Prolog

113 Words
"b**o banget sih! Terus aja gue nggak  bisa move on dari si kadal! Dia udah nembak cewe lain Nay!" ucap Naya pada dirinya sendiri dengan nada kesal. "Memangnya dia siapa? Berani bikin gue  nggak bisa move on gini!" tambahnya menguatkan diri. Cewek itu menatap langit dari jendela dan merasakan desiran angin malam, yang terasa semakin dingin, menembus pori-pori kulitnya. Naya menghela napas berat, sesaat setelah menguburkan harapannya. Ia kemudian melihat jam dinding di kamar berwarna cream pastel  miliknya yang kini menunjukan pukul 23.17. Lantas cewek itu melirik layar ponsel, memasang alarm secara berkala dengan rentang waktu lima menit. "Selamat tidur, Annaya Revandini. Cepet move on ya!"  Naya tersenyum di akhir kalimat yang ia ucapkan.          
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD