When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Tumben hari ini kau di rumah? Biasanya hari Minggu begini seharian ngebolang entah ke mana dengan pacar psikopatmu itu,” sindir Arya pada Katty saat sarapan di meja dapur tengah yang terbuat dari marmer putih bermotif indah. Lelaki itu mendengus geli seraya menggigit roti berlapis selai kacangnya. Ia masih memakai piyama tidurnya dengan rambut acak-acakan, mata setengah mengantuk. Katty membanting keras hingga terdengar bunyi debam sebuah kotak plastik besar ke atas meja hingga membuat Arya sadar sepenuhnya. Penampilan perempuan ini, tidak seperti kakaknya yang masih asal-asalan, ia terlihat sangat segar dan energik berbalut kaos merah muda pucat lengan panjang dan celana jeans biru tua di atas lutut. Rambut merahnya digerai indah, menampilkan gelombang menawan dari rambutnya yang halu