Alana

1006 Words
Alana berada di kantin sekolah dengan Sely sahabat baiknya, selayaknya anak sma pada umumnya tapi ada yang berbeda Alana pendiam tak terlalu banyak bicara. Alana bukan gadis populer dia hanya gadis kuper dan kutu buku. Alana siswi yang berprestasi di sekolahnya dan bisa masuk di sma favorite karena kepintarannya. "Hai my Lana," panggil Rey sahabat Alana dari kecil. "Ada apa?" Jawab Alana tanpa memperdulikan Ray. "Seperti biasa kamu tau, kan?" "Selalu saja seperti ini Ray," ujar Alana sambil memberikan buku Rey yang sudah dia bawa dari kemarin. "Terima kasih my Lana, kamu memang yang terbaik," ujar Rey lalu pergi dari hadapan Alana dengan santai. "Yaa ampun Lana, kamu ini kok mau aja sih dimanfaatkan si laki laki kardus itu." Sely kesal dengan kelakuan Rey. "Biasalah dia udah dari dulu begitu kelakuannya tapi sebenarnya dia pintar loh cuma yaa begitulah jadi pemalas begitu." "Si kardus itu memang licik! dia memanfaatkan perasaanmu tuh, ga mungkin dia ga tau kalau kamu suka sama dia." "Yaa sudahlah Sel, dia juga ga pernah suka sama aku dari dulu aku cuma bertepuk sebelah tangan." "Iya lah Lan buat apa juga kamu berharap sama laki laki kardus kayak dia masih banyak kumbang kumbang yang bertebaran didunia ini." "Entahlah Sel, aku tuh merasa aneh sama Rey. Dia itu aneh kalo ada yang dekatin aku pasti dia marah." "Sarap kali ya si Rey." Rey termasuk siswa populer dan play boy. Banyak gadis disana berharap bisa dekat dengan dirinya dan sering melihat Alana dengan sinis. Rey dan Alana teman sepermainan karena rumah mereka bersebelahan dan itu yang menjadikan mereka dekat. Rey sering memanfaatkan pertemanan mereka dari kecil untuk mengerjakan tugas tugas sekolah. ***************** Alana pulang kerumah dengan malas, dia merasa bagaikan di neraka bila di rumah. Alana langsung mengganti pakaiannya lalu bergegas menuju tempat kerjanya. "Non. makan siang dulu," kata bi Wati asisten rumah tangga di rumah Alana. "Nanti saja bi aku hampir terlambat ke tempat kerja," teriak Alana lalu langsung naik ke ojek langganannya. Keluarga Alana bukan keluarga yang serba kekurangan malah termaksud keluarga berada dan terpandang tapi mama selalu membeda bedakan antara dia dan Sabrina. Sabrina kakak Alana seorang model, Sabrina selalu mendapatkan semua hal terbaik oleh mamanya berbanding kebalik pada Alana. Mamanya selalu membanding bandingkannya dengan Sabrina hanya papa nya saja yang memperlakukan mereka sama. Alana berkerja part time sepulang sekolah di toko roti keluarga Rey, mama Rey sangat baik dan perhatian pada Alana. Waktu sudah menunjukan jam 9 dan Alana juga 2 karyawan lain sedang bersiap siap untuk menutup tokonya tapi ada seorang pria masuk ingin membeli roti. Saat pria itu masuk 2 karyawan teman Alana menatap pria itu dengan takjub. Pria yang tinggi dan tampan tapi itu tak berlaku pada Alana, dia hanya menatap sekilas pria itu tanpa memperdulikan kehadiran pria itu disana. Setelah selesai semuanya Alana akan pulang tapi Rey datang menjemput Alana. "My lana, ayo naik ke motor," ajak Rey. "Ga usah Rey, aku naik ojek aja," tolak Alana. "Udah jangan cerewet, buruan naik udah malam nih." Rey melemparkan helm nya ke arah Alana. Rey walau di sekolah cuek tapi diluar sekolah sangat berbeda sikapnya. Alana tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti Rey. Akhirnya dia pun naik di motor sport salah satu merk terkenal milik Rey. Sepenjang perjalanan pulang ke rumah Alana menikmati angin malam. Semiliri angin yang membuatnya menjadi merasa lebih tenang. "Jangan tidur malam malam my Lana." "Rey, kenapa sih kamu selalu memanggilku my Lana terus. Risih tau ga, sih," ujar Alana dengan cemberut. "Lah dari dulu kan aku udah panggil kamu seperti itu. Kamu dulu kan jagoan banget tuh sering bantuin aku saat dibully, kalau dulu aku manggil kamu my hero, kalau sekarang mana mungkin aku panggil kamu seperti itu jadilah manggil kamu my Lana." "Panggilanmu itu membuat orang salah paham sama hubungan kita Rey, apa lagi fans fansmu yang super heboh itu bikin sakit telingaku." "Tutup telinga, tutup mata, atas semua omongan orang lain. Bagiku kamu hanya my Lana bukan yang lain dan kamu dulu itu hebat banget loh bisa memukuli orang orang pernah membully aku. Kamu memang wanita yang gagah perkasa," kata Rey lalu tertawa. Alana ikutan tertawa mengingat kenangan masa kecil mereka. Rey dulu berbadan kecil, cengeng dan penakut dan Alana selalu membantu Rey. Alana yang tomboy, ceria dan lebih tinggi dari pada Rey. Tapi sekarang Alana berubah menjadi pendiam dan tak percaya diri. Semenjak kematian nenek nya gadis itu merasakan sakitnya di sia-sia kan oleh keluarganya sendiri. Dia dari kecil tinggal bersama neneknya dan orang tua nya bersama Sabrina tinggal di singapore. Saat umurnya 10 tahun baru papa, mama dan Sabrina kembali ke Jakarta. "Baru pulang Nak?" tanya Adrian papa Alana dengan lembut. "Iya pa," jawab Alana dengan sopan. "Asyik yaa pacaran terus sama si Rey," sahut Rika, mama Alana dengan ketus. "Maaf ma, aku tidak berpacaran dengan Rey. Aku kan kerja part time di toko roti tente Yuli mamanya Rey," ujar Alana memberi penjelasan. "Halaaah alasan terus dasar anak ga tau diri." "Ma sudah cukup!" kata Adrian. "Kamu yaa pa, selalu saja membela anak itu, jadi besar kepala kan dia, si Alana itu harus dikasih pelajaran supaya tidak salah bergaul. Liat Sabrina walau dia model tapi tak pernah pacaran seperti Alana dan pergaulannya pun dengan orang orang kelas atas bukan seperti Alana. Jangan sampe deh si Alana hamil duluan karena sibuk pacaran nanti bikin malu keluarga aja," ujar Rika dengan marah. Adrian memilih diam tak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Rika, dia terlalu lelah dan malas untuk beradu pendapat dengan istrinya. Alana hanya diam saja, dia sudah terbiasa dihina dan diperlakukan seperti ini oleh Rika mamanya sendiri. Alana memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya sendiri, dia menangis di kamarnya. Setelah puas menangis Alana memutuskan untuk tidur, dia tak mau memikirkan apapun lagi sekarang dia hanya ingin tidur. Dia hanya tinggal menghitung hari, setelah dia lulus SMA, dia akan minta kuliah diluar kota agar tidak lagi menghadapi mamanya yang sering merendahkannya dan kakaknya Sabrina yang sering menghina dia. Dia sangat lelah menghadapi kehidupannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD