bc

Possesif Brother

book_age16+
75
FOLLOW
1K
READ
others
others
family
badgirl
drama
comedy
sweet
no-couple
humorous
friendship
like
intro-logo
Blurb

Di salahkan atas semua yang tidak pernah ia perbuat.

Fitnah, ada yang bilang fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan menurutku, tak akan pernah ada fitnah bila manusia tak memiliki dendam.

Keluarga Riyadi, mereka keluarga yang utuh. Namun di penuhi drama, drama yang mereka atur sendiri. Tetapi diantaranya, masih ada beberapa yang tidak masuk dalam peran.

Queen vana auliza Riyadi, anak perempuan satu-satunya yang menjadi korban atas ke egoisan salah satu keluarga.

Tujuh tahun, bukan waktu yang sebentar. Tujuh tahun itulah vana harus bisa menghidupi dirinya serta orang lain yang tinggal di panti asuhan.

Dan itu semua di sebabkan dengan sifat egois manusia.

Menjalani hidup memang tak semudah berkata omong kosong. Hidup yang kita jalani harus bisa sejalan dengan yang kita harapkan.

Namun, apa jadinya bila keluarga yang egois itu tiba-tiba datang dan ingin membawa vana kembali?. Haruskah menerima atau menolak?.

Setiap membaca, cerna terlebih dahulu. Jangan terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan. Karna, setiap peran mempunyai karakter masing-masing. Walaupun terlihat baik ataupun jahat.

chap-preview
Free preview
Prolog
Sebuah kesalahan pada masa lalu, selalu membuatnya merasa bersalah. ketika mengingat tindakan bodoh yang ia lakukan dahulu. Kalau saja dia bisa membuat waktu berjalan mundur, dimana ketika ia belum berbuat kesalahan sama sekali. Tapi, tentu saja hal itu sangat mustahil, dan tak akan pernah terjadi. kecuali, di masa depan seseorang bisa membuat mesin waktu seperti di film doraemon. "Bunda pasti akan menemukan mu nak" Suara lirihan seseorang wanita paruh baya terdengar di sebuah kamar bernuansa modern. Ditangan sebelah kirinya terlihat sedang menggenggam sebuah bingkai foto. Dan Posisinya saat ini tengah duduk di tepian ranjang. Jika diperhatikan, di dalam foto tersebut terdapat sesosok anak perempuan. Berkisaran berumur 7 tahun. Pose yang ditunjukan anak itu pun cukup menggemaskan, dengan dua jari yang berbentuk V. Serta deretan gigi putihnya terlihat jelas. "Bunda akan pastikan itu, dan maafkan bunda" suaranya terdengar serak, di ikuti dengan air mata yang mengalir turun tanpa diminta. ✓✓✓✓✓ Sedangkan di lain tempat, tampak sebuah bangunan yang sangat sederhana, bertingkat 2 dengan bahan bangunan yang hampir keseluruhan menggunakan bahan dasar dari kayu yang sudah tua. terlihat dari kayu yang sudah rapuh karna termakan usia, serta bercat hijau yang sudah memudar, hampir digantikan dengan warna putih kecoklatan, lantaran terkena debu-debu jalanan. Tapi, walaupun susana di depannya sangat mencekam. berbeda halnya dengan keadaan di dalam. Soalnya di dalam banyak sekali anak-anak yang berlarian kesana-kemari, bermain bersama, tampak sekali sangat akrab. Sangat ceria. Termasuk seorang gadis yang sedang bermain dengan salah satu anak laki-laki yang berada di sana. "Kak?" Anak kecil itu seketika memanggil si gadis. Membuat yang di panggil pun menoleh, menatap ke arah anak kecil. "Iya? Kenapa?" Gadis itu berjongkok, agar menyamakan tingginya dengan anak itu. "Hm?" ia hanya berdehem tanda sedang berpikir, seperti ingin memberitahukan atau tidak. "Beri tahu saja, apa yang ingin kau sampaikan, hm?" Gadis itu berucap dengan lembut, supaya si anak mau bercerita kepadanya. "Ah, aku..... Emmm ingin minta pendapat kakak". Si gadis langsung mengernyitkan kening nya heran. "Pendapat tentang apa?" "Hm, tadi siang ada yang datang kesini, kata bunda, mereka bakal angkat aku jadi anak mereka, dan tinggal bersama mereka". Sang gadis terhenyuh mendengar apa yang di katakan oleh anak kecil tadi, terdengar polos. Dan entah dia harus senang atau sedih. Soalnya ia senang akhirnya ada yang memiliki keluarga baru walaupun hanya angkat. Dan sedih, karna kehilangan adiknya. Ya walaupun bukan adik kandungnya, tapi dia sudah menganggap anak kecil itu sebagai adik nya, bukan terhadapnya saja. tapi seluruh penghuni panti asuhan yang saat ini ia tinggali. Tapi ia sadar, kalau dia tidak boleh egois, anak itu juga butuh kasih sayang kedua orang tua, walaupun hanya sebatas orang tua angkat. "Jadi?" tanya sang gadis. "Jadi... Apa pendapat kakak?" Sang gadis menghela nafas sebentar. Sangat paham dengan ucapan anak kecil tersebut yang akan mengarah kemana. "Kamu merasa nyaman gak sama mereka?" Gadis itu kembali bertanya. "Iya kak" anak itu langsung menjawab dengan antusias. "aku nyaman banget deket sama mereka, seperti aku dekat dengan kak Ali dan kak liza" lanjutnya. Sang gadis hanya tersenyum mendengar jawaban dari anak kecil itu, lalu mengangguk-angguk pelan. "Dan kamu ingin tinggal bersama mereka?" Sang gadis kembali lagi bertanya untuk yang terakhir. Pertanyaan gadis tersebut membuat anak itu terdiam sejenak, lalu menggeleng. Membuat si gadis menghernyit heran, tadi pertama dia bilang nyaman, tapi sekarang kok malah..? "Aku gak mau ninggalin tempat ini kak, di sini banyak teman aku, bunda, kak ali dan terutama kakak.. Aku gak mau pisah dari kalian" ucapnya lirih, dengan kepalanya yang tertunduk lesu. "Hei, sini lihat kakak" gadis itu berucap, seraya mengangkat pelan dagu anak itu dengan mengunakan jari tangan nya, secara lembut kemudian tersenyum. "Bukannya dulu kamu ingin sekali punya mama sama papa?" Anak kecil itu mengangguk. "Kalau begitu kamu harus ikut sama mereka, kan itu adalah sebuah keinginan terbesar kamu" "Tapi aku gak mau ninggalin kakak sama yang lainnya" anak itu berucap dengan sendu, terlihat ragu atas keputusan nya. Ya wajar saja, dia itu hanya anak kecil yang baru berumur 8 tahun. Yang memang tak terlalu mengerti dengan dunia kehidupan. "Hey, kamu ikut mereka bukan berarti ninggalin kami, kan kamu bisa bermain di sini lagi walaupun tinggal bersama mereka. lagi pula kalau kamu gak mau main ke sini lagi, kakak yang bakal jemput kamu suruh kesini walaupun kamu gak mau!" "Pemaksaan" anak itu mencibir tak terima. "Biarin, kan kakak bakal kangen nanti" gadis itu langsung saja memeluk tubuh mungil tersebut dengan lembut, kemudian melepaskan nya kembali. "Jadi?" "Terserah itu keputus ariel sendiri, kalau ariel merasa nyaman, kamu bisa tinggal bersama mereka. Dan kamu nyaman kan?" Gadis itu bertanya dengan senyuman yang terlihat sendu. Anak itu hanya mengangguk sebagai tanda jawaban. "Ya udah sana kamu main lagi, nanti ini bakal kakak bilangin ke bunda, ok?" "Ok kak" anak itu berkata sembari menunjukan jari jempol serta telunjuk yang menyatu, membentuk huruf 'O'. "Aku ke sana dulu ya kak?" Anak itu pamit kepada sang gadis, dengan telunjuknya yang mengarah ke arah tempat dimana semua anak ramai berkumpul, sedang bermain bersama. Hanya helaan nafas gusar yang terdengar dari si gadis, setelah kepergian sang anak kecil tadi. Kenapa harus Ariel?. Azriel robi kurniawan, atau yang sering di panggil ariel tersebut adalah anak kecil yang paling dekat dengannya. Karna dari pertama ia melihat anak itu, ia langsung menyukai nya, lantaran mukanya yang terlihat baby face. Selain itu juga, Ariel terlihat sangat mencolok diantara anak panti lain nya. Karena wajahnya yang sangat mirip dengan orang luar. Dengan rambut yang sedikit pirang blonde. Bahkan warna bola matanya terlihat sangat indah. Biru. Warna yang sangat jarang di tempat tropis seperti ini. "Jangan terlalu egois" Sontak saja si gadis langsung tersentak kaget, gara-gara ucapan seseorang yang secara tiba-tiba saja hadir. Menoleh ke samping, dimana sudah terdapat satu orang pria yang terlihat sedikit lebih tua darinya. Si gadis membalas dengan senyuman kecut. "Hm, ya kakak benar, tapi... Kenapa harus ariel?" Mendengar hal itu mampu membuat si pria menghela nafas sejenak. Kemudian berkata. "Semua orang ingin punya keluarga, termasuk ariel, di umurnya yang segitu memang diharus mendapatkan kasih sayang untuk menumbuhkan karakter yang baik baginya" "Tapi kan ada kita kak!! Selama ini kita yang memberikan kasih sayang terhadapnya" gadis itu menyanggah tak terima. "Kasih sayang kita beda dengan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua, liza. Sebesar apa pun kasih sayang pacar, sahabat dan orang lain, maka masih besar dan berharga kasih sayang yang di berikan oleh orang tua. Aku tau kamu sangat menyangi ariel, tapi kamu gak boleh egois juga" Si gadis langsung terdiam, berusaha mencerna setiap kalimat yang terucap dari mulut pria di sampingnya ini. Ya, Dia memang tidak ingin kehilangan ariel. Tapi, ia juga tidak boleh egois. "Dan juga, kamu pasti ingin menemukan keluarga mu kan?" tanya si pria. Membuat gadis itu langsung termenung seketika, setelah mendengar kata 'keluarga'. Dia tau keluarga yang di maksud bukan keluarga nya yang di panti tapi keluarga kandungnya sendiri. Yang menurutnya tak terlalu penting untuk di ingat. "Aku gak peduli dengan keluargaku, karna mereka mungkin gak peduli juga tentang ku" gadis itu berkata acuh. Membuat Si pria hanya bisa menghela nafas gusar, selalu saja begini kalau bertanya tentang keluarga. Lantaran Masa lalu lah yang mampu membuat gadis itu membenci keluarganya sendiri. Queen vana auliza, begitulah nama gadis itu, kerap dipanggil liza oleh keluarga panti, sedangkan untuk sahabatnya ia sering dipanggil vana. Dulu ia ditemukan oleh bunda pantinya di pinggir jalan dengan kondisi mengenaskan, karna pakaian nya yang sangat lusuh serta luka pada bagian kepalanya sehingga darah mengucur dengan deras tanpa henti, dia beruntung ditemukan oleh bunda pantinya ketika sedang ada urusan di daerah tersebut. Sebelum ia kehilangan kesadaran di pangkuan bunda panti, dia sempat bergumam lirih "aku benci bunda" setelah bergumam hal itu ia langsung pingsan. Dan sejak saat itu vana tidak ingin membahas tentang keluarganya, baginya keluarganya udah mati. Jahat? Terserah ia tidak peduli dengan kata itu. walaupun sekarang ia mengidap penyakit amnesia retrodge  yaitu, jenis amnesia yang menyebabkan penderitanya tidak bisa mengingat informasi atau kejadian yang lalu. Ganguan ini cenderung mempengaruhi ingatan baru yang dibentuk, sedangkan pada ingatan yang lama seperti kenangan masa kecil, ganguannya muncul lebih lambat. Bahkan ia sama sekali tak mengingat nama nya, dan kenapa bunda panti bisa tahu namanya?, Itu karna di kalung nya terdapat tulisan queen vana auliza R. Tepat di liontinnya. Dan arti dari kepanjangan R di nama belakangnya pun ia sama sekali tak peduli. Karena baginya itu hanya nama yang tidak penting. Dan juga cukup bersyukur dengan penyakit amnesia yang di alaminya ini, karena hal ini ia jadi tak mengingat tentang masa lalu nya. Maka dari itu ia tidak pernah mau membahas keluarganya, karna kalau ia mengingat kejadian pada masa lalu, itu bisa membuat kepalanya menjadi sakit. Lagi pula dia tak mau mempersalahkan keluarganya sebelum ia mengingat sesuatu. Lagipula ia tak memusingkan tentang itu, baginya sekarang keluarganya ada di panti asuhan, yang selama 7 tahun belakangan ini, sudah merawatnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Yes Daddy?

read
797.0K
bc

My Soulmate Sweet Duda (18+)

read
1.0M
bc

Call Girl Contract

read
323.1K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
285.7K
bc

Sweet Sinner 21+

read
883.7K
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

I Love You Dad

read
282.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook