When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Di dalam restauran Jepang bertema Ryokan, Lia duduk dengan tidak nyaman di atas sebuah bantal persegi dengan posisi bersimpuh ala-ala orang Jepang yang sangat sopan dan terhormat. Pak Rido duduk tepat di depannya, dan dua buah meja lesehan besar yang menjadi pembatas mereka berdua. Laki-laki tua itu tampak sedang sangat gembira, ia melempar senyum yang begitu ramah pada beberapa pelayan berpakaian tradisional Jepang yang membawakan banyak sekali jenis makanan. Mereka sangat anggun dan begitu sopan mengatur makanan di atas meja. “Pak, apa ini tidak kebanyakan?” tanya Lia sungkan, matanya menatap jejeran makanan yang perlahan diletakkan secara teratur di atas meja. “Tentu saja tidak. Laki-laki itu kuat makan, Lia! Kamu kalau jadi istri nanti harus paham betul hal ini supaya suamimu baha