When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ya. Bunuh saja aku. Siapa tahu dengan kamu membunuhku, maka aku akan kembali ke duniaku." Beno tak mau kalah dengan gertakan gadis berambut merah itu. Ia lalu menarik pedang yang dipegang oleh Kareen dan mengarahkan ke lehernya sendiri. Kareen terkejut. Ia tak menyangka Beno akan senekat ini. Gadis berambut merah itu lalu menatap Revano dan Duyuta. Ia menunggu perintah untuk mengeksekusi atau melakukan hal lainnya pada Beno. "Kau tak akan pernah bisa kembali ke duniamu, jika mati di sini." Duyuta angkat bicara sambil menatap lurus ke arah Beno. Tampaknya nenek tua itu juga sama terkejutnya dengan Kareen, karena kenekatan Beno untuk menggorok lehernya sendiri. Berbeda dengan Revano. Walaupun ia tak kalah terkejut, lelaki itu tampak berpikir sejenak. Ia sempat memandang Duyuta sebelum