bc

Fake Love

book_age18+
2.8K
FOLLOW
46.7K
READ
love-triangle
love after marriage
goodgirl
sensitive
drama
tragedy
female lead
city
asexual
like
intro-logo
Blurb

Setelah mendapat wasiat dari Lisa, Kate Jhonson harus menikah dan menjadi istri pengganti dari seorang psikolog tampan, Aaron Williams. Pernikahan mereka tanpa cinta. Menikah hanya untuk menjalani wasiat saja. Hingga akhirnya Kate jatuh cinta pada Aaron walau tahu jika suaminya itu selalu mencintai Lisa.

Kate merasa bertepuk sebelah tangan, hingga akhirnya memilih jalan pintas untuk menemui Lisa karena tak sanggup melanjutkan status sebagai istri pengganti.

Usaha bunuh diri Kate di gagalkan seorang pria yang bernama Kendrick Benson. Karena kegigihan Kendrick, Kate membalas cintanya walau dilema. Apakah Kate mempertahankan rumah tangganya bersama Aaron? Atau menjalin hubungan dengan Kendrick?

"Aku tak butuh teman. Aku tak butuh suami dan aku tak butuh cinta. Yang aku butuhkan saat ini adalah kematian. Karena tak ada seorangpun menginginkanku hidup." ( Kate Jhonson )

"Aku sudah katakan padamu sejak awal bahwa aku mencintai adikmu, Lis. Aku mencintai Kate. Sekalipun kau menjadi tunanganku tapi dia tetap Ada dihatiku." (Aaron Williams )

chap-preview
Free preview
Fake Wedding
Udara London malam ini sedingin es yang membeku. Anginnya terlalu kencang dan dinginnya menusuk tulang. Bagi beberapa pasangan mungkin lebih memilih diam di rumah, menghabiskan segelas wine atau secangkir coklat hangat di temani roti atau cemilan memang hal yang menyenangkan. Tapi bagi Kate Jhonson, malam ini adalah hari terakhir ia merasakan hidup. Ya. Hidupnya akan berakhir beberapa menit lagi. Sudah setengah jam lamanya Kate memandang kebawah. Air sungai Thames bulan ini sedikit surut tidak seperti bulan sebelumnya, tetapi sungai itu selalu menjadi spot favorit untuk orang yang tak sabar mengakhiri hidup mereka dengan cara melompat dari jembatan Waterloo. Tempat Kate berdiri sekarang. Rambut ikal Kate yang panjang berkibar terkena angin. Bola matanya berkaca-kaca ketika beberapa kenangan mengenai seorang pria ingin ia lupakan. Pria yang tak pernah mencintai dan menganggapnya ada. Tapi malam ini takkan lagi ada cinta, takkan lagi ada kesedihan dan pengharapan. "Aku harap kau bahagia tanpaku, Aaron. Tak ada gunanya aku disampingmu karena kau tak pernah menganggap ku ada. Selamat tinggal, Aaron." Kate menangis dengan tatapan nanar memandang sungai Thames di bawahnya, membayangkan tubuhnya terjun bebas ke bawah lalu selesai semua penderitaan. Kate menaiki pagar pembatas jembatan. Jantungnya berdetak kencang seperti angin malam yang berhembus kencang. Ia sudah siap. Menjemput kematiannya. Kate memejamkan mata dengan kedua tangan terjulur ke belakang memegang pagar pembatas. Ia mengambil nafas pelan dan bersiap untuk melompat. "Berhenti! Jangan kau lakukan, Nona!" Teriak seorang pria berlari ke arahnya.  Kate menoleh. "Jangan mendekat! Sekali kau mendekat aku akan melompat sekarang juga!" Ancam Kate pada pria tampan memakai jaket hitam dengan topi kupluk yang menutupi rambut cokelatnya. Pria itu berhenti lima meter dari Kate. "Jika kau butuh teman untuk bicara aku bersedia menjadi temanmu. Tapi melompat ke bawah bukanlah solusi, Nona. Percayalah padaku. Berteman denganku lebih baik dari pada kau mengakhiri hidupmu." Bujuk pria itu dengan wajah serius tapi sayangnya Kate tak setuju. "Aku tak butuh teman. Aku tak butuh suami dan aku tak butuh cinta. Yang aku butuhkan saat ini adalah kematian. Karena tak ada seorangpun menginginkanku hidup." Kate menangis lagi, hatinya terasa perih dan tak sanggup menahan untuk kesekian kalinya. Terlalu sakit untuk ia rasakan lagi. "Aku menginginkanmu hidup!" Pria tadi membalas ucapan Kate dan melangkah pelan. "Jika kau berteman denganku, aku pastikan kau bahagia. Percayalah.. jadilah temanku." Ia terus membujuk sambil melangkah dan mengulurkan tangan ke arahnya. Kate menggeleng sambil terisak-isak. "Tidak. Kau takkan bisa membahagiakan ku." Pelan-pelan Kate melepas kedua tangannya lalu melompat bebas ke sungai Thames. Seketika pria itu berteriak dan berlari ke arahnya... tapi terlambat.  Kate menceburkan diri kedalam sungai Thames yang tenang. Matanya terpejam lalu hatinya berbisik. "Lisa, aku datang.. Selamat tinggal, Aaron." Tiga bulan sebelumnya (Flashback) Air mata Kate menetes di hari pernikahannya bersama pria yang tak pernah ia cintai. Jika saja Lisa tak memintanya untuk menikahi Aaron, tunangan Lisa, Kate pasti masih berada Bali sebagai tour guide pada sebuah agen travel ternama di Bali. Saat mendengar Lisa, kakak satu-satunya  kecelakaan, ia segera melakukan penerbangan pertama untuk pulang ke London, tempat keluarganya berada. Setelah lima tahun lamanya tak pulang, Kate terpaksa pulang karena ibunya, Nancy, terus menghubungi dengan isak tangis. Bahkan kedatangan Kate disambut pelukan Nancy saat dirinya menjejakkan kakinya di rumah sakit tempat Lisa di rawat.  Hari itu hari ketiga Lisa di rawat setelah mengalami kecelakaan. Mobil yang Lisa kendarai menabrak mobil box yang di kemudikan seorang perampok yang sedang melarikan diri dari kejaran para petugas kepolisian. Keadaan Lisa parah tapi di hari ketiga ia siuman. Aaron Williams adalah tunangan Lisa selama tiga tahun ini. Ia menjaga baik Lisa karena memang saling mencintai. Mempunyai wajah tampan dan tubuh sempurna tidak menjadikan Aaron b******n, tapi ia tipe pria setia. Karena Lisa mengetahui Aaron dengan baik, ia memberi wasiat agar pernikahan mereka tetap diselenggarakan minggu depan tapi bukan bersama dirinya melainkan bersama Kate. "Kumohon menikahlah dengannya, Kate. Aaron pria baik. Hanya kau yang pantas menggantikan aku." Begitu pesan terakhir yang Lisa sampaikan di depan Aaron, Kate dan kedua orang tua mereka. Aaron dan Kate tak bisa menolak permintaan Lisa yang meminta dengan suara lemah.  Kate shock? Tentu saja. Ia tak mengenal banyak tentang Aaron karena selama 5 tahun berada di Indonesia. Tapi Lisa selalu menelpon dan menceritakan Aaron dan dari sana ia mengetahui jika Aaron memang sangat mencintai Lisa. Setelah Lisa mengungkapkan wasiatnya, ia mengembuskan nafas terakhirnya bersama derai air mata Walaupun Lisa tewas, pernikahan yang sudah lama direncanakan oleh Lisa dan Aaron harus dilaksanakan. Walau Kate yang menggantikan Lisa.  "Berhentilah kau menangis, Kate. Lisa yakin kau akan bahagia bersama Aaron." Ucap Nancy memeluk Kate yang sudah siap dengan gaun pengantin putih yang cantik begitu juga riasannya yang natural look. Kate membalas pelukan Nancy. "Bagaimana bisa aku menikahi pria yang tak mencintaiku, Ma? Kami tidak saling mencintai. Sebaiknya kita batalkan acara ini, Lisa sudah tenang disana dan aku tak perlu menggantikan menjadi istri Aaron." Ia melepaskan pelukan dan menatap Nancy serius. Nancy menggeleng tak setuju usulan Kate. "Tidak, Kate. Mereka sudah menunggumu. Anggaplah ini kado dari Tuhan. Kau menikahi tunangan kakakmu yang baik. Bersabarlah. Aku yakin kau bahagia." Balas Nancy yang menguatkan Kate, walau tahu anak bungsunya kecewa dan sedih menikahi pria yang baru ia temui seminggu yang lalu. Tapi apalah daya, pernikahan yang sudah direncanakan sebulan yang lalu harus terealisasi karena Aaron tidak menolak permintaan Lisa walau pria itu tentu saja berduka tak bisa menikahi Lisa tapi calon adik iparnya. Air mata Kate kembali menetes tapi kesekian kalinya Nancy menghapusnya.  "Ayolah, Kate. Acara akan segera di mulai. Mereka sudah menunggumu begitu juga dengan Aaron." Ajak Nancy. ❤❤❤ Setelah melaksanakan ritual pernikahan, malam harinya Kate dan Aaron bertolak menuju hotel yang memang sudah satu paket dari acara pernikahan mereka. Tiba di kamar hotel, Kate duduk di bibir ranjang dengan wajah tertunduk. Ia memang sudah mengganti gaun pengantinnya dengan gaun violet backless, gaun yang indah melekat di tubuhnya yang sempurna.  Tubuh Kate memang lebih tinggi dua senti dari pada Lisa, ia juga lebih montok dengan ukuran d**a yang lebih besar. Baju yang ia kenakan hari ini memang menonjolkan tubuhnya yang indah dan berhasil membuat banyak tamu berdecak kagum melihat penampilannya hari ini. Tapi tidak dengan Aaron. "Kau tidak mandi?" Tanya Aaron sambil membuka jas lalu dilanjuti dengan kemeja putihnya. Kate mengangkat wajah dan pipinya bersemu merah melihat Aaron setengah telanjang dan memperlihatkan perutnya yang sixpack. Kate tersenyum tipis. "Ya, sebentar lagi." Jawabnya pelan. "Kalau begitu aku duluan." Ucap Aaron yang berjalan menuju kamar mandi. Kate bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju balkon. Dari sana ia bisa melihat Tower bridge bersinar indah malam ini. Sudah lama sekali ia tak melihat salah satu icon kota London itu dan terakhir kali ia melewati Jembatan Menara itu bersama Lisa. Saat hari wisudanya beberapa tahun yang lalu. Mengingat Lisa membuat Kate menangis lagi. Harusnya hari ini pernikahan Lisa dan malam ini adalah moment terindah mereka tapi yang terjadi Kate yang menggantikan semua. Mengganti posisi Lisa sebagai istri dadakan Aaron. Pria tampan yang mulai sekarang resmi menjadi suaminya. Suami yang tak pernah mencintainya. "Aku sudah selesai. Jika kau mau mandi, mandilah." Ucap Aaron mengejutkan Kate yang spontan menoleh ke belakang. Wajahnya bersemu merah melihat kimono handuk menutupi tubuh kekar Aaron. "Kau bisa mandi di bathtub, mereka sudah menyiapkannya untuk mu." Ucap Aaron lagi sambil melangkah menuju lemari pakaian. "Menyiapkan untukku?" Dahi Kate mengerut tak mengerti, tapi ia tak ingin banyak bertanya pada Aaron dan langsung berjalan menuju kamar mandi. "Wow..keren." Kate memekik takjub melihat isi bathtub di penuhi dengan kelopak mawar merah dan sebuah lilin dengan aroma lavender menyala menebarkan wangi yang menenangkan. Tanpa sabar untuk merendamkan tubuh didalam bathtub itu, Kate membuka gaun serta underwear lalu berendam disana. Kepala Kate mendongak dengan mata terpejam, menikmati air yang kelopak mawar diatasnya dan aroma lilin yang harum. Tubuhnya merasa rileks dan perlahan lelahnya yang setengah hari melayani tamu menjadi hilang.  "Kate Jhonson, kau istri Aaron sekarang. Kau mempunyai suami dan malam ini adalah malam pertamamu." Kate bicara sendiri dengan suara pelan. Rasanya ia ingin berlama-lama di bathtub untuk menghindari malam pertama. Bagi pasangan pengantin itu adalah malam yang paling dinantikan tapi tidak dengan Kate. Ia terus berpikir Bagaimana bisa aku melakukannya tanpa cinta? Huft..ini akan menjadi malam panjang bagiku. Merasakan tubuhnya semakin dingin, sepertinya Kate mengurungkan niat untuk berlama-lama di kamar mandi. Ia menghela nafas pasrah menghadapi Aaron di luar sana yang mungkin sudah tak sabar menantinya sejak tadi. Kate melilitkan kimono handuk ditubuhnya lalu berjalan menuju pintu sambil mengambil nafas pelan. "Aku harus siap. Mau tak mau aku harus melalui malam ini bersamanya." Ucapnya lalu membuka pintu. Kosong. Kate tak mendapati Aaron di atas ranjang, sofa atau di balkon. Yang ia temukan hanya selembar kertas di atas ranjang yang bertuliskan ; Aku pergi, Kate. Aku tahu ini malam pertama kita dan kita tidak menginginkannya, bukan? Tugas kita sudah selesai. Menikah untuk menjalankan wasiat Lisa dan menjalani kehidupan suami istri penuh sandiwara.  Kau tak usah menungguku. Aku akan menjemputmu besok pagi. Aaron Williams.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My One And Only

read
2.2M
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

HELP ME - BAHASA INDONESIA (COMPLETE)

read
9.9M
bc

LAUT DALAM 21+

read
289.2K
bc

BILLION BUCKS SEASON 2 (COMPLETE)

read
334.5K
bc

LOVE ME

read
769.5K
bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
983.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook