Prolog

1683 Words
Dear diary, Hari ini uang gw sudah cukup dan mungkin lusa gue bakalan berangkat. Mungkin dengan gue berjalan jalan akan membuat mood kembali ke awal seperti semula. Japan i'm coming! 2019 Monica. Klappp ... suara cover buku diary dengan cover berwarna jingga serta berenda shabbychic tertutup. "Buku diary yang selama ini gw ajak untuk berbagi gw taruh di tas, yah mungkin hanya dengan ini diary gue bisa menjadi saksi hidup gw." Monica menutup resleting tasnya dengan senyum yang menyeringai. Sebut saja namanya Monica. Seorang mahasiswi jurusan management di salah satu Universitas Swasta terkemuka di Jakarta. Semua orang memanggilnya dengan nama Monic atau panggilan kecilnya Momo. Hari ini Monica menjalani aktifitas seperti biasa, menjalani hari-harinya sebagai mahasiswi dengan IPK selalu diatas 4 koma, angin berhembus membuat suasana semakin berdesir dengan Monica melihat sebuah cincin yang melingkar dijarinya, "Hufttt," desah pendeknya datar melihat jam tangan serta melihat jalanan Kampus yang dipenuhi lalu lalang mahasiswa dan mahasiswi disekitaran Kampus, angin yang berhembus menemani gadis cantik yang kini berdiri di sebuah Halte dan menyapu rambut kuncir kuda milik Monica. Pagi ini Monica dijemput Mang Kardi tukang ojek langganannya untuk berangkat ke Kampus, Mang Kardi yang gantengnya seperti Brad Pitt KW1. Jadwal kuliah pagi ini adalah mata kuliah manajemen yang terkenal akan dosen killer bernama Pak Bobi. "Neng, Maap-maap ... ya neng abang telat neng. Biasa neng abis makan di warteg sebelah, Hehehe lagian makannya 3 piring pakai jengkol,enak bener dahhhh," Mang Kardi berteriak dengan menunjukkan jari jempolnya yang berekspresi bahagia dan gaya medoknya yang khas. "Pantas aja Mang Kardi lama, buruan mang! Momo sudah telat nih, eh Mang Kardi kalo neng Monic ke Jepang mang Kardi nitip oleh-oleh apa?" Monica naik di jok belakang motor matic kesayangan Mang Kardi saat ini. "Ha ... ha," tertawa mang Kardi yang khas sambil menyetir motor kesayangannya menuju Universitas Monica kuliah, "Mimpi siang bolong ni yeeee ... Ke Jepang? Jepang apaan si ah? mimpi aja si neng," celoteh Mang Kardi karena tidak percaya akan apa yang dibicarakan Monica. "Yeh serius mang! namanya juga mau jalan-jalan biasalah bosan lihat-lihat festival di sini terus kalo kesana kan enak mang, ada kenang-kenangan," jawab Monica pendek dengan berteriak di telinga Mang Kardi yang memakai helm. "Dih-idih neng serius mau ke Jepun? Ehhhhhh ... ya oloh bocor maksudnya ke Jepang. Di sana ada kue sus engga neng?" timpal balik Mang Kardi membuat Monica tertawa. "Sushi kali mang. kalo ke sushi mah ke sushi tei sama Neng Monic juga bisa mang," Jawab Monica dengan cepat sambil tertawa akan bercandaan mang Kardi. Ckiiiitttt ... suara rem motor didepan kampus. Motor matic yang dibawa oleh Mang Kardi pun berhenti didepan Universitas Manajemen jurusan Monica. "Neng sudah sampai kampus nih! udah sana pergi ntar di marahin dosen. Neng ... ai lap yuuuu haha by the way terimakasih ya. Kembaliannya kaya biasa ya neng ya buat Mang Kardi hehehehe ...," teriak Mang Kardi sambil masukin uang yang Monica kasih dengan gaya bicara merengek manja dan centilnya dalam merajuk uang. "Hahaha," Monica pun tertawa melihat celoteh Mang Kardi, "Ambil saja. yaudah Neng Monic masuk kelas ya mang dan enggak usah jemput neng ya mang nanti sore, Neng Monic mau cari buku di Gramedia." "Oke siap neng." Monica berlari menuju gedung jurusannya kini, kedua matanya melihat ke arah jam tangan miliknya, "Mampus gue telat." Monica berdiri didepan kelas miliknya dan menelan ludah, bersiap untuk terkena marah oleh dosen killer Pak Bobi yang terkenal galak dan angkuh. Monica memasuki kelas miliknya saat ini dengan menelan air liur serta ekspresi tercengang. Keringatnya dingin dengan tangan gemetar. Ia lupa bahwa ia tidak belajar manajemen yang Pak Bobi ajarkan hari ini. "Jadi management bisnis itu apa? ya kamu! Siapa nama kamu? kenapa kamu terlambat?" Pak Bobi menunjuk ke arah tubuh Monica yang saat ini baru memasuki kelas dan telat datang dari materi pembelajaran pak Bobi, seketika pak Bobi langsung memberikan beberapa pertanyaan untuknya. Monica menelan ludah, 'Ah... Mampus gue! di marahin sama pak bobi. mana semua orang diem semua lagi ...,' lirih batin Monica merengek. Monica menjawab asal celetuk dihadapan teman-teman sekelasnya yang menyaksikan dirinya menerima beberapa pertanyaan oleh Pak Bobi, "Itu pak manajemen bisnis itu suatu program dimana berlaku untuk berbisnis." "Contohnya apa?" Tanya kembali pak Bobi terhadap Monica. 'mampus gue! mana gue engga belajar materi Pak Bobi' lirih kembali Monica kini membatin. "Kamu engga kerjain tugas ya ,Monica?" Pak Bobi kembali bertanya di hadapan para mahasiswa dan mahasiswi kelas management 2A. "Eh belum selesai pak ...," Celetuk Monica sepintas menjawab dengan polos. "Hahahahahah ... hahahahahhaa," riuh suara tertawa seisi kelas management 2A membuat wajah Monica malu. "Kamu Monica duduk didepan. Besok-besok jangan telat!" ujar pak Bobi kembali menatap buku ajarannya dan kini bersiap mengajar kembali. Monica mengangguk dan duduk di kursi serta meja yang masih kosong di hadapan pak Bobi. "Buka buku halaman 15 no 8," suara Pak Bobi kencang menggema seisi kelas. "Eh.. shut...shut .. mo lo kenapa telat?" Bisik Yolan bertanya kepada Monica serta tempat duduk yang berada tepat dibelakang kursi Monica. "Biasa mang Kardi...," Jawab Monica berbisik balik ke arah Yolanda. "Ohhhhh... Mo.. ntar jadi kan kita ke toko bukunya?" ajakan Yolan ke Monica dengan berbisik kembali. "Jadilah...," Jawab Monica dengan mulai menulis di kertas catatan miliknya dan membuka buku materi arahan pak Bobi. "Monica! Yolanda! Kalian kok malah mengobrol! cepat tulis yang ada di papan ini!" teriak pak Bobi dengan menghujamkan tongkat kecil miliknya ke arah papan white board kelas. "Aduh, iya-iya pak..." wajah Monica tertunduk malu dan melanjutkan menulis tulisan catatan yang berada di white board. Begitupun dengan Yolanda yang langsung mengerjakan soal-soal pemberian pak Bobi dan mencatat catatan pak Bobi di papan white board. "lo sih Lan..," celetuk Monica meringis. Tiga jam berlalu dengan mata pelajaran yang telah selesai. Drrrtttttt...... Suara getar handphone milik Monica bergetar. "Baiklah anak-anak besok kita bertemu lagi" Pak Bobi mengucapkan salam pamit untuk mengakhiri sesi kelasnya pagi ini dihadapan anak-anak kelas management 2A. Kedua mata Monica melihat ke arah sebuah handphone Apple yang saat ini ada di tas miliknya, "Aduh apaan sih ini hp gue bergetar melulu?Engga jelas!" Monica mematikan hanphone miliknya. Terlihat wanita cantik dengan rambut bergelombang dengan tatanan rambut cantik serta tubuh seksi berjalan ke arah Monica yang sedang duduk membaca buku. "Mo, lo dicari Reza tuh! katanya telponin lo gitu pake ponsel baru enggak tau deh mau ngomong apa? enggak jelas tuh cowok mau nembak lo lagi apa ya jangan-jangan! Cieeeeee Momo," Teriak Yolanda dengan menyindir Monica yang sedang asik membaca buku novel kesukaannya bergenre romance. Monica pun menimpali dengan serius, "Apaan sih Lan! Gue masih pengen menyendiri kali lagian gue semenjak engga sama Pras gue jadi mati hati." Kali ini Yolanda benar-benar menyindir Monica, "Ah masaaaaahhhhhh? hahaha mati hati apa mati rasa haha?" Ketawa Yolanda meledek Monica dengan humor menggelitik baginya yang membuat seisi kelas melirik ke arahnya. "Ah apaan sih Land? eh btw lo ajak Reza aja ke kantin sama gue yuk dan eh Kikan mana? kita ke kantin aja kasian tuh cowok bawain gue makanan terus. kali-kali gue traktir lagian mukanya juga lumayan," Pinta Monica ke Yolanda dihadapan anak-anak kelas. "Hati-hati lo mo ntar bergetar hati lo tau rasa haha Kikaaaaaaannnnnnnnn ke kantin yuk ...," Yolanda memanggil Kikan dengan panggilan menggoda dan mengajak Kikan ke kantin yang sedari tadi makan permen lollipop kesukaan miliknya, milkypop. Kini Yolanda dan Kikan berjalan ke arah kantin dan Monica sibuk membereskan barang-barang diatas meja buat menyusul anak anak ke kantin, "Eh Za lo mau ngobrol kan sama Momo mending di kantin aja bareng kita-kita dan ini gift apalagi sih? nih ya gue kasih tau, si Momo sukanya pink sama putih. Lo ngapain kasih hadiah warna biru kaya gini? Kotak hadiah warna biru, bunga warna biru, lo ga romantis banget sih ja. Udahlah Ja, Mending nyerah aja percuma! si Momo lepas dari si Pras udah mati rasa katanya haha ...," Tertawa Yolanda menggoda Reza yang sudah lama menyukai Momo yang kini berjalan dibelakang dirinya dan Kikan. "Haha ...," Kikan tertawa geli atas ledekan Yolanda didepan Reza. Kikan mengajak Reza untuk mengikuti dirinya dan Yolanda ke kantin, "gabung sama kita aja Za." Yolanda kembali meledek, "Iya! udah biarin aja si Momo tinggalin ajantar dia nyusul kita kita ke kantin. Anak itu kasian juga ya, semenjak diputusin sama si Pras ga jadi tunangan. eh si Pras malah nikah sama cewek lain. janjinya sama Momo malah nikahnya sama orang lain udah gitu si Pras ga tau diri lagi pake chat-chat si Momo. haha gue rasa itu laki udah stressss hahaa," Yolanda balik tertawa meledek dengan membawa dompet GSL branded kesukaannya. "Ma..masa sih?" suara Reza bertanya keheranan dibelakang Yolanda dan Kikan sambil memegang beberapa gift dan papperbag untuk Monica. Yolanda memilih salah satu meja yang dekat dengan taman kantin dan menarik salah satu kursi untuk diduduki. "Yah ni anak. Udah deh lo Za! mending lo diem aja, lo main game aja makanya lo kasih kasih gift beginian nih za enggak usah deh Za. si Momo masih mati rasa semenjak sama Pras. Percuma! Bu pesan es lemon tea nya satu jangan pakai es batu banyak," Yolanda berteriak ke ibu Desi pemilik warung kantin kesukaannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD