bc

I'm fine

book_age12+
731
FOLLOW
4.6K
READ
like
intro-logo
Blurb

Aku melihatmu dari kejauhan, masih sama! Senyum tanpa beban!

Aku menyakitimu, aku membuatmu menangis dan aku meninggalkanmu tapi kau masih bisa membalasku dengan senyuman.

Aku marah, aku kecewa dan aku mengabaikan keberadaanmu tapi sekali lagi kau masih sanggup memberiku senyuman.

Ketika malam yang ku tunggu datang, semua menentangku untuk berpergian. Malam itu juga sakitmu datang tapi ego-ku menang, dalam wajah menahan kesakitan dan bibir yang memudar kepucatan hanya kau yang mendukungku.

"Jangan dengarkan siapapun! aku tidak mau merusak hari bahagiamu, aku baik-baik saja hyung" Senyummu mengembang padahal untuk pertama kalinya kau mau bicara lagi padaku, tapi semua anggota keluarga berteriak langtan untuk menentangku.

"Pergilah hyung, aku baik-baik saja" Ku pikir kau yang paling mengerti padahal hubungan kami sedang diterjang badai.

Hingga lama termagu dengan sejuta kebingungan untuk yang kesekian kalinya kau mengatakan

"Aku baik-baik saja" Hingga kuputuskan membawa langkahku pergi.

Dan aku menyesal.

chap-preview
Free preview
Part 1
"Ssssst Appa ... Kau tidak ingin kan gagal ke luar negeri" Jin menatap sang Ayah kesal sembari sesekali melirik kamar sang Adik yang pintunya masih tertutup rapat. "Tapi_____" "Jinwoon-ah ... Dengarkan putra sulungmu. Kalau si Bungsu tau, dia tidak akan melepaskanmu dan akan terus merengek minta ikut padamu. Apa kau ingin itu terjadi?" Seorang Wanita setengah baya datang bersedekap d**a. Sementara tak jauh dari mereka berbicara, Seorang Pemuda berkulit pucat hanya memandang mereka malas lalu kembali fokus pada ponsel yang ada ditangannya. "Ayo ... Aku akan mengantarmu,Jangan sia-siakan kesempatan mumpung Jimin sama Taehyung sedang berusaha mengalihkan perhatiannya" Jin kembali bersuara membuat Pria paruh baya yang sudah rapi dengan tuxedo hitamnya itu menghela nafas panjang dengan mata yang menatap tak rela kearah pintu kamar Putra bungsunya. Yoora___wanita yang menjadi istrinya itu menggeleng-gelengkan kepalanya terlampau tau isi pikiran Suaminya. "Kau pergi tidak akan lama Yeobo ... Jangan lebay!" Ujarnya sangsi. "Hmmm baiklah" Pasrah Jinwoon sedikit tidak rela lalu melangkahkan kakinya berlalu dari sana di ikuti Jin di belakangnya. Disisi lain, Pemuda bergigi kelinci itu melempar sticknya dengan bibir yang di maju kan kedepan. "Hufttt Hyung Aku bosan" Gumamnya sontak membuat dua pemuda yang sedari tadi menemaninya kelabakan seketika. "Bosan??? Jungkookie bukankah permainannya sangat menyenangkan ... Iya kan Tae?" Jimin menyikut Taehyung yang disampingnya dengan mata yang menyiratkan kode tersembunyi. "Ah iya Saeng ... Tapi sepertinya kita juga butuh cemilan______" "Tidak Hyung! Aku akan keluar saja. Sekalian meminta Appa untuk membelikan______" "Jangan!!!" Serentak keduanya membuat Jungkook menukik alisnya bingung. "Maksudnya ... Biarkan Taehyung saja yang meminta Paman Jinwoon Jungkookie hehe" Jimin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Emang kalian tau Aku ingin beli apa?" Taehyung dan Jimin saling berpandangan. "Hahaha tentu saja" Taehyung tertawa dibuat-buat. "Aku akan keluar sebentar, Sudah saeng kau tinggal duduk diam saja disini" Ujarnya lalu ngacir keluar meninggalkan Jimin yang terus mengumpatinya dalam hatinya. Sementara Jungkook menatap sepupu bantetnya memicing. "K-kenapa kau menatapku seperti itu Jungkookie" Tanyanya berusaha tak gugup. "Kalian aneh!" Gumam anak itu, Jimin hanya nyengir tak jelas. ▪ "Mama dimana, pa?" Tanya Jungkook saat mereka semua tengah berkumpul makan malam ditambah Jimin disana yang sudah pasti akan menginap. Uhukk! "Ahh Papa pergi Kook-ah" Jin menimpali setelah menyodorkan minuman pada Ibunya. "Pergi kemana? Kok Aku Gak tau?" Raut wajahnya mulai berubah karena biasanya sang Ayah selalu memberitahunya dan berakhir Ia yang ikut meski itu ke luar negeri sekalipun. "Belanda ... Kalau kau tau Dia tak mungkin bisa pergi" Semua mata telak memandang ke arah Yoongi yang terlampau Jujur. "H-hyung" cicit Jimin. Lalu pandangan mereka beralih menatap Jungkook yang sudah memerah entah karena marah atah sejenisnya. "Oh" Sontak jawaban pemuda bergigi kelinci itu membuat mereka yang ada disana terbelalak seketika. °°°°°°°°°°° Pagi. Siang. Sore. Malam. Kembali lagi ke Pagi dan begitu seterusnya. pagi ini Di kediaman keluarga Jeon yang aman, damai, tentram dan sejahtera. Sosok Pemuda tersenyum lebar mendapati seorang Wanita tengah menikmati udara segar berdiri memunggunginya. Grep! "Bunga yang cantik untuk Wanita yang paling Cantik" Yoora terkekeh tersipu sembari mengambil setangkai bunga yang disodorkan oleh orang yang memeluknya dari belakang. Namun acara mari tersipunya terpaksa harus berlangsung beberapa detik karena menyadari bunga tersebut sangat Familiar untuknya. "Sayang kau dapat bunga dari mana?" Tanyanya menatap telak sang Anak yang tersenyum semangat. "Tentu saja di tempat biasa" Jawaban yang kelewat santai tidak lupa dengan senyuman lebarnya. Yoora menimang sejenak. Putranya itu hampir setiap hari memberikannya bunga yang berbeda-beda dan berakhir harus dihukumnya karena ... Tunggu dulu. Di tempat biasa? Itu berarti bocah tengil itu kembali memetik Bunga yang sudah dirawatnya dengan sepenuh hati .... "JUNGKOOKIE!!!!!!" ▪ "oh ... Adikku yang malang" Taehyung memasang wajah sok sedihnya pada sang Adik yang masuk ke ruangan itu dengan wajah masam. Saat ini keempat Putra Jeon tengah berkumpul di ruang tengah Mansion mewahnya. Dengan Putra kedua yang tertidur malas dan Si sulung serta Putra ketiga yang tadinya asik bermain Game diponselnya. "Dasar bodoh! Kau pasti ketahuan mencuri bunga lagi kan!" Jin menggelengkan kepalanya dramatis ... "Dan berakhir dihukum menyirami tanaman diseluruh halaman Mansion ... Ah aku mengerti perasaanmu saeng" Yoongi mendengus malas,Kakak dan Adik-adiknya tidak ada yang Waras.Pikirnya. "Dia mencuri bunga susah payah dan memberikannya pada pemiliknya ... Jungkook! hentikan semua kegilaanmu itu" Hardik Yoongi membuat yang paling muda mendengus. "Aku kan hanya ingin membuat Mama bahagia______" "Kesal malah iya!" sahut Taehyung tak habis pikir. "Sudahlah Hyung. Sebaiknya kau bersiap ... Temani Aku kerumah Jimin Hyung Ayo!" Belum sempat menjawab ... Taehyung hanya pasrah ditarik keluar. °°°°°°°°°°°° "Bibi Jihyun ... Keponakanmu yang paling Tampan datang!!!!" Saat sampai dipekarang Rumah besar sepupunya. Kedua pemuda itu tanpa tau malu langsung masuk kerumah tanpa permisi, tanpa sopan santun karena terlampau sudah biasa. "Yohoooo!!! Apa ada orang!!" Taehyung ikut berteriak. "Jiminie pabo!!!!" "Bantet Hyung!" Tak! "Jangan memanggilnya seperti itu bodoh! nanti kita bisa diusir" Peringat Taehyung pada Adiknya. "Hoby Hyung!!!" Mereka sudah mencari sekeliling. Bahkan para maid ikut tak terlihat ... Kemana semua orang? Lalu pandangan Jungkook teralih pada seseorang yang sedang asik membaca buku di kamar terakhir yang belum diperiksanya. "Yakkk Namjoon Hyung ... Kenapa Kau diam saja! Kau tidak kasian Aku dan Taetae Hyung sedari tadi terus berteriak memanggil semua orang eoh" Pemuda dengan lesung pipit itu mengangkat kepala lalu mengedikkan bahunya acuh. "Aku tak mendengar namaku dipanggil " Jawabnya dengan wajah tanpa dosanya membuat Jungkook mendelik tak suka. ▪ Saat ini mereka sudah berada di ruang keluarga milik satu-satunya saudara dari Ayah mereka. Jeon Jihyun____Wanita hebat yang telah melahirkan ketiga sepupunya. Park Namjoon Park Hoseok dan Park Jimin. Karena Berhubung Bibinya itu menikah dengan Park Sejeon. Pria hebat ... Sekertaris sekaligus tangan Kanan Ayah mereka___Jeon Jinwoon. Kembali pada keadaan mereka sekarang. Jungkook dan Taehyung tak peduli celotehan Sepupunya karena perhatian mereka terpusat pada beberapa cemilan yang tersaji dihadapannya. "Yakkk kalian berdua, Kalau cuma mau numpang makan. Pulang saja sana!!!" Usir Namjoon membuat keduanya spontan berjengit kaget. "Teganya" Taehyung menyahut masih dengan tangan yang asik mencopoti potongan roti dihadapannya. "Lagian___________" "Jungkook! Taehyung!" Suara melengking dari samping membuat mereka berdua menoleh. "Hello bibi" Sapanya nyengir dengan dua gigi kelinci menyembul lucu ... "Aaaaaaaaaaaa keponakan Kesayangan Bibi" Wanita itu membuang belanjaannya berakhir berlari untuk memeluk kedua anak dari adik kesayangannya. ▪ "Ayooo sayang ... Makan yang banyak!! Tumben-tumbenan kalian mau kesini, Biasanya Jimin sama Hoby yang main kesana" Wanita itu dengan semangat berbicara. Taehyung tersenyum jenaka saat perutnya terasa sudah tak bisa menampung makanan lagi, melirik sang Adik yang keadaannya sama seperti dirinya lalu merangkulnya. "Padahal kita diusir loh bi tadi sama Namjoon Hyung" Ujarnya. Namjoon terkejut apalagi saat mata ibunya meliriknya garang. "Untung bibi cepat pulang!" Jungkook menambahkan dengan raut menyebalkan miliknya. "Eh itu ... Eomma jangan percaya_____" "Beraninya kau_________"Namjoon menatap takut Ibunya. ▪ "Makasih ya bi ... Kami janji akan sering-sering datang kesini" Jungkook tersenyum lebar membuat bibinya sontak langsung mencubit pipinya gemas. "Bibi pegang loh ya, Janji kalian" Jawabnya tersenyum lembut. "Oh ya ... Salam bi sama Jimin nanti kalau Dia pulang" Taehyung angkat bicara. "Sama Hoby Hyung juga ya bi..." "Iya sayang ... Kalian hati-hati ya, Tae jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya sayang okay" Wanita itu tersenyum lembut. "Siap bi ... Da~ sampai Jumpa" ▪ "Hyung!" "Heum" "Aish Hyung!" Kesal anak itu dengan sesekali matanya melirik sebuah mobil dibelakang mobilnya. "Iya Jungkookie ..." Taehyung melirik sekilas namun matanya kembali fokus menyetir. "Perasaan tadi Mobil sedan yang berwarna silver terus mengikuti kita Hyung!" Jungkook berseru yakin. "Iyakah?" Taehyung memelankan mobilnya lalu melihat dengan jelas melalui kaca spionnya kemudian Dia mengangkat sudut bibirnya menyeringai. "Kau siap?" Jungkook ikut tersenyum sinis. "Gaspol Hyung!!!!!!" ▪ "Kekiri Hyung!" "Yakk ke kanan Hyung" "Taehyung Hyung lebih cepat" "Hyung awassss ada tikungan!" "Awww" "Berisik!!! Kau pikir Aku sedang memarkir mobil apa" Jungkook mengelus keningnya yang disentil sang Kakak. "Yang penting kan kita berhasil Hyung" Belanya. Disisi lain sosok bertudung Hitam memukul setirnya penuh amarah. "b******k!!! Dua bocah s****n itu berhasil lolos dariku" Bibir yang merah menyala karena lipstik itu terus mengumpat. "Awassss Kalian" Dinginnya tajam. ▪ "Kami pulang !!! " Dua maknae Jeon familly itu memasuki Kediamannya dengan penuh semangat. Sembari merangkul Adiknya hangat Taehyung tak henti-hentinya tersenyum lebar. "Yohooooo ... Eomma~ Dua putramu yang paling tampan pulang ! " Mereka berdua terus cekikikan tak Jelas. "Jin Hyung!! Yoongi Hyung!!"Jungkook ikut berteriak. Prang! Sebuah panci hampir saja mengenai salah satu dari mereka yang hendak menaiki tangga. "Berisik!" Yoongi berdiri diatas dengan pandangan malas lalu berlalu begitu saja. "Apa Dia menyimpan sebuah panci dikamarnya?" Jungkook bergumam. Sembari mengelus dadanya pelan Taehyung menggeleng tak tau. ▪ Sesaat setelah makan malam selesai. Jungkook memasuki kamarnya dengan kantuk yang kentara sekali terlihat diwajahnya. Dia hendak memejamkan matanya sebelum sebuah bayangan hitam dibalkon kamarnya membuatnya terbelalak. "Siapa?" Dia bertanya pelan sembari berjalan mendekat. Tak! Dia memejamkan matanya erat.Keringat dingin mulai terlihat saat bunyi disekitaran Jendela kamarnya terdengar. "Hyung Jangan bercanda" Dengan langkah yang semakin mendekat kearah jendela Dia berteriak tak terima. Entah kemana rasa kantuknya. Tepat saat ia membuka Jendela.Dia menelisik sekitar namun tak menemukan apapun. Kecuali sebuah kotak berukuran sedang. Dengan segera ia membukanya lalu menahan nafas. "Eomma!!!" Teriaknya histeris lalu menutup wajahnya. Darah dari seekor burung yang mati dalam kotak itu berceceran. Sebuah surat dengan tinta berdarah terlihat jelas. "Berniat menikmati detik-detik terakhirmu kelinci kecil?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

Turun Ranjang

read
578.8K
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.1K
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
307.9K
bc

HYPER!

read
556.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook