bc

DRIVING ME INSANE (INDONESIA)

book_age18+
11.2K
FOLLOW
96.5K
READ
billionaire
love-triangle
one-night stand
playboy
badboy
goodgirl
badgirl
drama
bxg
passionate
like
intro-logo
Blurb

Sekuel #3 of TWINS D

This is story about Rendy and his girls..

Entah suatu kesialan atau keberuntungan, seorang Rendy Leonard Sandjaya, pria yang paling diinginkan di muka bumi ini, tidak sengaja meniduri Cherry, gadis cantik delapan belas tahun yang baru saja ia temui di bar. Sialnya, Rendy adalah pria pertama untuk gadis itu.

Keesokan hari, Mikaela.. Ah bukan, seorang gadis yang yang mengaku kakak Cherry, mendatanginya, memakinya, menamparnya, juga meminta pertanggungjawaban Rendy atas Cherry di depan umum.

Seperti drama pada umumnya, gadis yang pertama kali berani menampar Rendy, gadis yang mirip dengan cinta pertamanya itu, detik itu juga, menjadi obsesinya...

Ini tentang kedua gadis asing yang tiba-tiba masuk ke dalam hidup Rendy..

chap-preview
Free preview
Prolog
Seorang pria nampak berjalan terburu-buru dengan menenteng jas abu, sembari melonggarkan dasi yang terlihat mencekik lehernya. "s**t," umpat pria itu kesal ketika sepatu mahalnya tidak sengaja menginjak sesuatu, putung rokok yang dibuang asal. Walaupun rambutnya terlihat berantakan, juga kemejanya yang nampak ia gulung ala kadarnya, tetapi sama sekali tidak mengurangi sedikitpun pancaran wajah tampan yang ia miliki. Buktinya, sejak ia berjalan, gadis-gadis tak bisa melepaskan pandangan dari sosok pria berbadan tegap yang kini mulai memasuki ruangan penuh pengunjung dengan musik yang memekakkan telinga itu. "Tuan Rendy? Anda baru sampai? Tuan Mario sudah menunggu sejak tadi." Ya, Dia Rendy Leonard Sandjaya. Seorang taipan tampan yang mungkin diimpikan hampir seluruh wanita di muka bumi ini. Bagaimana tidak? Wajah yang rupawan dengan kehidupan yang sangat menjanjikan diusianya yang baru menginjak tiga puluh dua tahun. Seorang Rendy tidak akan kekurangan apapun, ia memiliki segalanya. Apa yang ia inginkan bisa ia dapatkan dalam sekejap, termasuk wanita. Tetapi ntah kenapa Rendy masih melajang hingga saat ini, ketika seluruh wanita berlomba-lomba mendapatkan pria itu. Padahal kedua sahabatnya, Daffa dan Darren sudah bahagia dengan kehidupan pernikahan mereka. Omong-omong, mengingat Darren, Rendy tidak tahu pria itu menganggapnya apa. Sejak cinta pertama Rendy menikah dengan Darren, Rendy sama sekali tidak berminat pada wanita manapun yang mendekatinya. Rendy juga tidak tahu kenapa ia merasa tak berselera dengan wanita-wanita itu, kecuali tentang seks, ketika Rendy merasa bosan ia akan mencari wanita cantik dan seksi untuk bersenang-senang, untuk memuaskan hasrat lelakinya. Ia akan merasa sangat puas ketika ia pergi ke suatu tempat dan melihat banyak wanita-wanita bodoh yang rela merangkak ke arahnya, dan menggodanya untuk tidur bersama. Rendy suka mempermainkan wanita-wanita itu, karena biar bagaimanapun ia adalah pria normal yang kebutuhan biologisnya harus terpenuhi ketika ia ingin. Akan sangat menyedihkan jika Rendy bermain dengan dirinya sendiri. Dan lelaki yang menyapanya tadi adalah kaki tangan Mario, seorang artis, juga teman Rendy yang sedang mengadakan pesta ulang tahun di sebuah bar mewah. Ia sengaja menyewa bar itu untuk merayakannya. Pria itu mengawal Rendy masuk ke dalam, disana suara musik terdengar lebih menggema dengan gemerlap lampu dan dua orang DJ yang sibuk memainkan peralatan musik mereka di tengah kerumunan orang-orang yang sedang menggoyangkan tubuhnya tidak karuan. Rendy yakin sebagian besar dari mereka sudah lupa akan dirinya sendiri alias mabuk. Sedangkan di beberapa sisi terdapat bartender yang memainkan gelasnya sembari ikut berjoget. Mario nampak terlarut dalam suasana. Ia terlihat menggerakkan tubuhnya kesana kemari dengan beberapa wanita sambil memegang gelas kaca berisi sampanye. Rendy hanya berdecak, memperhatikan banyak wanita yang bergelayutan manja di sekitar tubuh Mario, hingga akhirnya pandangan Mereke bertemu. Dengan melambaikan tangan, Mario mendekati Rendy yang kini duduk di salah satu pantri di depan seorang bartender yang telah Rendy kenal cukup lama karena bar itu juga langganannya. "Kau baru datang?" Tanya Mario menarik kursi untuk duduk di sebelah Rendy. "Ya, maaf, aku sangat sibuk hari ini, bertemu dengan klien." Mario mendekatkan wajahnya ke tubuh Rendy, dan mengendus disana. "Apa kau berbohong? Kau tidak terlihat lusuh, dan tubuhmu sangat wangi," tukas pria itu. Rendy hanya bergeming, memandang Mario yang terlihat mabuk sembari menyunggingkan senyumnya. "Kenapa kau tersenyum? Kau meledekku, huh? Sebenarnya tidak apa-apa jika kau tidak datang, asalkan hadiahmu yang datang." Mario terkekeh. "Cih, dasar bocah," ledek Rendy. Ia menerima segelas minuman yang disodorkan oleh Nathan, bartender yang sedari tadi hanya menatap mereka berdua. Pria itu sudah maklum akan tingkah laku Mario yang usianya jauh lebih muda dibandingkan Rendy dan dirinya. "Pergilah sana, nikmati pestamu," usir Nathan. "Kau tidak usah menyuruhku juga aku akan pergi dari pria-pria membosankan seperti kalian." Rendy hanya tertawa, lalu menegak minumannya. Ia memperhatikan Mario yang menjauh sempoyongan kembali mendekati gadis-gadis yang sibuk mencari perhatian pria itu. "Well, kau juga, nikmati pesta ini," ucap Nathan lagi, kali ini pada Rendy. "Sure, aku akan menikmatinya," balas Rendy datar. Ia bangkit dan meninggalkan Nathan untuk mencari kesenangannya sendiri. Rendy melihat-lihat sekelilingnya, banyak gadis-gadis cantik dan seksi kesukaannya. Terkadang, ia tersenyum menggoda pada mereka ketika mereka memandang Rendy dengan nakal. Ketika pria itu melihat sebuah sofa kosong berada di pojok ruangan yang remang, ia segera memutuskan untuk duduk di sofa itu seorang diri, tempat yang sedikit sepi dari orang-orang gila menari. Rendy sedang tidak merasa baik untuk berkumpul dengan yang lain, karena memang ia sangat lelah hari ini, walau banyak kenalannya yang juga datang ke pesta itu, ia tak ingin bergabung dengan mereka. Rendy memanggil seorang pelayan dan meminta sebotol wine untuk menemaninya. Hari ini, cinta pertamanya melahirkan anak kedua dengan sang suami, Darren. Rendy menyandarkan tubuhnya pada sofa, memandang gemerlap lampu disko yang menyala meredup bergantian dengan cepat. Kemudian ia memejamkan matanya, merasakan dadanya yang sedikit nyeri. Ntah iblis darimana yang merasukinya, hingga bertahun-tahun lamanya Rendy tidak dapat melupakan Mikaela, seorang wanita cantik yang ia cintai sejak dulu. Kenangannya bersama Mikaela terlalu besar, dan sampai saat ini Rendy masih belum bisa menemukan seseorang seperti Mikaela, yang bisa membuat jantungnya berdebar kencang dan rela melakukan apapun untuk membahagiakan wanita itu. Jika dibiarkan ia akan gila, karena selalu membayangkan dan mengingat istri orang lain. Rendy tersadar ketika seseorang menaruh sebotol red wine dan gelas kaca dengan anggur beku di dalamnya. "Silahkan, tuan," ucap pelayan itu lalu pergi sebelum Rendy membalasnya. Tak menunggu anggur dalam gelas mencair, Rendy segera menuang minuman tersebut, menyesapnya sedikit dan kembali menyandarkan tubuhnya pada sofa sembari memainkan gelasnya. "Apa kau sedang sendiri?" Tiba-tiba satu suara menginterupsi Rendy. Suara seorang gadis. Bola mata Rendy tak ingin langsung menatap ke arah gadis itu. Ia sangat hapal bagaimana tipikal gadis yang ia temui di bar, dan ia juga selalu tahu bagaimana cara menangani mereka, membuat mereka tergila-gila padanya dengan sekali tatap. Pria itu menegakkan tubuh, memandang gadis yang sedang berdiri di hadapannya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sungguh, bukan tipe Rendy. Tubuh dan wajahnya mungil dengan d**a yang sepertinya tidak berkembang. Gadis itu menggunakan gaun merah ketat tanpa lengan yang memperlihatkan paha putihnya, juga lipstik merah dan rambut lurus kecoklatan yang ia urai. Dari penampilannya, gadis itu pasti orang baru karena Rendy belum pernah melihat sebelumnya. Mungkin saja ia ingin mencoba peruntungan untuk menggoda Rendy. Rendy sendiri masih diam, tak menanggapi pertanyaan gadis yang sebenarnya cantik itu, menandakan bahwa ia tidak tertarik. Ia hanya tersenyum, berusaha ramah padanya. Tapi tidak disangka, ia justru duduk di sebelah Rendy tanpa meminta persetujuan. "Aku mau wine yang kau minum," ucapnya. Rendy mengernyitkan dahi, menatap dengan heran lalu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, okey, silahkan saja." Mungkin, ia tidak bisa membeli minuman mahal, jadi tidak apa, Rendy akan memberikannya dan memesan yang baru. Tapi dengan tidak tahu malunya, gadis itu merebut gelas Rendy dan menegaknya hingga habis. Melihatnya menghabiskan minuman, Rendy terkekeh tak percaya melihat gadis aneh yang tiba-tiba mendatanginya itu. Ia menunduk menutupi mata dengan jemarinya. "Siapa namamu?" Tanya Rendy. "Stela." "Baiklah, Stela, aku berikan wine ini untukmu, selamat menikmati," ucap Rendy tersenyum manis, ia berdiri ingin meninggalkan gadis yang sudah mengganggu ketenangannya itu. "Tunggu dulu," cegah Stela setelah baru satu langkah saja Rendy menggerakkan kakinya. "Hm?" "Temani aku," pintanya penuh kegelisahan. Rendy tertegun, memandanginya beberapa saat kemudian kembali mendudukkan tubuhnya seperti terhipnotis. "Baiklah," setuju Rendy tanpa memakan waktu yang lama. Lagipula Rendy tidak tahu harus kemana dan melakukan apa. Ia juga tidak bisa menikmati pesta itu. Jadi, kenapa tidak? Dentuman musik semakin menderu-deru, suasana semakin ramai. Stela tidak mengatakan sepatah katapun semenjak ia meminta Rendy menemaninya. Baguslah, setidaknya Rendy tidak harus berpura-pura untuk bersikap ramah. Sesuai keinginan wanita itu, mungkin benar ia hanya ingin ditemani, atau mungkin ini adalah pertama kalinya Stela datang ke bar? Tapi melihat bagaimana cara ia meminum red wine dengan tenang sepertinya tidak mungkin. Rendy memutuskan untuk memesan wine lain untuk dirinya sendiri. Jadi, mereka hanya saling terdiam sambil meminum minumannya masing-masing. Tapi ntah kenapa Rendy merasa Stela semakin menggeserkan tubuhnya pada Rendy, hingga mereka duduk sangat berdekatan. "Kau ingin menggodaku?" Tanya Rendy to the point ketika merasakan d**a Stela menempel di lengannya. Tubuh Rendy mulai memanas karena alkohol yang sedari tadi ia teguk. Stela mendekatkan wajahnya, berbisik di telinga Rendy hingga napasnya dapat Rendy rasakan. "Ya, bisakah kita pergi ke suatu tempat? Hotel misalnya." Rendy tertawa, lalu memandang Stela intens dengan menopang pipinya pada tangan dengan tatapan menggoda. Seperti yang sudah Rendy duga, gadis-gadis akan senang melemparkan tubuhnya ke pelukannya. "Aku adalah pria yang menyukai one night stand, apa kau tidak keberatan?" Tantang Rendy yang dijawab anggukan oleh Stela. Ntah mengapa ajakan Stela terdengar sangat sensual, dan Rendy tidak bisa menolaknya. Apalagi