When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Jadi, kau ingin membantuku atau tidak?” tanya Lee Jun Min seraya menaruh remahan kasar biskuit ke atas piring cangkir tehnya, pembawaannya menjadi dingin dan serius. “Kau! Hei! Lee Jun Min! Kau yang selama ini menegurku untuk berhenti mempermainkan perempuan, kenapa malah sekarang jadi sebaliknya begini?” “Aku tidak mempermainkan perempuan. Ini hanyalah bisnis semata. Untung-rugi itu sudah biasa,” Jun Min menyandarkan punggungnya, berkata dengan hati-hati. “Tapi, tetap saja! Apa sebenarnya yang kau ingin lakukan Lee Jun Min?” Arya mengencangkan rahangnya, tatapannya menjadi waspada. Jun Min tersenyum kecil. “Sederhana. Dia hanya perlu menjadi istriku selama rentang waktu tertentu.” “Apa? Kawin kontrak?! Kau gila! Itu haram dalam agama kita! Apa yang kau pikirkan?” kedua mata Arya me