bc

You're So Done (Indonesia)

book_age18+
1.9K
FOLLOW
13.1K
READ
love-triangle
playboy
arrogant
scandal
sweet
bisexual
city
actor
like
intro-logo
Blurb

Sebagai seorang gadis biasa, Pamela Abelle tidak seharusnya mencari masalah dengan aktor Hollywood yang menjadi idaman semua wanita, Daniel Christian. Ia tidak sengaja mendengar rahasia terbesar aktor itu dan menyebabkan dirinya menjadi tawanan Daniel. Daniel menyekap Pamela di sebuah pulau pribadi miliknya . Menjadi tawanan Daniel membuat Pamela jadi sering menghabiskan waktu bersama lelaki itu. Malam-malam yang mereka habiskan bersama hingga kedekatan antara Daniel dan Pamela membuat Pamela jadi mengagumi lelaki itu.

Daniel Christian, aktor terpanas abad ini.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Jarinya meremas ponsel yang ia genggam tanpa sadar. Entah sudah berapa lama ia mengikuti acara ini. Dirinya semakin tidak sabar untuk bertemua Robert Shawn. Demi Tuhan, idolanya sudah berada begitu dekat dengannya. Pamela kini sudah berada satu ruangan dengan sutradara yang hebat itu. Hanya perlu beberapa waktu lagi dan dirinya akan bisa berinteraksi dengan Tuan Robert dan bisa memperkenalkan naskahnya. Apalagi yang lebih buat membuat Pamela bahagia jauh daripada itu? Sayangnya selain rasa senang, rasa gugup juga turur serta dirasakan Pamela. Perutnya terasa melilit. Untuk beberapa waktu dirinya sempat lupa perihal apa saja yang kata yang telah disusun di otaknya untuk diucapkan ketika berhadapan dengan Mr. Robert nanti. Rasanya begitu mendebarkan hingga memunculkan keinginan untuk pergi toilet. Setelah memperhitungkan waktu berdasarkan perkiraannya, ia masih punya cukup waktu untuk ke toilet dan bisa kembali tepat waktu. Ia dia harus siap bertemu dengan idolanya itu. Hal pertama-tama yang harus ia pastikan adalah dirinya merasa nyaman. Untuk itu, Pamela perlu pergi ke toilet untuk buang air kecil. Rasa gugup membuatnya ingin segera melakukan hal itu. Kemudian ia dirinya mulai berdiri dari duduknya dan segera keluar untuk mencari toilet. Ia benar-benar berterima kasih kepada tempat ini yang memberikan papan petunjuk menuju arah toilet. Jika tidak, pasti akan kerepotan mencari seseorang untuk ditanyakan sementara koridor disini sangatlah sepi. Rasa lega menghampiri dirinya ketika ia melihat ruangan dengan simbol toilet wanita. Benar-benar sepi sekali di daerah ini. Tentu saja, semua orang pasti akan bertahan di dalam sana dan tidak ingin melewatkan acara ini. Pamela juga termasuk salah satunya. Hanya saja kebutuhan untuk segera melakukan ini lebih mendesak dan ia tidak dapat menahannya lebih lama lagi. Toiletnya benar-benar sepi dan tidak ada orang. Baguslah, dirinya tidak perlu mengantri. Ia segera masuk, mengunci pintu dan mengangkat gaunnya. Lebih mudah melakukannya ketimbang ia memakai celana, apalagi jumpsuit. Demi Tuhan pakaian jumpsuit itu hanya membuatnya kesal jika sedang terburu-buru untuk urusan buang air. Senyum merekah di bibirnya ketik mengingat dirinya berhasil mengikuti acara gala premier ini. Pamela selalu menyukainya film apapun yang disutradarai oleh idolanya, Robert Shawan. Termasuk film berjudul ‘KNIFE’ ini. Meskipun dirinya tidak menyukai film action, ia akan tetap menonton film ini karena sutradaranya adalah Robert Shawan. Senyumnya semakin lebar saat menyadari bahwa beberapa waktu lagi ia akan bertatap muka dengan Mr. Robert. Mulai memperkenalkan diri, kemudian menunjukkan naskah yang sudah dipersiapkannya selama ini. Pamela jarang bermimpi terlalu tinggi, sungguh. Ia hanya ingin naskahnya dilihat oleh sang idola kemudian ditandatangani. Hanya sesederhana itu. Dan Pamela yakin bisa melanjutkan hidupnya dengan bersemangat jika keinginan sederhananya itu benar-benar tercapai. Sebentar lagi akan tercapai. Pamela hanya perlu keluar dari toilet setelah merasa lega, menunggu sedikit lagi dengan sabar dan keinginannya tercapai. Semudah itu. Ya, semudah itu setelah ia mencapai tahap ini. Sebelum dirinya bisa menginjakkan kaki disini, ada cukup banyak hal yang telah ia usahakan dan korbankan.. Setelah selesai dengan urusannya, Pamela hendak bersiap untuk membuka pengait kunci dan membuka pintu. Akan tetapi mendengar langkah yang terburu-buru dari luar membuatnya mengernyit dan diam sejenak. “Apa yang ingin kau bicarakan?” Itu suara laki-laki. Pamela terkejut bukan main. Ia berusaha mengingat bahwa dirinya tidak salah memasuki toilet. Ini benar-benar toilet perempuan. Pamela sangat yakin untuk urusan itu. Dia memang sedang kelewat senang tapi tidak sampai membuatnya buta sehingga tidak bisa melihat simbol toilet wanita dengan benar. Jika dirinya tidak salah, berarti laki-laki itu yang salah masuk kesini. Rasanya suara tidak asing bagi Pamela. “Aku hamil.” Bukan hanya perihal apa yang diucapkan mampu membuat Pamela terkejut. Hanya saja dirinya juga terkejut karena kali ini yang berbicara adalah seorang perempuan. Menurut pemikiran Pamela, sepertinya mereka adalah sepasang kekasih yang entah mengapa begitu bodoh justru membicarakan hal tersebut di toilet wanita seperti ini. “Apa? Gugurkan saja.” Tadinya Pamela ingin segera keluar dari tempat ini namun ucapan dari sang pria kembali membuatnya terkejut. Pamela mulai menerka-nerka siapa dua orang yang sedang berbicara itu. Suara sang pria terdengar familiar namun Pamela tidak bisa menebak dengan benar siapa dia. Pikirannya seketika buntu. “Tapi aku tidak ingin menggugurkannya.” Pamela bisa mendengar suara lirih wanita itu, seperti hendak menangis. “Apa kau gila? Karirku dan karirmu bisa hancur karena itu! Para penggemar akan kecewa. Kekasihmu juga pasti akan marah.” Tunggu, mereka berbicara tentang karir. Apa artinya mereka public figur? Semua orang memiliki karir, hanya saja mereka membicarakan mengenai penggemar. Itu sudah cukup jelas untuk menggambarkan pekerjaan mereka bukan. “Dengar. Aku memang tidak memakai pelindung waktu itu tapi kau sudah kuminta meminum pil. Kita hanya menghabiskan satu malam karena sama-sama butuh dan melakukannya dengan sadar. Kalau kau masih waras dan peduli dengan masa depanmu, gugurkan dia dan jangan pernah berhubungan denganku lagi.” Pamela menutup mulutnya untuk mencegah dirinya memekik tanpa sadar. Seharusnya keterkejutannya sejak tadi membuatnya secara reflek menutup mulut, namun ucapan pria itu kali ini lebih membuatnya terkejut. Pamela adalah perempuan dengan rasa penasaran yang amat tinggi. Itu sebabnya ia masih bertahan berdiam diri disini untuk mencuri dengar dari orang yang tidak ia ketahui siapa. “Edward pasti akan marah besar begitu tahu kita pernah main satu malam. Jadi berhentilah berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja jika kau tetap mempertahankan kandunganmu itu.” “Edward?” gumam Pamela dengan gerakan bibir tanpa suara. Tunggu! Apa yang mereka maksud adalah si tampan Edward Barker, pemain utama film yang gala premiernya sedang berlangsung saat ini. Pikiran Pamela teringat akan satu kalimat kunci yang tadi sempat diucapkan pria itu. Kekasih.. Bukan hanya Pamela, dunia juga tahu bahwa saat ini aktor Edward Barker tengah menjalin hubungan dengan model terkenal bernama Bella Jolanda. Mereka terkenal dengan sikap hangat nan romantis dan sangat mencintai satu sama lain. Lalu apa yang baru saja Pamela dengar kali ini, Bella sedang hamil anak pria yang diajaknya bicara saat ini? Wah wah.. Jika saja Pamela seorang wartawan, dirinya pasti kaya karena mengetahui berita yang berpotensi menjadi skandal menggemparkan se-Hollywood. Hanya saja dirinya adalah seorang designer dan kadang-kadang menulis naskah. Jadi peristiwa ini akan ia manfaatkan untuk menulis cerita saja. Alih-alih memberitahu wartawan, ia akan mengabadikannya dalam cerita yang ia tulis. Terima kasih untuk dua manusia itu yang memberinya inspirasi. Pamela merasa sangat penasaran siapa laki-laki yang Bella ajak bicara. Sungguh Pamela seperti mengenali suara itu, tapi siapa pemilknya? Ia mencoba untuk mencuri dengar lagi namun kini yang terdengar adalah suara dering ponsel. Terdengar sangat keras. Pamela bertanya dalam hati apa posisi dua orang itu cukup dekat dengannya sehingga suara ponsel itu terdengar sangat keras. Ponsel? Matanya membulat saat sadar bahwa dering itu adalah milik ponselnya. Ia mengambil ponselnya dan menatap layar ponsel. Alarm peringatan bahwa ia akan bertemu Robert Shawn berbuyi. Pamela menepuk keningnya merasa bodoh. Bisa-bisanya ia melupakan tujuan besarnya kemari dan justru mencuri dengar pembicaraan tidak penting. “Siapa disana?!” Tubuhnya menegang kala mendengar suara pria itu yang keras dan terkesan dekat. Sepertinya pria itu kini berdiri tepat di depan pintu toilet tempat Pamela bersembunyi.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Hot Boss (Indonesia)

read
660.6K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.5K
bc

Fake Marriage

read
8.4K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.6K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.6K
bc

OLIVIA

read
29.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook