bc

Luna Love Story

book_age18+
1.0K
FOLLOW
9.6K
READ
others
drama
comedy
twisted
sweet
scary
Writing Academy
like
intro-logo
Blurb

Warning : 18+ (Berisi adegan dewasa)

Berkali-kali naksir orang, berkali-kali pula cintanya tak kesampaian. Masalahnya

bukan pada prinsip. Melainkan ada saja halangan besar semacam doi sudah punya pacar

hinga yang ditaksir malah naksir cewek lain.

Ketika bertemu dengan Nandu, Luna merasa jika kisah cintanya kali ini akan berakhir indah.

Tapi dugaannya salah begitu Luna tahu kalau Nandu berasal dari latar belakang yang berbeda.

Mereka tidak mungkin menikah jika memiliki kepercayaan dengan Tuhan yang tidak sama.

chap-preview
Free preview
1 | Situs Kencan Online
“Hidup beneran nggak adil,” desahan Meila membuat Luna mengangkat kepala dari cangkir kopinya. “Nggak adil gimana?” kopi di tempat ini benar-benar enak. Mungkin ini sebabnya mengapa banyak orang rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk cairan pekat yang bahkan mampu dihabiskan dalam beberapa kali tegukan. Mereka baru saja pulang kerja. Tanggal muda, uang di dompet masih berjejalan mencari tempat. Jadi ketiga sahabat itu memutuskan singgah sebentar guna melepas penat dengan cara nongkrong cantik sekaligus cari calon suami potensial—kata Luna sebelum berangkat tadi. Hanya tempat konyol seperti ini yang menjual 6 keping choco chip cookies seharga 100 ribu rupiah. Belum termasuk pajak. Sejak tadi kata-kata itu bergaung di pikiran Renata. Perempuan dengan potongan rambut berbentuk bob yang memiliki lesung pipi dan jago membuat kue-kue enak. “Makan kue ini berasa ngunyah duit 20 ribuan. Sayang banget. Bisa beli bensin motor gue buat jalan beberapa hari,” keluh Renata sambil mengamati kue kering di atas piring rotinya. Meila menatapnya. “Jangan kayak orang susah deh, Ren. Lo kayak gembel nyasar kalau ngomong begitu setiap lima menit sekali.” “Gue bener-bener nggak tega,” kembali Renata mengeluh. Sepenuhnya mengabaikan cemoohan sahabatnya. “Nggak tega apa?” kali ini gantian Luna yang bertanya. “Jangan peduliin dia,” Meila mengibas. “Pasti Renata lagi-lagi mau bilang kalau dengan harga segitu dia bisa menghasilkan setoples kue yang sama dari dapurnya sendiri.” Luna tertawa dengan kekesalan Meila terhadap sikap irit Renata. “Makan aja, Ren. Gue yang traktir.” Renata kembali menatapnya. “Gue heran deh. Lo kan orang kaya Lun, tapi kenapa lo masih mau kerja di tempat lain sementara bokap lo punya usaha sendiri?” Dari ketiganya, yang paling kaya sebenarnya adalah Meila. Gadis dengan campuran darah chines yang memiliki kulit putih pucat dan mata sipit. Rambutnya selalu tergerai panjang dengan lesung pipi di sisi kiri. Meila juga selalalu mengenakan pakaian feminim untuk sehari-hari. Lalu yang kedua adalah Luna. Anak salah satu pengusaha restoran besar yang sudah memiliki beberapa cabang di masing-masing kota. Luna adalah anak tunggal perempuan kesayangan tapi selalu membantah dan membangkang setiap keinginan dari kedua orangtuanya. Dari ketiganya, Luna adalah gadis paling manis. Kulitnya berwarna kuning langsat. Khas orang jawa yang terawat. Rambutnya dipotong sebatas d**a dengan bagian ujung di curly manja. Tubuhnya tinggi semampai dengan ukuran d**a dan p****t yang lebih besar. Dan yang terakhir dalah Renata. Gadis sederhana yang selalu pergi ke kantor menggunakan motor bebek yang kerap mogok. Tidak mau ganti kendaraan dengan alasan uangnya bisa ditabung untuk keperluan lain. Jago masak dan bikin kue-kue enak. Berbeda dari kedua sahabatnya, Renata memiliki sifat sedikit tomboy. Potongan rambutnya pendek seperti seorang polwan. Matanya bulat dan giginya gingsul. Renata adalah gadis manis yang memilih cantik dengan cara yang berbeda. Ketiga perempuan itu mulai berteman saat memasuki dunia kerja dengan posisi yang tak jauh berbeda. Pertemuan mereka di awali saat proses training dua tahun yang lalu. Menghabiskan waktu dua minggu hingga merasa semakin dekat satu sama lain dan berlanjut hingga sekarang. Walau banyak sekali perbedaan, tapi ketiganya sama-sama saling mengisi walau terkadang kerap mencemooh atau meledek jika salah satu di antara mereka melakukan hal menyebalkan seperti apa yang dilakukan Renata terhadap piring rotinya tadi. Luna mengangkat bahu. Ujung matanya sempat menemukan seorang pria yang baru saja memasuki tempat mahal ini dan duduk diam di dekat pintu masuk. “Gue nggak suka dunia kuliner.” “Padahal lo kan doyan makan,” cerocos Renata lagi. Meila tertawa. “Luna memang ratu makan. Tapi bentuk tubuhnya nggak bisa meninggalkan kata langsing. Bikin gue iri.” Gadis itu memandang Luna dengan ekspresi cemberut. Satu-satunya yang membuat Luna merasa unggul dari Meila adalah bentuk tubuhnya. Jika Meila punya lesung pipi, Renata memiliki gigi gingsul yang membuatnya tambah manis, Luna adalah perwujudan dewi seksi. Luna hanya nyengir. Tidak menanggapi celotehan sahabatnya. Matanya kembali melirik ke tempat cowok di dekat pintu masuk. Kali ini ada seorang perempuan muda yang datang menghampirinya. “Hidup bener-bener nggak adil,” protes Meila rupanya masih berlanjut. Dan pertanyaan Luna sebelumnya juga masih belum terjawab. Renata menyambar. “Gue sempat salah paham pas dia datang sendirian.” Kening Luna terlipat. “Lo berdua ngomongin apa, sih?” “Meja sebelah kanan, dekat pintu masuk.” Kata Meila dengan suara pelan dan tangan pura-pura mengambil kue kering di atas meja. Tapi karena matanya jelalatan, jemari tangannya keliru mencomot kue di piring Renata. Otomatis si empunya tak terima dan menepis gerakan tangan Meila. “Itu punya gue,” protesnya sengit. Meila mendelik. “Dasar pelit!” Luna tidak menyangka kedua sahabatnya juga melihat ke tempat yang sama dengan dirinya. “Lo berdua juga lihat?” Meila kembali mendesah. “Kenapa itu cowok bisa ganteng banget?” “Dan ceweknya juga cakep. Mirip Lisa blackpink versi Indonesia, ” sambar Renata. Sementara Luna masih melongo bodoh menyaksikan tingkah laku kedua sahabatnya. “Padahal dari pertama lihat, gue udah tahu kalau dia pasti cocok jadi suaminya Luna.” “Kok jadi gue?” Luna langsung protes. “Iya, Lun,” Meila ikut-ikutan. “Dia benar-benar calon suami impian masa depan. Cakep, tinggi, gagah, dan dari pakaiannya kayaknya dia pengusaha. Jadi udah pasti kaya raya. Dan juga-“ “Pacar orang!” sambar Luna menyelak segala ucapan Meila yang dirasa benar namun menjadi sakit ketika kenyataan jika cowok itu sudah punya gandengan dan tidak bisa dijadikan target gebetan selanjutnya. “Walaupun gue lagi butuh calon suami, tapi gue nggak minat jadi perempuan perebut cowok orang.” Meila dan Renata menghela napas panjang. “Hidup beneran nggak adil,” dan Meila kembali mengulang keluhannya untuk ketiga kali. “Gue yang pengen nikah, tapi belum dibolehin sama orang tua. Sementara Luna, yang jomblo dari jaman SMA malah disuruh nikah padahal calonnya belum ada.” Renata tertawa keras. “Tukeran posisi, coba?” Luna mendengkus kesal. “Ejek aja terusss..” Seminggu yang lalu, tepatnya di hari ulang tahun Luna yang ke 26 tahun. Mama Rina cemas dengan usia anaknya yang sudah matang untuk membangun bahterai rumah tangga. Beliau mendesak Luna untuk segera menikah. Wajib tahun ini atau paling lambat awal tahun depan. kalau Luna tidak bisa mencari calon suami sendiri, maka dia harus bersedia dijodohkan dengan mempelai pilihan Mama. Sedangkan, Meila yang seminggu lalu meminta pacarnya makan malam di rumah dan menyampaikan niat baik mereka untuk menikah justru ditentang keras. Orangtua Meila merasa anaknya belum siap menjadi seorang istri. Apalagi Ibu. Gara-gara itu Meila galau seminggu ini. “Harus tahun ini ya, Lun?” Tanya Meila, ikut prihatin sebenarnya. Mencari pasangan hidup benar-benar tidak mudah. Jadi permintaan Tante Rina dirasa sangat memberatkan sahabatnya. “Nggak harus tahun ini, sih,” jawab Luna dengan tampang lesu. “Pokoknya paling lambat awal tahun depan.” “Gue punya banyak teman cowok. Mau dikenalin, nggak?” tawar Renata. “Kenalan aja dulu. Siapa tahu cocok.” “Jangan deh,” yang ditawari Luna, yang menolak justru Meila. “Teman cowok lo biasanya aneh semua. Mending dia iyain aja calon yang dipilihin Mamanya.” “Jangan salah, ya. Teman cowok gue keren-keren. Lagipula, yang lo bilang aneh itu pasti si Nando. Padahal teman cowok gue bukan cuma dia.” Beberapa hari lalu Meila sempat melihat Renata bertemu dengan cowok dengan tampang tengil dan gaya pakaian sedikit urakan. Saat Renata mengatakan jika cowok aneh itu temannya, Meila langsung berpikir jika semua teman Renata sama modelnya dengan Nando. “Lagian, pilihan mamanya Luna juga belum tentu cocok. Pasti modelnya kayak putera kerajaan yang penuh sopan santun dan berbudi luhur." Mereka bertiga tertawa dengan kelakar yang diucapkan Renata. “Terus gimana dong?” nggak enaknya jadi cewek cantik memang begini, nggak ada yang percaya kalau mereka jomblo. Alhasil yang suka banyak, tapi yang berani maju nyaris nggak ada. “Gue nyari calon suami di mana?” Meila berdeham. “Gue punya ide. Tapi plis, jangan katain gue gila.” “Lo emang gila sih, Mei.” Sambar Renata yang membuat Meila mendelik. “Iya, iya. Lo cantik, imut, dan menggemaskan.” Kapan mereka berhenti bertengkar? Luna memijat pilipisnya karena pusing. “Jadi, apa idenya?” “Begini,” Meila mencondongkan tubuhnya ke depan. lalu menatap kedua sahabatnya agar mengikuti gerakannya. gadis itu berbisik, “Kemarin adek sepupu gue nyoba salah satu situs kencan online. Dan di sana dia match sama cowok Belanda. Dua minggu kenal, mereka langsung cocok dan memutuskan nikah bulan depan.” “Masa sih?” Luna tercengang. “Secepat itu?” Meila mengangguk kencang. “Kalau lo berdua nggak percaya, gue kasih undangannya minggu depan.” “Jadi maksudnya lo nyuruh Luna nyoba situs online yang sama kayak yang dipakai sepupu lo itu?” Renata menyimpulkan. “Bener,” angguk Meila. “Lo coba aja dulu, Lun. Siapa tahu nemu jodoh di sana.” Atensi ketiganya teralihkan saat cowok yang sejak tadi jadi perhatian mereka pergi meninggalkan si perempuan cantik yang saat ini mencak-mencak di tempat duduknya. Wajah gadis itu terlihat memerah menahan tangis dan juga rasa malu. Namun tak lama setelahnya, Lisa blackpink versi indonesia itu berdiri cepat dan menyusul cowok tadi ke arah parkiran. “Biar gue tebak, mereka pasti putus.” Renata mulai sok tahu. Luna ikut-ikutan, “Sayang banget. Padahal cowoknya ganteng.” “Gue yakin lo bakal nemuin yang sama gantengnya dengan cowok tadi.” Meila mengangguk-angguk. Lalu tatapannya berubah serius. “Gimana? Lo mau nyoba?” “Coba aja, Lun.” Kata Renata. “Boleh deh,” Luna setuju. Lalu mengeluarkan ponselnya. "Alamat situsnya apa?” * * * Cerita baru gaesssss.... Jangan lupa tinggalkan jejak dan tekan lope yes! Tingcuu~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
569.1K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
463.5K
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
307.3K
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
982.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook