bc

The Giant And The Gorgeous

book_age0+
130
FOLLOW
1.5K
READ
forbidden
family
fated
opposites attract
goodgirl
drama
twisted
sweet
musclebear
virgin
like
intro-logo
Blurb

Helen yang cantik jelita bak boneka, dijodohkan dengan anak rekan bisnis ayahnya. Tapi apa jadinya jika Helen malah jatuh cinta pada seorang biker berbadan besar tapi berhati lembut, yang mempunyai asal-usul yang penuh misteri?

chap-preview
Free preview
Malam Itu....
Helen mendesah kesal. Ia kesal pada ayahnya yang mati-matian menjodohkan dirinya dengan si playboy kaya raya pewaris Olympian Foods di mana ayahnya duduk sebagai salah satu dewan direksi. Ayahnya selalu begitu. Mencoba mengatur semua kehidupan anak-anaknya. Dua kakaknya menerima dengan pasrah perjodohan mereka dengan putri-putri pengusaha ternama. Kadang hal itu berhasil baik, seperti pada Tyro, kakak pertamanya. Perkawinannya tampak adem ayem dan bahagia. Tapi Balder , kakak keduanya terjebak dalam kekacauan. Istrinya tidak begitu peduli padanya, bahkan terdengar selentingan kabar, wanita glamor itu pergi diam-diam dengan berbagai lelaki. Dan Balder tak mau kalah. Ia juga menyimpan koleksi sederet perempuan yang jelas terpampang di muka umum. Ketika orangtua berulah, anak yang jadi korban. Eira, anak mereka yang belum genap lima tahun menjadi pemurung dan pendiam. Ia menjadi lebih dekat dan ceria pada Helen daripada kedua orangtua kandungnya. Helen sering membawa keponakannya itu berkeliling mengikuti fashion show di dalam dan luar negeri. Melihat kondisi si kecil yang malang itu, Helen jadi sangat khawatir. Khawatir akan masa depan keponakannya dan juga masa depannya. Ia paham maksud baik ayahnya. Titan Thanatos seperti ayah-ayah lainnya, sangat ingin anak-anaknya hidup terjamin secara finansial. Ia sangat paham itu. Tapi jika pada akhirnya ia juga jadi salah satu korban ambisi ayahnya, ia tidak bisa terima sepenuhnya. Gadis mana yang tidak tergiur pada ketampanan dan harta Jason Radyanta. Gadis bodoh saja yang begitu. Dan Helen lama-lama merasa jadi salah satu gadis bodoh itu. Pada awalnya ia tidak keberatan dijodohkan pada laki-laki itu. Dan Jason sendiri, entah bagaimana usaha ayahnya sampai si playboy kelas atas yang angkuh itu mau menerima pertunangan mereka. Tunangan.... Hhhh... Helen mengeluh dalam hati. Tunangan model apa kalau laki-laki itu masih saja rajin tebar pesona pada wanita-wanita cantik yang menggodanya ? Helen tak ingin kisah kakaknya Balder terulang padanya. Tapi sebagian besar itu karena tidak Helen tidak merasakan chemistry kuat di antara mereka. Hanya perasaan suka dan tertarik biasa. Laki-laki kaya tampan tertarik pada gadis cantik kelas atas yang fashionable. Hanya itu. Bukan jenis jatuh cinta yang membuat hatinya dipenuhi perasaan hangat dan membuatnya tersenyum selebar mungkin hanya dengan membayangkan seseorang itu. Cincin bertahtakan berlian di jarinya mengingatkannya untuk kembali konsentrasi mengemudi. Oh, tidak. Aku terlalu banyak melamun sampai tidak memperhatikan arah perjalanan, kata Helen dalam hati. Ia berusaha keras mengenali tempat-tempat di pinggir jalan yang dilaluinya, tapi usahanya nihil. Ia semakin panik ketika jalanan yang dilaluinya mulai rusak dengan lubang berbatu tajam di sana-sini. Sial. Di mana aku ? Lampu-lampu jalan tidak semua menyala bahkan beberapa terlihat pecah. Gedung-gedung yang tampak sepi dan muram, dengan cat dan lumut yang saling menguasai, bermunculan di kanan dan kiri jalan. Helen baru akan membuka GPS di ponselnya ketika mobilnya melindas sesuatu yang mengakibatkan salah satu ban mobilnya meletus. Helen semakin tegang. Ia menghentikan seketika mobilnya. Ia memutuskan keluar setelah celingukan dan tidak melihat seorangpun di sekitarnya. "Oh, sial ! Dobel sial !" Teriaknya marah. Lalu ia menahan suara dengan segera, takut seseorang mendengarnya. Udara malam yang dingin menerpa kulit mulusnya. Ia menggigil karena rok sifon lembut di atas lutut itu tak mampu menahan terpaan angin yang berhembus. "Jangan panik, Helen. Jangan panik. Ponsel. Ya ponsel. Panggil mobil derek segera !" Helen bicara sendiri seperti orang sinting. "Lokasi, Helen. Lokasi. Aahh, ini tempat apaaa ???" Suara deru beberapa sepeda motor besar terdengar semakin dekat. Helen bingung memutuskan antara tetap berdiri di luar mobil atau duduk di dalam dan menutup erat-erat semua pintu dan jendela mobil sampai ia bisa menghubungi salah satu jasa mobil derek. Terlambat. Sorot lampu motor-motor besar itu telah mencapai tempatnya berdiri. Lima laki-laki yang sebagian bertubuh besar berhenti tak jauh dari mobilnya. Wajah Helen pucat pasi. Ia tidak nyaman berada di antara orang asing tanpa kawalan bodyguard. Ia menyesal pamit sebentar ke butiknya tanpa kawalan. Ia menyesal telah melamun sepanjang jalan. "Pecah ban, Nona Cantik ?" sapa salah seorang yang berambut gondrong dengan hidung besar. Helen tidak suka tatapan laki-laki itu dan tiga orang temannya yang mendekat. Ia melirik sekilas dan mendapati satu orang anggota geng memarkir motornya agak jauh dan hanya mengawasi dari jauh. "I...i..iya....Ta... Tapi kalian bisa eh pergi. Saya eh sudah panggil... emm... mobil derek...." "Mobil derek, ya?" ujar salah seorang lagi dengan nada mengejek. "Tidak ada layanan mobil derek dalam radius dekat sini." Helen merinding. Tatapan keempat laki-laki itu semakin intens menjelajahi tubuh mungilnya. "Hmm, kami bisa bantu, tapi...." laki-laki dengan bekas codet panjang di pipi meringis jahat. Ia mencoba mengelus pipi halus Helen yang segera ditepis oleh gadis itu. Mereka terkekeh seolah mendapat mainan lucu. "Wow. Boneka cantik yang siap menggigit." "Bagaimana ? Kami bantu tapi sebagai imbalannya.... kau hmm, ikut kami sebentar... yaah, bersenang-senang sedikit...." Ketakutan Helen berubah menjadi amarah. "Tidak. Terima kasih. Silakan lanjutkan perjalan. Saya tunggu mobil derek saja." Wajah Helen yang memerah karena kesal malah membuat keempat orang itu gemas. Dua orang memepetnya ke mobil. "Kurang ajar ! Sudah kubilang pergilah !" Tawa mereka semakin berderai. "Heh, sudahlah. Kita lanjut night touring. Tinggalkan wanita itu !" Suara berat laki laki yang sedari tadi duduk menjauh terdengar memerintah. "Tapi, Bos Heph. Gadis secantik ini sayang dilewatkan. Kita jarang menemui yang seperti ini," protes salah seorang dari mereka. Helen menatap si pemilik suara berat tak berkedip. Cahaya remang jalanan memperlihatkan sosok tinggi besarnya yang melebihi empat orang lainnya. Helen jadi teringat Jason Momoa sang Aquaman. Laki-laki yang dipanggil 'Bos' itu memakai jaket denim tanpa lengan yang memamerkan bisep dan trisep kokohnya yang dihiasi tato berbagai motif. Pandangan sekilas laki-laki itu pada Helen langsung membuat wajahnya menguarkan panas dan mengirimkan rona merah ke wajahnya. Astaga, jerit Helen dalam hati. Semoga ia tidak melihat kondisi wajahku yang berubah mendadak. Aku malu, tapi orang asing raksasa ini sangat tampan ! "Kita cabut !" geram si raksasa marah. "Tapi Bos...." "Maaf, Bos. Kali ini kami melawan perintahmu. Kami mau si cantik ini !" tantang salah seorang dari mereka yang rupanya sudah sangat bernafsu melihat kemolekan Helen. "Pergi !" "Tidak bisa !" Dua orang itu langsung mengeroyok si raksasa tampan. Tapi dengan mudah ia menangkis terjangan keduanya dan mendorong jatuh dua orang lainnya yang sudah siap membantu dengan tandukan bantengnya. Satu orang kembali berusaha melayangkan pukulan. Helen menjerit kaget. Hephestus menangkap tangan si penyerang dengan enteng. Bukan sembarangan ia dipanggil Bos kalau menghadapi hal mudah semacam ini membuatnya kesulitan. "Kalian cari saja wanita lain. Tinggalkan dia di sini." Si codet memandang si raksasa yang nampaknya dianggap pimpinan oleh mereka. Tiba-tiba wajah marahnya berubah. "Heh. Dasar Bos Heph busuk. Dia mau perempuan ini untuk dirinya sendiri." Aura permusuhan antar teman yang muncul segera mereda. Mereka menyeringai jail. "Sinyal radar Bos Heph akhirnya berbunyi kembali, hoii !" Mereka tertawa terkekeh sementara Hephestus hanya menatap dingin semuanya. Keringat dingin menetes di pelipis Helen. Ini sama saja keluar dari mulut bau para kudanil menuju cakar beruang, batin Helen ngeri. Ia menatap punggung kekar si Bos yang memandangi ban mobilnya yang kempes dan tak peduli dengan ocehan teman-temannya. "Cabut, hoi. Tinggalkan Bos Heph dengan nona cantik ini !" Keempat orang itu berlalu dengan tawa membahana, meninggalkan Helen yang diam terpaku antara ketakutan dan terpesona. ===============  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Because Alana ( 21+)

read
360.3K
bc

LAUT DALAM 21+

read
289.1K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

HOT NIGHT

read
605.3K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
307.8K
bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
285.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook