When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah video alumni telah selesai diputar, Jun Min memilih sebuah video lain. Kali ini adalah video mentah yang belum diedit sama sekali, isinya berantakan dan berisik, namun video ini mampu membuat lelaki itu tersenyum dan tertawa sendirian di dalam mansion yang luas itu. Konten video itu didominasi oleh Amalia Rasyid, entah diambil secara sengaja maupun secara sembunyi-sembunyi dari berbagai macam acara dan kegiatan yang berbeda-beda. Jun Min menyandarkan punggungnya ke sofa, kedua bahunya memelas jatuh. “Amalia Rasyid... kenapa kau tak pernah sadar sama sekali dengan perhatianku...? Kenapa kau selalu menunjukkan kebencian hanya padaku seorang..? Aku salah apa sebenarnya padamu...?” bisiknya lirih dan pelan, di hatinya kini terasa sedikit masam dan dingin, setitik kesedihan muncul t