When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sejak adiknya sibuk untuk latihan basket mulai Sabtu kemarin, Lia menjadi tenaga tambahan di warung ibunya. Perempuan itu baru saja membereskan meja pembeli untuk kesekian kalinya. Suasana warung di sore hari tidak begitu ramai, hanya ada sepasang pembeli yang sedang makan di meja paling sudut. Lia memakai atasan turtleneck hijau sebatas siku dan rok model duyung dengan motif plaid, sangat modis untuk ukuran seseorang yang bekerja di warung, bisa dikatakan lebih mirip gaya untuk ke mall. Tapi, itu lebih baik daripada ibunya ngomel panjang lebar soal pakaian yang wajib dikenakannya agar terhindari dari siksa api neraka! Setidaknya pakaian sehari-harinya selalu sopan dan tidak seksi, kadang kala malah kedodoran melekat di tubuhnya. “Lia, apa tidak apa-apa kau membantu kami? Kenapa ti