When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Kami berdua yang sama-sama memendam rasa selama bertahun-tahun, ternyata disatukan oleh sebuah kejadian konyol. Saya yang tak tahu kalau Amalia Rasyid juga memendam rasa yang sama, dan saya yang telah menunggu begitu lama sampai rela menyandang status gay, akhirnya diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya. Itulah kenapa tadi pagi sikap saya sangat keterlaluan dan bersikap seolah-olah menuduh dan menjebak Lia sebagai wanita p e n g g o d a. Ucapan saya sebelumnya yang mengatakan Amalia Rasyid adalah wanita p e n g g o d a sebenarnya itu adalah kebohongan pribadi saya semata. Itu adalah keegoisan saya yang sedang berbicara. Saya hanya tak ingin kehilangan wanita ini lagi” Lee Jun Min memeluk erat Lia, kali ini dengan kedua tangannya pada bahu sang wanita, menghirup udara cepat k