When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lee Jun Min tampak mengobrol serius dengan wajah palsunya. Ia tertawa dan tersenyum, tapi hatinya hampa. Pembicaraan itu sama sekali tak masuk di otaknya, walau begitu ia tetap berusaha konek dengan topik pembicaraan mereka yang sangat berisik di telinganya. Mata lelaki itu masih saja sibuk melirik ke sana dan kemari di setiap kesempatan yang ada dengan cara alami tanpa mengundang kecurigaan siapa pun. “Wuah! Pangeran kelas kita! Lee. Jun. Min.” Uma mendekat dan muji pria berkacamata itu. Lee Jun Min kini seolah tercerahkan oleh sebuah cahaya dari langit. “Kau?” Lee Jun Min pura-pura bodoh dengan perasaan deg-degan yang ditahannya. Amalia Rasyid selalu bersama Mutmainnah Alexander! Besar kemungkinan Lia hadir di acara ini bersama sahabatnya itu, tapi kenapa ia hanya sendiri? Apa me