When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Apa memang iya, dirinya yang setengah mati diet beberapa tahun lalu hanya pelampiasan Zaflan saja? Apa laki-laki itu diam-diam adalah seorang player wanita? Pura-pura mendekatinya seperti misi sebuah game, dan ketika telah sukses dan merasa puas, ia bisa mencari yang lain? Apa segala ketulusan dan perlakuan romantisnya selama ini hanyalah delusi yang bermain di pikirannya? Hati Lia berpilin dan terasa rumit. Ia menyeka air matanya dengan punggung tangan. Tahu begini, mungkin sebaiknya ia menyatakan perasaannya pada teman sekelasnya yang dulu disukainya, mana ditahu dia akan ditolak atau tidak, kan? Jika ditolak pun, ia tak akan merasakan sakit yang parah seperti sekarang karena telah memiliki pengalaman pahit sebelumnya. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian! Pepatah yan