setelah dengan tiba-tiba gadis itu menerjang bibirnya. God damn it! . Rendy menciumi bibir Stela dengan rakus setelah mereka menyewa kamar hotel bintang lima di sekitaran bar. Gadis itu terlihat pasrah dan mengikuti permainan Rendy. Gadis nakal yang berani menggodanya walaupun terlihat seperti amatiran. Rendy tidak bisa jika tidak tergoda dengan bibir seksi milik Stela. Setidaknya masih ada bagian dari tubuhnya yang masih bisa dinikmati. Ia mengangkat Stela ke dalam gendongannya, gadis itu melingkarkan kaki ke tubuh Rendy sembari memperdalam ciuman mereka. Rendy menaikkan gaun Stela, mengelus-elus paha dan membawanya ke ranjang dengan mudah karena tubuh mungil gadis itu. Ia menyeringai ketika berhasil membanting Stela ke ranjang dan mulai melucuti pakaiannya, juga pakaian Stela. Seperti yang sudah Rendy bayangkan, kulitnya mulus dan halus walaupun dadanya tidak memenuhi genggaman jemari Rendy. Oh Tuhan, gadis itu terlihat sangat kecil di bawah tubuhnya. Rendy takut ia akan melukai gadis itu, tapi sungguh sebenarnya Rendy tidak peduli. Hasratnya sudah tidak dapat dibendung lagi. Rendy kembali menciumi Stela yang sudah bertelanjang bulat, juga dengannya. Tubuh mereka saling menempel, bersentuhan secara intens. Terdengar erangan dan deru napas Stela ketika Rendy mulai menggerayangi bagian tubuhnya yang lain. Shit! Rendy tidak bisa menahannya lagi. Ia memposisikan keperkasaannya pada inti Stela. Tapi sungguh, betapa kaget Rendy ketika dirinya sangat sulit untuk memasuki gadis itu. Well, ia tidak peduli! Ia hanya ingin memuaskan diri yang sepertinya sudah kehilangan kendali. Tubuhnya terasa panas, apalagi dengan gadis yang sudah siap di bawahnya. Stela mengerang cukup keras, ketika Rendy memaksa menerobos miliknya. . Seseorang menggeliat di dalam selimut, ialah Rendy yang baru saja mendapat kesadaran. Ia memijat pelipisnya, berdecak karena mengetahui ia bangun dalam keadaan telanjang bulat bersama seorang gadis yang sedang berbaring memunggunginya. Sepertinya gadis itu masih terlelap. Samar-samar ia mengingat apa yang sudah terjadi. Sial. Ia mabuk dan bercinta dengan seorang perawan yang bahkan wajahnya saja tak Rendy ingat? Ia kembali memijat-mijat kepalanya yang terasa berdenyut. Rendy berusaha bangkit dan mengumpulkan kembali pakaiannya. Sembari memakai celana, ia mencari ponsel di saku jas. Double s**t. Rendy ada pertemuan penting, satu jam lagi. Bukannya Rendy b******k, tapi keadaan yang tidak memungkinkan untuk membangunkan gadis itu. Lagipula, ia akan melakukan seperti yang biasa ia lakukan pada gadis-gadis yang sudah mengenalnya dan juga one night stand-nya. Rendy mengeluarkan sebuah cek dan menuliskan sejumlah nominal yang cukup besar disana. Tidak seperti tarif yang ia berikan pada gadis-gadis yang biasanya ia tiduri, tapi nominalnya empat kali lipat. Itu karena ternyata yang ia tiduri adalah gadis perawan, jadi Rendy merasa sedikit bersalah, walaupun gadis itulah yang menggodanya dan dengan suka rela memberikan keperawanannya. Ia menaruh cek di atas nakas dan berjalan pelan meninggalkan kamar hotel. Ia harus buru-buru mengganti pakaiannya dan datang ke kantor secepat mungkin. Baiklah, masalah dengan gadis asing itu, ku anggap selesai. ................

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.2K
bc

His Secret : LTP S3

read
647.3K
bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

BILLION BUCKS SEASON 2 (COMPLETE)

read
335.3K
bc

KILLING ME PERFECTLY ( INDONESIA )

read
89.2K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

A Secret Proposal

read
376.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook