bc

Call Me Husband

book_age18+
744
FOLLOW
6.1K
READ
sex
family
goodgirl
drama
comedy
sweet
bisexual
humorous
first love
lonely
like
intro-logo
Blurb

"Dalam hidup cinta itu hanya terkait dua hal. Yang pertama tentang kesetiaan dan yang kedua tentang kematian. Kedua sama-sama menjelaskan tentang cara melepaskan. Bukan melupakan," Elvaria Ganendra.

Aku bukan perempuan tangguh seperti layaknya sebuah bahan pakaian. Ditusuk berkali-kali oleh jarum akan tetap bisa menjadi pakaian yang indah. Tidak. Aku tidak setangguh itu. Namun setelah mengerti bahwa dia bukan milikku tanpa kukatakan, aku mulai belajar bagaimana cara melepaskan. Bukan melupakan.

Dan kini setelah aku memilih kamu menjadi suamiku, apa aku mampu terjebak dalam ruang waktu selamanya bersamamu. Memanggilmu suami. Padahal semua kegilaanmu membuatku jijik!!

Tolong bantu aku. Bantu aku untuk meyakinkan bahwa kamulah suamiku. Seorang laki-laki yang mencintai istrinya. Bukan mencintai jenisnya.

chap-preview
Free preview
Awal
Jika melepaskan adalah hal yang mengasikan mungkin takkan ada lagi yang takut kehilangan. Sebab yang paling pedih dari sebuah kehilangan adalah mereka yang saling melepaskan. Tanpa pernah tahu isi perasaan dihati. Elvaria Ganendra, 25 tahun. Seorang perempuan nampak asik memandang hasil karyanya yang akan dipamerkan malam ini. Karya yang selama bertahun-tahun dia rancang hingga akhirnya bisa dinikmati oleh banyak orang. Dalam sejarah kariernya semua telah dia rasakan. Jatuh bangun baginya sudah begitu biasa. Bahkan jatuh tanpa bangun-bangun dalam hal cinta akan selalu terasa dihatinya. Dia adalah sosok perempuan yang terlihat tangguh namun dalam hatinya tidak ada seorang pun yang tahu. Elvaria Ganendra. Anak kedua dari pebisnis sukses Kara Ganendra ini sudah beberapa tahun menjelajahi belahan bumi yang lain hanya untuk mengejar impiannya. Impian yang sejak kecil selalu didukung sang ayah tercinta, kini menjadi kenyataan. Dia sudah berhasil menjadi seorang designer internasional. Langkahnya begitu ringan bukan karena menyandang nama keluarga dibelakang namanya. Melainkan karena kemampuannya yang diakui dunia. Elva, begitu perempuan ini dipanggil. Dia boleh dianggap perempuan aneh oleh orang yang tak mengenalnya. Tapi dari dalam diri orang aneh ini tersimpan perasaan cinta yang begitu besar. Cinta yang sayangnya tak pernah tersampaikan walau hanya dengan kata. Karena bagi Elva. Bila dia bukan milikmu maka lepaskanlah. Bukannya cinta hanya terkait dua hal. Tentang kesetiaan dan kematian. Bila keduanya sudah menghampiri. Maka lepaskanlah. Karena cinta itu bukan milikmu seorang. Ada Tuhan yang berperan di sana. Dan cintanya untuk laki-laki itu cukup Elva simpan dalam hati. Cinta yang sudah tercipta hampir 8 tahun hanya bisa menjadi pemenuh hatinya. Hati yang kosong tanpa penghuni. "Ready?" Elva mengangguk cepat. Dia ikut bertepuk tangan kala para timnya sudah selesai menyiapkan semuanya. Ini dia yang ditunggu. Saatnya menunjukkan kepada dunia bahwa perempuan tanpa cinta bisa merdeka. *** Lagi dan lagi Elva mendesah kesal. Ini sudah pesan ke 100 yang telah dikirimkan Mamanya di Indonesia. Perempuan dengan segudang anak namun tetap cantik itu ingin putrinya kembali. Bahkan perempuan itu mewanti-wanti jangan sampai Elva mendapatkan jodoh orang luar. Alasannya simple, katanya biaya untuk pulang kampungnya mahal. Itu kan kata Mama Elva. Namun sepertinya perempuan itu tidak peduli. Dia tetap hidup tenang di sini setelah hampir 4 tahun pergi dari rumahnya. Tapi yang namanya ujian hidup tidak berhenti di sana saja. Disaat Elva sedang asik-asiknya istirahat, suara ponselnya memanggil dan itu dari ... HOME.. "Kaaaaaa Elvaaaaa...." Suara teriakan bocah-bocah krucil seketika menggema saat Elva menerima panggilan video itu. Rambut-rambut mereka yang mirip jagung menghiasi layar ponsel Elva. Membuat Elva geli sendiri melihatnya. Dari senyuman kompak para adik-adik kecilnya, belum lagi suara teriakan mereka jujur saja membuat Elva rindu rumah. "Kaaaa Elva ... pulang yaaaa ... aku kangen." "Aku jugaaa...." "Ih aku kok nggak disebut, aku juga kangeeennn...." "Minggir ... minggir aku mau liat kakak Elva kayak apa." "BangBah ... nggak boyeh gituuu." "Iyaa ... nggak boyeh kata mama." "Awas dong, aku juga mau liat kak Elva." "BANIEEEEELLL... AKU KEJEPIITTT." Tanpa terasa air mata yang sudah sangat lama tidak mengalir dari matanya kini hadir lagi. Hanya karena sekumpulan bocah-bocah yang ribut di depan layar ponsel rasa sedih itu muncul. Bocah-bocah yang ternyata begitu dia rindukan setengah mati kehadirannya. "Hai kalian. OKB apa kabar?" "BAIIIIKKKK..." "Kalian..." "Kak Elva, pulang dong. Idni kangen," potong suara anak laki-laki yang lebih besar dari yang lainnya. Idni. Bocah yang dulu paling tidak bisa bicara kini sudah begitu lancar dan begitu tampan. "Iya. Kak Elva pulang, Idni tunggu Kakak ya. Salam buat Mama. Salam buat Daddy. Jagain adik-adik ya sayang," ucap Elva buru-buru. Karena setelahnya Elva langsung mematikan video itu. Video yang mampu membangkitkan rindu terdalam kepada keluarganya yang jauh di sana. Ternyata sekuat-kuatnya Elva menyimpan rasa sakit karena cinta, dia lebih tidak kuat menyimpan rindu kepada keluarga. Keluarga yang selalu ada untuknya dan memberikan warna baru dalam hidupnya yang hampa ini. Dari keluarga kecilnya Elva sadar, cinta bukan hanya antar laki-laki dan perempuan saja. Namun antara keluarga juga ada cinta yang sama. "Tunggu Elva ya, Ma. Elva pulang segera." *** Berulang kali Elva menghisap rokoknya. Hidup jauh dari keluarga membuatnya bisa sebebas ini dalam berekspresi. Elva tidak perlu takut dimaki Kara atau Ora ketika sibuk menghisap benda kecil ini.        Pandangan mata Elva tidak henti-hentinya memperhatikan sosok yang berdiri tak jauh darinya. Seorang laki-laki dewasa yang terlihat biasa saja, namun luka di area sekitar wajahnya yang membuatnya menjadi tak biasa. Elva jelas sadar laki-laki itu bukan orang asli Bali. Tapi dari semua tingkah lakunya seakan-akan telah terbiasa menginjakkan kaki di bandara Ngurah Rai. Iya, pagi tadi Elva sudah mendarat dengan selamat di kampung halamannya. Dan niatnya kembali hanya satu. Menghapus rasa rindunya pada Kara dan Ora serta para adik yang sulit disebut namanya. Namun kini sepertinya niatnya akan terhenti sejenak. Karena laki-laki itu juga memperhatikannya. "Mau rokok?" Tanya Elva ketika merespon gerakan laki-laki itu. "Boleh," jawabnya santai.         Mereka berdua sama-sama saling menikmati benda kecil putih itu disela-sela jarinya sambil memandang beberapa pesawat datang dan pergi. "Uhuukk... Uhuuuk.." "Nggak merokok, kenapa merokok?" Tanya Elva. "Pelarian." "Jadi rokok hanya sebagai pelarian?" Balas Elva kembali dengan wajah yang semakin penasaran. "Iya, karena saya lebih suka menyakiti rokok yang tidak memiliki hati. Dari pada perempuan sepertimu yang hatinya masih bersih," jawabnya dengan santai. "Dimas," ucapnya di depan Elva. "Elva." "Ok Elva. Thanks untuk rokoknya. Dan gue berhutang satu rokok sama lo. Gue bisa minta nomor lo, anggap aja ini modus," ucapnya disertai dengan kerlingan nakal. "4 tahun pergi dari Bali. Ternyata sekarang semua sudah berubah," sindir Elva sambil memberikan sebuah kartu namanya pada laki-laki yang bernama Dimas. "Wow ... Ganendra. Nice to meet you, darling." Ungkapnya sebelum berlalu dengan koper kecilnya. Di tempatnya Elva tersenyum geli mengingat apa yang diucapkan Dimas tadi. Dia lebih suka menyakiti rokok yang tidak memiliki hati dari pada perempuan yang hatinya masih bersih seperti Elva. Tahu apa dia soal hati? "Hari masih terlalu pagi jika membicarakan hati." Gumam Elva sambil bergerak menuju taksi yang akan dia tumpangi. Akan tetapi baik Dimas maupun Elva sama-sama tidak ada yang menyadari jika Tuhan sudah berkehendak, waktu bukan menjadi penghalang jika sudah berhubungan dengan hati. ------- continue siap baca? Tap love dan komen dulu dong...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M
bc

Romantic Ghost

read
162.2K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Turun Ranjang

read
578.7K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook