When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Wanita penjaga toko itu tersenyum cerah, mata terlihat berbinar. "Kebetulan sekali! Masih ada satu, mba! Tunggu, ya! Saya ambil dulu!" Lia berjalan menyeret kaki menuju konter kasir mengikuti sang penjaga toko, hatinya menolak untuk membeli gantungan kunci baru. Toh, tadi ia hanya iseng berkata begitu pada gantungan kunci pemberian Zaflan. Namun, ia tak punya pilihan lain saat ini. Kadang-kadang, mengalah pada keadaan adalah jalan terbaik agar terhindar dari drama yang tak perlu. Beberapa saat kemudian, penjaga toko itu menyerahkan 2 gantungan kunci berbentuk boneka beruang dengan tema pernikahan. Ukurannya lebih besar dari miliknya, kira-kira setinggi 15 cm. "Eng... saya cuma butuh satu, mba! Sudah ada satu soalnya. Yang kayak gini, ada?" ia menunjukkan tasnya yang terpasang gantung