatkan dorongan untuk menerima lamaran Jessica. Padahal disaat itu Alex mengira debaran yang muncul akibat bertemu Jessica adalah karena dirinya masih membenci pengkhianatan perempuan itu. "Kenapa tidak berterus terang padaku?" tanya Alex.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
48.8K
bc

My Boss And His Past (Indonesia)

read
236.4K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.5K
bc

Fake Marriage

read
8.3K
bc

Broken

read
6.2K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.4K
bc

Mengikat Mutiara

read
141.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook