bc

Time Slip : The Strongest Princess

book_age12+
18
FOLLOW
1K
READ
reincarnation/transmigration
time-travel
tomboy
comedy
like
intro-logo
Blurb

'Apakah ini akhir dari hidupku? Tuhan, jika kau memberiku kesempatan sekali lagi untuk hidup, aku berjanji akan melindungi orang-orang yang pantas untukku lindungi.'

chap-preview
Free preview
Prolog
Lalisa Manoban atau biasa dipanggil Lisa adalah perempuan berusia 25 tahun yang bergabung dalam sebuah agen rahasia. Ia merupakan ketua ditimnya. Ia mati tertembak saat sedang melakukan misi untuk menangkap para teroris yang meneror sebuah gedung mall terkenal di Seoul. Ia tewas saat menolong anak kecil yang hendak tertembak oleh salah satu teroris itu. Ia tertembak tepat dijantungnya. Ia memberikan senyuman hangat kepada anak kecil didekapannya yang tengah menangis dan melihatnya. . . . "Enghh" terdengar suara erangan lemah didalam kamar kecil dengan ukiran kuno dibeberapa tempat. Terlihat sesosok gadis yang tengah berbaring ditempat tidur kecil perlahan menggerakan kelopak matanya agar terbuka. "Lisa!" ucap seorang gadis yang dari tadi  tengah menjaga perapian supaya tetap hangat. Perlahan mendekat ke sosok gadis yang dipanggilnya Lisa. "Kau bisa mendengarku? Bukalah matamu perlahan agar tidak menyakitimu," tambahnya lembut seraya menggenggam tangan Lisa. Perlahan Lisa membuka kelopak matanya. Sesekali ia akan mengerjap menyesuaikan dengan pencahayaan ruangan tersebut. Ia memandang langit-langit dengan mengernyitkan dahinya ketika melihat ukiran-ukiran yang terdapat disana. "Kau sadar," ucap gadis yang sedari tadi memperhatikan Lisa. Matanya berkaca-kaca tetapi terlihat ia sangat senang melihat Lisa tersadar. "Ini dimana?" tanya Lisa bingung. "Apa maksudmu 'ini dimana'?' Tentu saja ini dikamar kita berdua," ucap gadis itu dengan suara halusnya. "Kau siapa?" kata itu langsung meluncur dari bibir cerry Lisa. Ia memandang polos gadis disampingnya. "Aku Jennie. Kakakmu. A-apa kau tidak mengingatku?" ucap gadis yang mengaku bernama Jennie itu. Terdengar suaranya yang bergetar juga matanya yang berkaca-kaca siap meluncurkan cairan bening yang tergenang di pelupuk  matanya yang menandakan bahwa ia bersedih akan kondisi Lisa yang tidak mengenalnya. Lisa hanya terdiam sambil memandang sosok Jennie. Jennie mempunyai perawakan yang cantik dengan kulit putih serta bibir cerry yang tipis. Suaranya juga sangat halus. Lisa pun kembali memandang sosok Jennie yang kini tengah meneteskan air matanya. Dengan refleks tanganya terangkat menghapus air mata yang mengalir dipipi putih Jennie. "Jangan menangis," lirihnya. "Maaf aku tak bermaksud tidak mengingatmu,aku-" ucapannya terhenti kala ia mengingat sesuatu. Ia ingat, sebelum sadar ia tengah berada ditaman yang indah juga terdapat jembatan cantik yang terbentang entah menghubungkan kemana. Ia juga ingat akan sosok gadis cantik dengan perawakan yang sama dengannya. Flashback... 'Aku dimana?' Ucap Lisa. 'Ini taman terindah yang pernah aku temui' tambahnya. Lisa berkeliling mencari tau tempat yang sedang dipijaknya. Ia terus memutari taman, tetapi tidak menemukan ujung taman. Hingga akhirnya kilasan akan tragedi di gedung mall memenuhi pikirannya. 'Apakah ini surga? Apa aku sudah mati?' Lisa hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan sambil tersenyum miris. Ia pun mendongkakan kepalanya ke atas melihat bentangan langit dengan warna biru yang cantik. 'Apakah aku harus melewati jembatan itu? Aku sangat penasaran tempat apa yang ada diseberang jembatan? Apakah tempat itu lebih indah dibanding taman ini?' pikirnya seraya melangkahkan kaki jenjangnya mendekati jembatan itu. Saat kakinya akan menapak di kayu jembatan, seseorang menghentikannya dengan berteriak memanggil namanya. "Jangan Lisa!" "Eh?!" Lisa pun menghentikan pergerakan kakinya seraya menengokkan kepalanya ke belakang. Disana terlihat seorang gadis cantik dengan perawakan sama sepertinya tengah berdiri tak jauh darinya. Gadis itu mengenakan dress putih selutut dengan rambut hitam legam yang tergerai indah. 'Kenapa perawakannya sama sepertiku? Apa aku punya seorang kembaran?' pikirnya seraya mengernyitkan dahi. "Aku bukan kembaranmu Lisa," ucap gadis itu seraya tersenyum lembut. Suaranya begitu halus. Sangat terdengar merdu. "Mungkin kau bisa menyebutnya sebagai reinkarnasi. Kau reinkarnasiku Lisa." tambahnya. "A-apa?!" ucap Lisa sambil melongo. Lisa mengerjapkan matanya serta menatap polos gadis itu. "Kau pasti bingung ya? Kau memang reinkarnasiku Lisa. Kita adalah satu walaupun kita berbeda waktu. Ah, sebelumnya perkenalkan, namaku Lisa Kim. Aku putri kedua dari Kerajaan Gyeo. Aku mempunyai kakak perempuan yang bernama Jennie Kim. Dia adalah putri pertama. Kami putri dari Raja San Dool Kim dan juga Permaisuri Go Jira." Kenal gadis yang ternyata seorang putri bernama sama dengannya. "Ta-tapi i-itu tidak mungkin" lirih Lisa. Sang putri pun melangkahkan kakinya ke arah Lisa. Setelah sang putri berada dihadapan Lisa, ia pun meraih tangan Lisa yang kemudian mengajaknya duduk dikursi taman yang ada ditengah taman itu. "Akan aku ceritakan. Sebelumnya, maaf jika aku harus melibatkanmu dari masa depan. Aku tidak tau harus bagaimana lagi Lisa." ucapnya sambil menitikan air mata. Lisa hanya diam memperhatikan Putri Lisa. "Aku dan kakakku dulunya sangat disayangi oleh seluruh penghuni istana. Kami selalu diutamakan. Ayahanda Raja juga sangat memperhatikan kami. Tetapi.. saat Ibunda meninggal, dan Selir Kang menjadi Ratu. Kami mulai diasingkan, bahkan Raja juga tak memperdulikan kami. Kakak sering sakit-sakitan. A-aku sangat takut kala itu hiks hiks. Semuanya seperti mimpi. Semua berubah terlalu cepat. Sampai akhirnya, aku tak sengaja mendengar bahwa Selir Kang-lah yang telah meracuni Ibunda hingga meninggal. Ia juga meracuni kakak dengan perlahan agar tubuhnya melemah. Pangeran Yi Han yang notabennya anak Selir Kang diangkat menjadi Putera Mahkota. Aku dan kakak diasingkan di Pavilion Teratai Merah, yang mana pavilion itu digunakan untuk menghukum anggota kerajaan yang bersalah. Kami hidup bertiga dengan Bibi Yun yang mengasuh kami sejak kecil. Dan saat itu aku berjanji akan melindungi kakak serta Bibi Yun. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Fisikku sedari bayi memang lemah. Hingga aku hanya bisa diam tanpa melakukan apapun. Dan puncaknya, seminggu yang lalu aku terkena demam tinggi dan seharusnya aku sudah meninggal. Tapi, karena ada keraguan dalam hatiku, aku masih tinggal ditaman ini. Aku meminta pada Yang Maha Kuasa agar bisa menolongku. Hingga akhirnya aku tau, kaulah yang bisa menolongku Lisa. Aku mohon padamu untuk menolongku. Aku-" "Apa yang bisa aku bantu putri?" potong Lisa. "Aku ingin kau menggantikanku. Aku ingin kau menjaga kakakku dan juga Bibi Yun. Kau tau, seharusnya saat pertama kali kau ke tempat ini, kau sudah harus diseberang jembatan itu karena kau sudah meninggal. Tapi aku menahanmu. Kau bisa kembali hidup, tapi dalam tubuhku dan tentunya kembali ke masa lalu. Apa permintaanku terlalu besar?" ucap Putri Lisa dengan pandangan kosong ke arah jembatan. "Tolonglah Lisa, Lalisa," suara lembut mengintrupsi keduanya. Kedua Lisa itu menengokan pandangan ke arah jembatan. Terlihat disana wanita paruh baya yang masih cantik. Dress putih semata kaki yang melekat ditubuhnya. Serta mahkota dari rangkaian bunga yang berada diatas kepalanya semakin mempercantik wanita itu. "I-ibunda kau kah itu?" ucap Putri Lisa bergetar seraya berdiri dari duduknya. Matanya kembali berkaca-kaca melihat senyuman yang sangat ia rindukan. Wanita itu melangkah perlahan ke arah keduanya. Ia terus memberikan senyuman ke arah mereka. Sorot mata yang hangat menghangatkan hati keduanya terlebih Lalisa yang tidak tahu menahu orangtuanya. "Kau mau menolongnya, nak? Aku percaya kau mampu melindungi orang-orang disekitarmu. Terbukti, kau memilih mengorbankan nyawamu untuk menolong orang lain. Aku bangga ternyata reinkarnasi putriku adalah sosok sepertimu, nak. Kalian adalah satu. Dan aku juga ibumu. Kau maukan menjaga kakakmu, hm?" ujar Ratu Jira seraya mengusap pelan kepala Lalisa. Mata Lalisa berkaca-kaca mendapat perlakuan dari sosok wanita dewasa itu. Sedangkan Putri Lisa tersenyum melihat perlakuan sang Ibunda terhadap reinkarnasinya. "I-ibu," lirih Lisa dengan butiran kristal bening perlahan turun dikedua matanya. "Ya. Aku ibumu. Kau juga putriku, Lalisa" ucap Ratu Jira sambil membawa Lalisa kedalam dekapan hangatnya. Lalisa menangis tersedu didalam dekapan sang Ratu. Ia sangat ingin dipeluk seperti ini oleh ibunya. Ia sangat menginginkan sosok ibu dikehidupannya. Pelukan Lalisa mengerat. Wajahnya ia tenggelamkan dicekuk leher sang Ratu. Sang Ratu melihat Putri Lisa seraya membuka sebelah tangan isyarat agar sang putri ikut masuk kedalam dekapannya. Putri Lisa pun menghampiri sang ibu sambil tersenyum. Ia memeluk sang ibu dan juga Lalisa yang masih sesenggukan dalam dekapan ibunya. "Jangan menangis," ucap Putri Lisa sembari mengelus bahu Lisa yang bergetar. Setelah beberapa menit puas menangis, Lalisa pun merenggangkan pelukannya dan menghapus air matanya. Ia tersenyum ke arah Ratu Jira dan juga Putri Lisa. Ia meminta maaf karena membasahi pakaian sang Ratu. Sang Ratu hanya tertawa kecil melihat tingkahnya. "Aku akan melakukannya Yang Mulia," ucap Lisa pelan. "Panggil aku ibu, Lalisa! Kau juga anakku." perintah Sang Ratu. "Ya benar itu," ucap Putri Lisa sambil terkekeh kecil. "Baiklah, ibu." ucap Lisa sambil tersenyum. "Ah sepertinya kau harus segera pergi Lalisa. Lihatlah, pintu itu sudah muncul. Masuklah ke pintu itu dan kau akan segera bangun nantinya," ucap sang Putri. "Lalu kalian?" tanya Lisa. "Kami harus pergi ke tempat yang seharusnya, Sayang," ucap Ratu Jira seraya mengelus puncak kepala Lalisa. "Kami akan mengunjungimu dalam mimpi. Aku berjanji." ucap sang Putri sambil memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Lisa pun mengangguk meng'iya'kan. Ia memeluk bergantian Ratu Jira dan juga Putri Lisa. Setelah itu berpamitan dan berjalan pelan ke arah pintu yng bercahaya putih itu. Sebelum benar-benar masuk, ia kembali menengok ke arah Ratu Jira dan Putri Lisa. Mereka tersenyum kearahnya sambil bergandengan tangan. Sang Putri melambaikan tangannya ceria ke arah Lisa. Lisa ikut melambaikan tangannya. Dan cahaya terangpun menyambutnya sehingga ia menutup matanya menggunakan tangan. Flashback End... "...sa! Hei Lisa!" "Eh...ya?" ucap Lisa linglung. "Kau kenapa, hm? Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Jennie memandang Lisa khawatir. "Aku baik-baik saja kak. Maaf tadi saat bangun kepalaku terasa pusing sehingga tidak mengenalimu. Maaf jika aku membuatmu khawatir," ucap Lisa merasa bersalah. "Tak apa. Aku senang kau baik-baik saja, Lisa," ucap Jennie menitikan air matanya. Ia pun menarik Lisa kedalam pelukannya. "Jangan seperti ini hiks. Jangan membuatku khawatir hiks dengan dirimu yang tak mau bangun dalam waktu seminggu ini hiks hiks," tambahnya. "Aku janji kak" ucap Lisa seraya membalas pelukan Jennie. 'Aku akan menjagamu mulai sekarang. Tak akan aku biarkan mereka menyakitimu. Ibu, Lisa, aku berjanji pada kalian untuk menjaga kak Jennie dan juga bibi Yun. Beristirahatlah yang tenang kalian disana. Jangan khawatirkan apapun lagi. Karena aku, Lalisa Manoban berjanji membalaskan semua kesakitan yang kalian terima dari orang-orang. Darah dibalas dengan darah. Aku berjanji!' . . Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Over Protective Doctor

read
474.0K
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.4K
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook